Majelis Pengawas Wilayah Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

2 Memberitahukan kepada MPW adanya dugaan unsur pidana yang ditemukan oleh Majelis Pemerikasa Daerah atas laporan yang disampaikan Kepada Majelis Pengawas Daerah; 3 Mencatat izin cuti yang diberikan dalam sertifikat cuti; 4 Menandatangani dan memberi paraf Buku Daftar Akta dan buku khusus yang dipergunakan untuk mengesahkan tanda tangan surat di bawah tangan dan untuk membukukan surat di bawah tangan; 5 Menerima dan menatausahakan Berita Acara Penyerahan Protokol; 6 Menyampaikan kepada MPW; a. Laporan berkala setiap 6 enam bulan sekali atau pada bulan Juli dan Januari; b. Laporan insidentil setiap 15 lima belas hari setelah pemberian izin cuti.

2. Majelis Pengawas Wilayah

Kewenangan MPW di samping diatur dalam UUJN, juga diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor M.39-PW.07.10 Tahun 2004. Dalam Pasal 73 ayat 1 UUJN diatur mengenai wewenang MPD yang berkaitan dengan : b. Menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan mengambil keputusan atas laporan masyarakat yang disampaikan melalui MPW; Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009 c. Memanggil Notaris terlapor untuk dilakukan pemeriksaan atas laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a; d. Memberikan izin cuti lebih dari 6 enam bulan sampai 1 satu tahun; e. Memeriksa dan memutus atas keputusan MPD yang memberikan sanksi berupa teguran lisan atau tertulis; f. Mengusulkan pemberian sanksi terhadap Notaris kepada MPP berupa : 1 Pemberhentian sementara 3 tiga bulan sampai dengan 6 enam bulan, atau 2 Pemberhentian dengan tidak hormat. g. Membuat berita acara atas setiap keputusan penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf e dan huruf f. Menurut Pasal 73 ayat 2 UUJN, Keputusan MPW sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf e bersifat final, dan terhadap setiap keputusan penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf e dan huruf f dibuatkan berita acara Pasal 73 Ayat 3 UUJN. Wewenang MPW menurut Pasal 26 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004, berkaitan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh MPW, yaitu : 1. Majelis Pemeriksa Wilayah memeriksa dan memutus hasil pemeriksaan Majelis Pemeriksa Daerah; Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009 2. Majelis Pemeriksa Wilayah mulai melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemeriksaaan MPD dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari kalender sejak berkas diterima; 3. Majelis Pemeriksa Wilayah berwenang memanggil Pelapor dan Terlapor untuk didengar keterangannya; 4. Putusan diucapkan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari kalender sejak berkas diterima. Dalam angka 2 butir 1 Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor M.39-PW.07.10 Tahun 2004, mengenai Tugas Majelis Pengawas menegaskan bahwa MPW berwenang untuk menjatuhkan sanksi yang tersebut dalam Pasal 73, 85 UUJN, dan Pasal 26 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004, kemudian angka 2 butir 2 Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor M.39-PW.07.10 Tahun 2004 mengatur pula mengenai kewenangan MPW, yaitu : 1. Mengusulkan kepada Majelis Pengawas Pusat pemberian sanksi pemberhentian dengan hormat; 2. Memeriksa dan memutus keberatan 51 atas putusan penolakan cuti oleh Majelis Pengawas Daerah; 3. Mencatat izin cuti yang diberikan dalam sertifikat cuti; 51 Keberatan adalah banding sebagaimana disebut dalam Pasal 31 ayat 3 dan Pasal 71 huruf f UUJN. Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009 4. Melaporkan kepada instansi yang berwenang adanya dugaan unsur pidana yang diberitahukan oleh Majelis Pengawas Daerah. Atas laporan tersebut, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Majelis Pengawas Wilayah hasilnya disampaikan kepada Majelis Pengawas Pusat; 5.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 14

PENDAHULUAN Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 15

DAFTAR PUSTAKA Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 4

PELAKSANAAN PENGAWASAN NOTARIS OLEH MAJELIS PENGAWAS DAERAH (MPD) BERDASARKAN Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 3 39

PERANAN MAJELIS PENGAWAS TERHADAP PROFESI NOTARIS DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2OO4 TENTANG JABATAN NOTARIS.

0 1 9

ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS.

0 1 109

FUNGSI DAN KEDUDUKAN MAJELIS PENGAWAS DAERAH NOTARIS SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS NOMOR 30 TAHUN 2004.

0 1 12

ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 102

Pengawasan Terhadap Notaris oleh Majelis Pengawas Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 88

ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

1 6 58