Majelis Pengawas di luar pengawasan tugas pelaksanaan tugas jabatan Notaris, dengan batasan :
1. melakukan perbuatan tercela yang bertentangan dengan norma agama, norma
kesusilaan dan norma adat. 2.
melakukan perbuatan yang merendahkan kehormatan dan martabat jabatan Notaris
102
, misalnya berjudi, mabuk, menyalahgunakan narkoba, dan berzina. Setiap Notaris yang tidak membuat laporan bulanan kepada Majelis Pengawas
Wilayah Sumatera Utara, maka MPW Notaris Sumatera Utara menyurati Notaris yang bersangkutan agar segera melaporkan reportorium, legalisasi, warmeerking
yang merupakan wujud pengawasan preventif.
103
2. Pemeriksaan Notaris
Pasal 70 huruf b UUJN dan Pasal 16 ayat 1 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004,
menentukan bahwa MPD berwenang melakukan pemeriksaan terhadap Protokol Notaris secara berkala 1 satu kali dalam 1 satu tahun atau setiap waktu yang
102
G.H.S. Lumban Tobing op.cit., hlm. 310 memberikan beberapa contoh perbuatan yang bertentangan dengan keluhuran dan martabat jabatan Notaris: 1. mengadakan persaingan yang tidak
jujur di antara sesama Notaris oneerlijke concurentie; 2. mengadakan kerjasama dengan cara yang tidak diperkenankan dengan orang-orang perantara misalnya dengan memberikan kepada perantara
sebagian dari honorarium yang diterimanya; 3. menetapkan honorarium yang lebih rendah dari yang berlaku umum di kalangan para Notaris setempat, dengan maksud untuk menarik kepadanya klien-
klien dari Notaris lain atau untuk memperluas jumlah klien, dengan merugikan yang lain. Contoh lainnya seperti : 1. memberikan penilaian atau menyatakan salah atas akta yang dibuat Notaris lain di
hadapan para kliennya; 2. menahan berkas milik kliennya, karena tidak jadi batal membuat akta kepadanya.
103
Hasil Wawancara dengan Ibu Juraini Sulaiman, Sekretaris MPW Notaris Wilayah Sumut pada tanggal 15 April 2009.
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
dianggap perlu. Majelis atau Tim Pemeriksa dengan tugas seperti ini hanya ada pada MPD saja, yang merupakan tugas pemeriksaan rutin atau setiap waktu yang
diperlukan, dan langsung dilakukan di kantor Notaris yang bersangkutan. Tim Pemeriksa ini sifatnya insidentil untuk pemeriksaan tahunan atau sewaktu-waktu
saja, dibentuk oleh Majelis Pengawas daerah jika diperlukan.
104
Pemeriksaan yang dilakukan Tim Pemeriksa meliputi pemeriksaan
105
: 1.
Kantor Notaris alamat dan kondisi fisik kantor; 2.
Surat pengangkatan sebagai Notaris; 3.
Berita Acara sumpah jabatan Notaris; 4.
Surat keterangan izin cuti Notaris; 5.
Sertifikat cuti Notaris; 6.
Protokol Notaris yang terdiri dari : 1
Minuta akta; 2
Buku daftar akta atau reportorium;
104
Kewenangan MPD untuk memeriksa Notaris secara berkala tahunan atau setiap waktu yang dianggap perlu oleh MPD dengan datang langsung kepada kantor Notaris yang bersangkutan atau
pemeriksaan langsung dilakukan di kantor Notaris yang bersangkutan. Kewenangan MPD seperti ini tidak sesuai dengan makna kata Majelis. Kata Majelis yang berasal dari bahasa Arab, yaitu Majelis,
berarti tempat duduk baik bersila ataupun di kursi atau merupakan suatu lembaga atau sekelompok orang yang merupakan satu kesatuan yang memiliki tujuan bersama, Ensiklopedi Hukum Islam, Ichtiar
Baru van Hoeve, Jilid 3, Jakarta, 2003, hlm. 1055 dan 1058. Berdasarkan pengertian tersebut, jika MPD masih ingin disebut sebagai suatu Majelis Pengawas sesuai dengan arti kata Majelis, maka dalam
menjalankan tugasnya, MPD tidak perlu berpindah dan bergerak mengunjungi langsung kantor Notaris untuk melakukan pemeriksaan, tapi harus berada di suatu tempat. Dalam menjalankan tugasnya
seharusnya MPD berada di suatu tempat kantor yang ditentukan MPD sendiri dan memanggil Notaris yang akan diperiksa untuk datang pada waktu yang telah ditentukan agar membawa protokol Notaris 1
satu tahun terakhir untuk dilakukan pemeriksaan.
105
Bab IV Tugas Tim Pemeriksa Keputusan Menteri.
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
3 Buku khusus untuk mendaftarkan surat di bawah tangan yang disahkan
tandatangannya dan surat di bawah tangan yang dibukukan; 4
Buku daftar nama penghadap atau klapper dari daftar akta dan daftar surat di bawah tangan yang disahkan;
5 Buku daftar protes;
6 Buku daftar wasiat;
7 Buku daftar lain yang harus disimpan oleh Notaris berdasarkan ketentuan
perundang-undangan. 7.
Keadaan arsip; 8.
Keadaan penyimpanan akta penjilidan dan keamanannya; 9.
Laporan bulanan pengiriman salinan yang dipindahkan dari daftar akta, daftar surat di bawah tangan yang disahkan, dan daftar surat di bawah tangan yang
dibukukan; 10.
Uji petik terhadap akta; 11. Penyerahan protokol berumur 25 tahun atau lebih;
12. Jumlah pegawai yang terdiri atas : 1
sarjana; dan 2
non sarjana. 13.
Sarana komputer, antara lain : 1
komputer; 2
meja;
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
3 lemari;
4 kursi tamu;
5 mesin ketik;
6 filling kabinet;
7 pesawat teleponfaksimiliinternet.
14. Penilaian pemeriksaan, dan
15. Waktu dan tanggal pemeriksaan.
Di Sumatera Utara sendiri, berdasarkan hasil penelitian di lapangan dimana jumlah Notaris yang pernah dipanggil pihak Kepolisian untuk diperiksa sesuai
dengan data yang diperoleh dari Majelis Pengawas Notaris Wilayah Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Notaris Yang Dipanggil Pihak Kepolisian di Sumatera Utara Tahun 2006- 2008
Tahun Perdata Pidana Jumlah
2006 21 45
66 2007 11
31 42
2008 11 9
20 Sumber : Majelis Pengawas Wilayah MPW Notaris Sumatera Utara Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan HAM Tahun 2009. Pada tahun 2006 pihak Kepolisian memanggil 66 Notaris untuk diperiksa
yaitu 21 Notaris pada Kasus Perdata dan 45 Notaris pada Kasus Pidana, pada tahun 2007 pihak Kepolisian memanggil 42 Notaris untuk diperiksa yaitu 11 pada Kasus
Perdata dan 31 Notaris pada Kasus Pidana serta pada tahun 2008 pihak Kepolisian
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
memanggil 20 Notaris untuk diperiksa yaitu 11 pada Kasus Perdata dan 9 Notaris pada Kasus Pidana. Permasalahan yang paling banyak terjadi hingga menyebabkan
diperiksanya Notaris pada Tahun 2006-2008 adalah masalah penerbitan Akta Jual Beli Tanah.
Untuk mengetahui laporan bulanan Notaris dari beberapa wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang telah diperiksa oleh Majelis Pengawas Wilayah dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Laporan Bulanan Notaris Wilayah Sumatera Utara Tahun 2008 Wilayah Kerja
Notaris Reportorium Legalisasi Warmeeking Jlh
Notaris
AsahanKisaran Tanjung balai
167 120 99 17 Kab. Karo
36 25 9 7 Rantau Parapat
Labuahan Batu 77 76 36 17
Serdang Bedagai
117 52 30 43 Sidikalang-Dairi
2 1 1 3 Tapanuli
Selatan Sibolga 101 54 72 17
Tapanuli Tengah
43 35 21 7 Tebing Tinggi
49 35 46 12 Toba Samosir
12 9 10 1 Sumber : Majelis Pengawas Wilayah MPW Notaris Sumatera Utara Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan HAM Tahun 2009.
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
Tahun 2005-2007 banyak Notaris di Sumatera Utara yang belum memahami UUJN, misalnya terlambat mengirim laporan bulanan bahkan sama sekali tidak
mengirimkannya, namun karena masih dalam tahap preventif, pihak Majelis Pengawas Wilayah MPW Notaris Sumatera Utara banyak memberikan bimbingan
dan pengarahan-pengarahan. Dari tahun 2008 hingga sampai sekarang telah ada peningkatan, para Notaris di Sumatera Utara tidak terlambat lagi mengirim laporan
bulannya. Ini membuktikan bahwa pengawasan oleh Majelis Pengawas Wilayah MPW Notaris Sumatera Utara telah menunjukkan hasil yang membaik.
106
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, Notaris mencatat bukan di buku repotorium tapi di buku agenda biasa. Hal ini terjadi karena tidak adanya anggaran
dari pihak Majelis Pengawas Wilayah MPW Notaris Sumatera Utara dalam melakukan kegiatan pengawasan ke daerah-daerah. Oleh karena itu pengarahan-
pengarahan dan sosialisasi tentang UUJN dilakukan melalui Notaris yang mendaftar Fidusia di Kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumut.
107
3. Penjatuhan Sanksi