f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertambahan; atau
g. Membuat akta risalah lelang.
Pasal 16 ayat 1 huruf l UUJN, menyatakan bahwa Notaris berkewajiban membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit dua
orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan Notaris. Akta ditinjau dari segi pembuatannya dapat dibedakan menjadi 2 dua jenis
yaitu :
1. Akta Otentik
Akta otentik adalah ”akta yang dibuat oleh Pejabat yang diberi wewenang untuk itu oleh penguasa menurut ketentuan yang telah ditetapkan, baik dengan
maupun tanpa bantuan yang berkepentingan, yang mencatat apa yang dimintakan yang dimuat di dalamnya oleh yang berkepentingan”.
82
Rusmadi Murad menyatakan akta otentik adalah “akta yang dibuat oleh pejabat yang diberi wewenang untuk itu oleh penguasa menurut ketentuan yang telah
ditetapkan, baik dengan maupun tanpa bantuan yang berkepentingan, yang mencatat apa yang dimintakan yang dimuat di dalamnya oleh yang berkepentingan”.
83
Pasal 1868 KUHPerdata menyatakan : ”Akta otentik adalah akta yang dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-undang diperbuat oleh atau di hadapan Pejabat
umum yang berwenang untuk itu di tempat di mana akta itu diperbuat”.
82
Ibid, hlm. 54
83
Rusmadi Murad, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, Bandung : Alumni, 2000, hlm. 54.
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
Dengan melihat ketentuan Pasal 1868 KUHPerdata, maka suatu akta agar dapat dikatakan suatu akta otentik harus memenuhi persyaratan :
1. Akta itu harus dibuat ”oleh” atau ”di hadapan” seorang Pejabat Umum.
2. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-undang.
3. Pejabat Umum oleh atau di hadapan siapa akta itu dibuat, harus mempunyai
wewenang. Pejabat yang dimaksud dari pengertian dan ketentuan di atas antara lain
Notaris, Panitera, Juru Sita, Pegawai Pencatatan Sipil, Hakim dan sebagainya.
84
Akta yang diperbuat di hadapan NotarisPejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai nilai yuridis dalam arti mempunyai kekuatan hukum pembuktian yang
sempurna, maka akta Notaris Pejabat Pembuat Akta Tanah tersebut harus dipenuhi 3 tiga syarat, yaitu :
85
1. Syarat subyek yaitu para pihak yang melakukan perbuatan hukum adalah pihak
yang berhak atau berwenang. 2.
Syarat obyek yaitu tanah yang dijadikan sebagai obyek peralihan hak atas tanah dibolehkan secara hukum tidak sengketa, tidak menjadi jaminan utang dan lain-
lain. 3.
Syarat yuridis formil yaitu Pejabat Umum yang membuat akta peralihan hak atas tanah adalah pejabat yang berwenang, ada 2 dua orang saksi yang sudah
dewasa, disetujui oleh ahli warisnya, dalam hal hibah dan akta Pejabat Pembuat
84
Rusmadi Murad, op.cit, hlm. 55.
85
Supranowo, Himpunan Karya Tulis Bidang Hak Tanggungan dan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT, Jakarta : Badan Pertanahan Nasional, 1990, hlm. 36.
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
Akta Tanah PPAT merupakan akta otentik standar khusus yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.
Surat sebagai alat pembuktian tertulis dapat dibedakan dalam Akta dan Surat bukan akta, dan akta dapat dibedakan dalam akta otentik dan akta di bawah tangan.
Sesuatu surat untuk dapat dikatakan sebagai akta harus ditandatangai, harus dibuat dengan sengaja dan harus untuk dipergunakan oleh orang untuk keperluan siapa surat
itu dibuat. Di dalam KUHPerdata ketentuan mengenai akta diatur dalam Pasal 1867 sampai pasal 1880.
Pejabat yang dimaksud dari pengertian dan ketentuan di atas antara lain Notaris, Panitera, Juru Sita, Pegawai Pencatatan Sipil, Hakim dan sebagainya.
86
Contoh akta otentik, yaitu : Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT dan Akta yang dibuat di hadapan Notaris.
Perbedaan pokok antara akta otentik dengan akta di bawah tangan adalah cara pembuatan atau terjadinya akta tersebut. Apabila akta otentik cara pembuatan atau
terjadinya akta tersebut dilakukan oleh dan atau di hadapan Pejabat Pegawai Umum seperti Notaris, Hakim, Panitera, Juru Sita, Pegawai Pencatat Sipil, maka untuk akta
di bawah tangan cara pembuatan atau terjadinya tidak dilakukan oleh dan atau di hadapan Pejabat Pegawai Umum, tetapi cukup oleh pihak yang berkepentingan saja.
Contoh dari akta otentik adalah akta Notaris, vonis, surat berita acara sidang, proses verbal penyitaan, surat perkawinan, kelahiran, kematian, dan sebagainya. Sedangkan
86
Rusmadi Murad, op.cit,hlm. 55.
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
akta di bawah tangan contohnya adalah surat perjanjian sewa menyewa rumah, surat perjanjian jual beli, dan sebagainya.
87
Salah satu fungsi akta yang penting adalah sebagai alat pembuktian. Akta otentik merupakan alat pembuktian yang sempurna bagi kedua belah pihak dan ahli
warisnya serta sekalian orang yang mendapat hak darinya tentang apa yang dimuat dalam akta tersebut. Akta Otentik merupakan bukti yang mengikat yang berarti
kebenaran dari hal-hal yang tertulis dalam akta tersebut harus diakui oleh hakim, yaitu akta tersebut dianggap sebagai benar selama kebenarannya itu tidak ada pihak
lain yang dapat membuktikan sebaliknya. Menurut Pasal 1857 KUHPerdata, jika akta di bawah tangan tanda tangannya diakui oleh orang terhadap siapa tulisan itu hendak
dipakai, maka akta tersebut dapat merupakan alat pembuktian yang sempurna terhadap orang yang menandatangani serta para ahli warisnya dan orang-orang yang
mendapatkan hak darinya.
2. Akta di bawah tangan