BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dalam rangka pengawasan dan pembinaan terhadap Notaris, Majelis Pengawas
Notaris berkedudukan sebagai pihak yang melakukan pengawasan tidak hanya ditujukan dalam pentaatan terhadap kode etik tetapi juga bertujuan yang lebih
luas yaitu agar Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan
demi perlindungan atas kepentingan masyarakat yang dilayaninya. Majelis Pengawas Notaris berwenang melakukan pengawasan, pemeriksaan dan
menjatuhkan sanksi terhadap Notaris. Majelis Pengawas Notaris mempunyai kewenangan melakukan pengawasan secara administratif yaitu mengawasi
Notaris agar membuat akta sesuai dengan ketentuan UUJN bukan mengawasi pembuatan materi dan isi akta.
2. Akibat Hukum terhadap putusan Majelis Pengawas Notaris terhadap Notaris
adalah dengan pemberian sanksi. Sanksi terhadap Notaris dalam UUJN diatur pada Pasal 84 dan 85. Bentuk-bentuk sanksi yang diberikan kepada Notaris
adalah : a Sanksi Perdata; b Sanksi Pidana; c Sanksi Kode Etik dan d Sanksi Administratif. Sanksi yang ditujukan terhadap notaris juga merupakan sebagai
penyadaran, bahwa Notaris dalam melakukan tugas jabatannya telah melanggar
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan tugas jabatan Notaris sebagaimana tercantum dalam UUJN, dan untuk mengembalikan tindakan Notaris dalam
melaksanakan tugas jabatannya untuk tertib sesuai dengan UUJN, di samping dengan pemberian sanksi terhadap Notaris untuk melindungi masyarakat dari
tindakan Notaris yang dapat merugikan masyarakat. 3.
Kendala yang timbul dalam pelaksanaan pengawasan Notaris oleh Majelis Pengawas Notaris MPD, MPW dan MPP adalah wilayah kerja yang sangat luas
di Sumatera Utara dan jumlah Notaris yang cukup banyak di Sumatera Utara sehingga mempersulit pembagian tugas pengawasan yang diemban oleh masing-
masing anggota, anggaran dari Pemerintah tidak ada sama sekali padahal tugas Majelis Pengawas membutuhkan dana yang besar dari pemerintah, kurangnya
Sosialisasi UUJN kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak mengetahui undang-undang tersebut yang berdampak semakin seringnya Notaris melakukan
kecurangan, serta apabila MPD dan MPW tidak memberikan persetujuan kepada pihak Kepolisian, Kejaksaan dan Hakim untuk memeriksa Notaris dapat
mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman dari pihak Kepolisian, Kejaksaan dan Hakim kepada MPD dan MPW. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan adalah
dengan melakukan kunjungan ke tiap-tiap Kantor Notaris di wilayah Sumatera Utara untuk melakukan pemeriksaan Protokol Notaris secara berkala, yaitu 1
satu kali dalam 1 satu tahun atau setiap waktu yang dianggap perlu tetapi pengawasan terhadap tugas jabatan Notaris tetap dilakukan setiap saat yakni
Desni Prianty Eff.Manik : Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2009
B. Saran