UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit.
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina 2011: 42, hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,
disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
2.4.1 Karkteristik Komite Audit terhadap Kualitas Audit
Karakteristik komite audit dalam penelitian ini diproksikan berdasarkan usia, dan gender
. Perbedaan pemikiran dan pandangan terhadap penyebab kesuksesan pria dan wanita dapat mempengaruhi proporsi keberadaan wanita pada beberapa jabatan.
Faktor usia dapat mempengaruhi kinerja anggota komite audit. Anggota komite audit yang berusia dewasa usia 40-60 tahun akan mencapai jenjang karir sejauh yang mereka
mampu serta posisi kariryang paling stabil, kelompok usia ini merupakan masa pencapaian seseorang untuk mempertahankan kepuasan dalam karir yang membuat mereka lebih fokus
pada pekerjaan. Semakin bertambah usia maka seseorang akan semakin bijaksana dalam menyikapi masalah dan lebih bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.
Pengalaman yang dimiliki oleh orang yang semakin berumur akan membuat seseorang dapat memprioritaskan dan membagi waktu dengan lebih bijaksana yaitu dengan
bekal praktik-praktik yang telah dilakukannya sebelumnya penelitian Rustiarini 2011 menunjukkan bahwa usia anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap akrual lancar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA H1 : Usia dalam komite audit berpengaruh terhadap accrual lancar
Anggapan bahwa selama ini kesuksesan pria berasal dari kecerdasan yang tinggi, sedangkan kesuksesan yang diraih oleh wanita hanya berasal dari faktor keberuntungan yang
menyebabkan wanita memiliki proporsi yang masih sedikit dalam beberapa jabatan yang penting dilingkup manajemen perusahaan. Meskipun demikian, perlu dipertimbangkan
kembali bahwa keberadaan wanita memiliki sikap konservatisme yang tinggi dan berhati- hati dalam pengambilan keputusan Rustiarini, 2011.
Hal tersebut menyebabkan wanita dianggap cenderung memilih keputusan untuk menghindari resiko sehingga memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Oleh karena itu,
keberadaan wanita dalam komite audit diharapkan dapat mengurangi tingkat akrual dalam laporan keuangan sehingga dimaksudkan dapat meningkatkan kualitas audit. Rustiarini
2011 mendapatkan hasil penelitian bahwa keberadaan wanita dalam komite audit berpengaruh negatif pada akrual lancar. Penelitian Carter et al., dalam Rustiarini 2011
menemukan bahwa perusahaan yang memiliki dua orang atau lebih wanita dalam anggota dewan memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi daripada jumlah wanita yang kurang dari
dua orang.
H2 : Keberadaan wanita dalam komite audit berpengaruhterhadap accrual lancar 2.4.2 Kompetensi Komite Audit terhadap Kualitas Audit
Kompetensi bagi auditor mempunyai dua dimensi yaitu; pengalaman dan tingkat pendidikan. Komite aduit yang semakin berpengalaman dalam penugasan profesional audit
akan dianggap mempunyai kompetensi yang tinggi. Semakin tinggi pendidikan komite audit, maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
baik dalam menyelesaikan permasalahan. Tingkat pendidikan pada jenjang universitas membantu anggota komite untuk memiliki peluang karir yang lebih menjanjikan.Dalam
penelitian ini, tingkat pendidikan anggota komite audit diharapkan dapat meningkatkan konservatisme komite audit sehingga mengurangi tingkat akrual.
Penelitian Alim dkk 2007, membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika
komite audit memiliki kompetensi yang baik. Semakin auditor mempunyai kompetensi tinggi maka kualitas hasil audit akan semakin meningkat. Penelitian Rustiarini 2011,
membuktikan bahwa tingkat pendidikan dapat mengurangi tingkat akrual, yang berarti meningkatkan kualitas audit.
H3 : Tingkat pendidikan dalam komite audit berpengaruh terhadap accrual lancar 2.4.3 Aktivitas Komite Audit terhadap Kualitas Audit
Adanya independensi yang baik akan semakin lengkap dan efektif dengan adanya keaktivan komite audit dalam mengadakan pertemuan. Semakin tinggi frekuensi pertemuan
yang diadakan akan meningkatkan efektivitas komite audit dalam mengawasi manajemen agar tidak berusaha mengoptimalkan kepentingan sendiri.
Sharma et al. 2009 membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit dengan tingkat frekuensi pertemuan yang kecil akan cenderung menghasilkan laporan
keuangan yang kurang berkualitas. Sehingga semakin tinggi tingkat frekuensi pertemuan dapat meminimalisasi manajemen laba. Biasanya komite audit bersidang tiga sampai empat
kali dalam satu tahun. Penelitian Rustiarini 2011 juga menemukan hasil bahwa frekuensi pertemuan dapat membantu mengurangi tingkat akrual lancar.
H4 : Frekuensi pertemuan dalam komite audit berpengaruh terhadap accrual lancar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. Penelitian empiris berfokus pada tujuan untuk penyelesaian masalah dan memiliki tahap
– tahap logika, metodenya kuat dan terorganisasi untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisanya dan
membentuk suatu kesimpulan. Selain penelitian empiris, penelitian ini juga merupakan penelitian korelasi yaitu melihat adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lain.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian