UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Hiro Tugiman 1999, 11 dalam Martina Eny Kristanti mengatakan bahwa:
Anggota Komite Audit adalah profesional yang bukan pegawai perusahaan, satu diantaranya dipersyaratkan mempunyai latar belakang pendidikan dan
berpengalaman dalam bidang akuntansi dan auditing anggota lainnya dapat berlatar
belakang pendidikan
dan pengalaman dalam bidang hukum atau yang berkaitan dengan operasional atau kultur organisasi.”
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota Komite Audit adalah sebagaiberikut:
1. Anggota Komite Audit harus memiliki keseimbangan keterampilan dan
pengalaman dengan latar belakang usaha yang luas. 2.
Anggota Komite Audit harus independen, objektif dan profesional. 3.
Anggota Komite Audit harus memiliki integritas, dedikasi, pemahaman yang baik mengenai organisasi, lingkungan bisnis serta risiko dan kontrol.
4. Paling sedikit anggota komite audit harus memiliki pengertian yang baik tentang
analisa dan penyusunan laporan keuangan. 5.
Ketua Komite Audit harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan terampil berkomunikasi dengan baik. Selain hal tersebut, menurut Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: Kep-41PM2003 menambahkan bahwa anggota Komite Audit tidak merangkap jabatan yang sama pada perusahaan lain pada periode
yang sama.
2.1.4.2 Kompetensi Komite Audit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kompetensi komite audit adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap komite audit mengenai pemahaman yang memadai tentang akuntansi, audit dan
sistem yang berlaku dalam perusahaan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota komite audit untuk melaksanakan tugas dengan baik. Anggota komite audit harus mampu dan mengerti serta menganalisa laporan
keuangan. Kompetensi komite audit diwujudkan oleh keahlian keuangan yang dimiliki anggota komite.
Menurut Kamus Kompetensi LOMA 1998 dalam Lasmahadi 2002 dalam Alim 2007 : 6 kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang
pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Sedangkan Susanto 2000 dalam Alim 2007 : 6 definisi mengenai kompetensi adalah
karakteristik - karakteristik yang mendasari individu untuk melakukan suatu pekerjaan superior.
Pengetahuan dalam akuntansi dan keuangan memberikan dasar yang baik bagi anggotakomite audit untuk memeriksa dan menganalisis informasi keuangan.
Latar belakang pendidikan menjadi ciri penting untuk memastikan komite audit melaksanakan peran mereka secara efektif. Anggota komite audit yang menguasai
keuangan akan lebih profesional dan cepat beradaptasi terhadap perubahan dan inovasi Hambrick dan Mason, 1984 dalam Rahmat et al. 2008 dan Dwinita
Wulandini, Zulaikha 2012 : 3. Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29PM2004 pada tanggal
24 September 2004, anggota komite audit disyaratkan independen dan sekurang-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kurangnya ada satu orang yang memiliki di bidang akuntansi atau keuangan. Berdasarkan pedoman corporate governance, anggota komite audit harus memiliki
suatu keseimbangan keterampilan dan pengalaman dengan latar belakang usaha yang luas. Setidaknya satu anggota komite audit harus pula mempunyai pengertian yang
baik tentang pelaporan keuangan. Achmad Badjuri 2012 : 123 Kompetensi auditor sektor publik diatur
dalam kode etik APIP yang terdapat dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Permenpan No.PER05M.PAN032008 tentang
Kode Etik APIP. Prinsip kompetensi menekankan auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas. Perilaku kompetensi auditor sektor publik antara lain; tugas pengawasan sesuai dengan Standar Audit; selalu meningkatkan kemahiran profesi,
keefektifan dan kualitas hasil pekerjaan; menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang dimiliki.
New York Stock Excha nge Purwati, 2006 : 29 dalam standarnya
mensyaratkan semua anggota komite audit dapat membaca laporan keuangan dan sekurang-kurangnya ada satu orang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi atau
keuangan. NYSE yakin keberadaan ahli akuntansi atau keuangan akan memberdayakan komite audit untuk melakukan penilaian secara independen atas
informasi yang diterimanya, mengenali permasalahan dan mencari solusi yang tepat. Securities a nd Exchange Commission
Purwati, 2006 : 30 memberikan kriteria “financial expert” dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Pengalaman sebelumnya sebagai akuntan publik atau auditor, CFO,
controller , chief accounting officer , atau posisi yang sejenis.
2. Pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan dan laporan keuangan
3. Pengalaman dalam audit atas laporan keuangan perusahaan
4. Pengalaman dalam pengendalian internal
5. Pemahaman atas akuntansi untuk penaksiran estimates, accruals, dan
cadangan reserves. Kompetensi komite audit adalah aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja
yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan dengan
pekerjaan yang tidak rutin. Kompetensi yang diperlukan dalam proses audit tidak hanya berupa penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing, namun juga
penguasaan terhadap objek audit. Selain dua hal di atas, ada tidaknya program atau proses peningkatan keahlian dapat dijadikan indikator untuk mengukur tingkat
kompetensi auditor. Torter 1986 dalam Christina 2007 Alfa Yunita 2010 : 37
mendefenisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaannya dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat
jarang atau tidak perna membuat kesalahan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi
auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.4.3
Aktivitas Komite Audit
Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Dalam Ni Wayan Rustiarini Aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan
tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi, maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit
merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit. Jumlah pertemuan ditentukan berdasarkan ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada
komite audit. Pertemuan komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan komite
audit. Frekuensi dan isi pertemuan tergantung pada tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada komite audit. Jumlah pertemuan dapat ditentukan berdasarkan
ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada komite audit. Namun, pada umumnya komite audit bersidang dua sampai tiga kali dalam setahun yaitu
sebelum laporan keuangan dikeluarkan, sesudah pelaksanaan audit dan sebelum laporan keuangan dikeluarkan, serta sebelum RUPS tahunan.
Dalam setiap audit committee charter yang dimiliki oleh masing- masinganggota, komite audit akan mengadakan pertemuan untuk rapat secara
periodik dan dapat mengadakan rapat tambahan atau rapat-rapat khusus bila diperlukan. Pertemuan secara periodik ini sebagaimana ditetapkan oleh komite audit
sendiri dan dilakukan sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan rapat dewan komisaris yang ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2
Penelitihan Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO Peneliti
Tahun Judul
Variabel Cara yang
Digunakan Hasil Penelitian
1. Rita Yuniarti
2012 The Effect of
Tenure Audit and
Dysfunctional Behavior on
Audit Quality
Variable Independen
Tenure Audit, Dysfunctional
Behaviour Variable
Dependen Audit Quality
Cara yang digunakan
adalah deskriptif
verifikasi. Data yang digunakan
adalah data analisi regresi
linier dimana data diambil dari
27 perusahaan KAP yang
terdaftar di IAI pada tahun 2009
Tes kualitas data yang digunakan
adalah statistik parametrik,
ordinal kuesioner,
interval skala, uji korelasi, uji
validitas dan ujia reliabilitas.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
audit kepemilikan dapat mempengaruhi
kualitas audit, perilaku disfungsional
dapat menurunkan mutu dan kualitas
audit karena tidak melakukan penelitian
tentang standar akuntansi yang
diterima oleh umum. Audit Kepemilikan
dan Perilaku Disfungsional sama-
sama mempengaruhi kualitas audit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Achmad
Badjuri 2012 Analisis
Faktor - Faktor yang
Mempengaru hi Kualitas
Hasil Pemeriksaan
Audit Sektor Publik Studi
Empiris pada BPKP
Perwakilan Jawa Tengah
Variabel Independen
Pengalaman Kerja Auditor,
Independensi, Obyektifitas,
Intergritas Auditor,
Kompetensi Auditor
Variabel Dependen
Kualitas Hasil Pemeriksaan
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data
primer. Sumber data dari
penelitian ini adalah dari
jawaban kuisioner yang
diberikan kepada auditor sektor
publik sebagai PNS di
kabupaten Jawa Tengah.
Tes kualitas data menggunakan
Analisis regresi berganda dan
SPSS for windows version
16. Jumlah sampel
yang digunakan sebanyak 70
sampel. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa integritas dan
kompetensi auditor sektor publik
berpengaruh positif terhadap kualitas hasil
pemeriksaan yang dihasilkan.
Pengalaman kerja audit, independensi
dan obyektivitas auditor sektor publik
tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan.
3. Rita Yuniarti
2011 Firm Size,
Audit Fee and Audit Quality
Variabel Independen
Audit Firm Size,
Audit Fee Variable
Dependen Audit Quality
Cara yang digunakan
adalah dengan cara penelitian
deskriptif verifikasi.
Populasi yang digunakan
adalah KAP yang terdaftar di
IAI pada tahun 2009 di
Bandung sebanyak 27
KAP dengan teknik
pengambilan sample
menggunakan Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa secara parsial
ukuran KAP di bandung tidak
signifikan mempengaruhi
kualitas audit. Sementara Audit Fee
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit pada KAP di Bandung.
Namun, Secara Simultan Ukuran
KAP dan Audit Fee Tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
teknik purpose sa mpling
. Pengelolaan data
menggunakan metode statistika
parametrik. Tes kualitas data
menggunakan tes validitas,
realibilitas, statistical dan
hipotesis. KAP di Bandung.
4. Ni Wayan
Rustiarini 2011
Komite Audit Dan Kualitas
Audit: Kajian
Berdasarkan Karakteristik,
Kompetensi, Dan Aktivitas
Komite Audit Variabel
Independen Gender Gen,
Kebangsaan Nat, Usia
Age, Independensi
Ind, Tingkat Pendidikan
Edu, Keahlian
bidang akuntansi dan
keuangan Expt,
Pengalaman Kerja Expc,
Pertemuan Meet,
Komitmen Waktu Com
Variable Dependen
Audit Quality Cara yang
digunakan adalah dengan
cara Regresi linear berganda.
Tes Kualitas data
dilakukan uji asumsi klasik
yaitu normalitas, multikolinearitas
, heteroskedastisit
as, dan autokorelasi
dengan menggunkan
SPSS. Hasil dari penelitian
ini membuktikan bahwa gender,
kebangsaan, usia, tingkat pendidikan,
jumlah pertemuan komite audit dapat
mengurangi tingkat akrual, yang berarti
meningkatkan kualitas audit.
Variabel lainnya yaitu independensi,
keahlian dalam bidang akuntansi dan
keuangan, pengalaman, dan
komitmen waktu belum dapat
mengurangi tingkat akrual.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Dr. Augustine
O. Enofe, Dr. Chijioke
Mgbame, Adeyemi
Aderin, Obehioye U.
Ehi-Oshio 2013
Determinants of Audit
Quality in the Nigerian
Business Environment
Variabel Independen
Auditor Kepemilikan,
Auditor Ukuran,
Dewan Kemerdekaan,
dan Kepemilikan
Struktur. Variable
Dependen Kualitas Audit
Cara yang digunakan
adalah kuesioner.
Sumber data yang dari
penelitian ini adalah jawaban
dari kuesioner yang di bagikan
pada bagian lintas pengguna
laporan keuangan,
investor, analisis keuangan dan
lembaga kredit. Tes kualitas data
yang digunkan dummy variabel,
OLS Regresi, SPSS untuk
menguji hipotesis.
Hasil dari penelitian ini adalah Audit
kualitas ditemukan secara signifikan
berkaitan dengan papan kemerdekaan
dengan hubungan yang positif. Audit
perusahaan ukuran ditemukan non
significant hubungan positif dengan
kualitas audit; Audit kepemilikan
hubungan negatif yang bebas-signifikan
dengan audit kualitas, sementara struktur
kepemilikan bebas- signifikan hubungan
positif dengan audit kualitas. Penelitian ini
merekomendasikan bahwa susunan
Direksi non-eksekutif sebagai anggota
Dewan harus
dipertahankan dan diperbaiki. Hubungan
antara Dewan kemerdekaan dan
audit kualitas dapat dirasakan yang
semakin tinggi proporsi Direktur
non-eksekutif, semakin tinggi derajat
independensi Dewan yang selalu
mempengaruhi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sumber : Diolah Peneliti 2015
2.3 Kerangka Konseptual