Deskripsi Statistik Data Penelitian Tabel 4.1 Pengujian Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik dan regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 21 for windows. Prosedur ini dimulai dengan memasukkan variabel – variabel penelitian ke program SPSSdan menghasilkan output – output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 14 persuahaan property da n rea l esta te yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini yang diamati selama periode 2010 hingga 2013.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Data penelitian dikumpulkan untuk diolah kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan regresi berganda dengan terlebih dahulu menganalisis deskripsi data

4.2.1 Deskripsi Statistik Data Penelitian Tabel 4.1

Uji Deskripsi Data Penelitian UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Accrual_Lancar 24.9984 2.00979 56 Usia 48.4000 22.89234 56 Gender .5818 .49781 56 Tingkat_Pendidikan .6000 .49441 56 Jumlah_Pertemuan .6364 .48548 56 Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa : 1. Variabel Usia Variabel Usia memiliki sampel sebanyak 56 sampel dengan nilai rata – rata yang diperoleh variabel ini sebesar 48.4000 dengan standar deviation sebesar 22.89234. 2. Variabel Gender Variabel Gender memiliki sampel sebanyak 56 sampel dengan nilai rata – rata yang diperoleh variabel ini sebesar 0.5818 dengan standar deviation sebesar 0.5818. 3. Variabel Tingkat Pendidikan Variabel Tingkat Pendidikan memiliki sampel sebanyak 56 sampel dengan nilai rata – rata yang diperoleh variabel ini sebesar 0.6000 dengan standar deviation sebesar 0.49441. 4. Variabel Jumlah Pertemuan Variabel Jumlah Pertemuan memiliki sampel sebanyak 56 sampel dengan nilai rata – rata yang diperoleh variabel ini sebesar 0.6364 dengan standar deviation sebesar 0.48548. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Variabel Accrual Lancar Variabel Accrual Lancar memiliki sampel sebanyak 56 sampel dengan nilai rata – rata yang diperoleh variabel ini sebesar 24.9984 dengan standar deviation sebesar 2.00979. 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Analisis Grafik dan Analisis Statistik Kolmogorov- Smirnov K-S. Pengujian statistik Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis : H : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi 0.05 maka H diterima dan Ha di tolak, sedangkan jika nilai signifikansi 0.05 maka H ditolak dan Ha di terima. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 56 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.75429462 Most Extreme Differences Absolute .076 Positive .047 Negative -.076 Kolmogorov-Smirnov Z .560 Asymp. Sig. 2-tailed .912 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil analisis Kolmogorov-Smirnov K-S diatas menunjukkan bahwa data ini berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp.Sig 2-tailed sebesar 0.912 lebih besar dari 0.05 yang berarti H diterima dan Ha ditolak. Selain itu, untuk lebih meyakinkan data tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji analisis grafik. Uji analisis grafik dapat dilihat di Gambar 4.1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.1 Uji Normalitas Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual di atas memperlihatkan titik – titik menyebar di sekitar garis diagonal dan ini menunjukkan data dalam model regresi berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikoloniearitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Ghozali, 2006. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas dengan membandingkan nilai Tolerance value dan Va riance Infla tion Fa ctor VIF. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoloniearitas adalah Tolerance 0.1 sedangkan variance inflation factor VIF 10. Nilai Tolerance dan VIF dalam penelitian ini dapat dilihat di tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoloniearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 27.610 .877 31.479 .000 Usia -.028 .011 -.320 -2.537 .014 .960 1.042 Gender -1.473 .506 -.365 -2.913 .005 .972 1.029 Tingkat_Pendidikan .075 .534 .018 .141 .889 .882 1.134 Jumlah_Pertemuan -.694 .550 -.168 -1.263 .213 .864 1.158 a. Dependent Variable: Accrual_Lancar Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoloniearitas dalam penelitian ini. Karena, nilai tolerance dari setiap variabel independen lebih besar dari 0.1 Tolerance 0.1 dan nilai VIF lebih kecil dari dari 10 VIF 10. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2006 : 105. Model regresi yang baik adalah model yang Homoskedastisitas dan bukan Heteroskedastisitas. Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari grafik Scatterplot diatas menunjukkan bahwa garis menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 sebelumna Ghozali, 2006 : 95. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin – Watson WS Test dengan membuat hipotesis sebagai berikut : H : Tidak ada autokorelasi Ha : Ada autokorelasi Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .488 a .238 .177 1.82312 1.926 a. Predictors: Constant, Jumlah_Pertemuan, Gender, Usia, Tingkat_Pendidikan b. Dependent Variable: Accrual_Lancar Dari hasil analisis autokorelasi dengan pengujian Durbin Watson diatas, diperoleh nilai d untuk persamaan regresi yang diajukan sebesar 1.926. Model yang tidak memiliki autokorelasi adalah du d 4 – du. Dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 56 perusahaan n=56 dan memiliki 4 variabel bebas K=4 maka du = 1.7240 dan 4 – 1.7240 = 2.2760, sehingga persamaannya menjadi 1.7240 1.926 2.2760. Hal ini menunjukkan H diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada terjadi autokorelasi dalam penelitian ini. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.3 Pengujian Hipotesis Setelah diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada pelanggaran dalam pengujian asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan analisis regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.

4.2.3.1 Uji Parsial Uji t

H 1 sampai H 4 dapat diuji menggunakan uji t. Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari setiap variabel independennya yaitu usia, gender, tingkat pendidikan, dan jumlah pertemuan terhadap accrual lancar. Berdasarkan hasil pengolahaan SPSS Versi 21 diperoleh hasil seperti pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji t Uji Parsial Model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini ialah : Y = 22.610 - 0.028X1 -1.473X2 + 0.075X3 – 0.694X4 + e Berdasarkan tabel 4.5 diatas, uji t menunjukkan interpretasi sebagai berikut : H 1 : Usia X1 berpengaruh terhadap Accrual Lancar Y Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 27.610 .877 31.479 .000 Usia -.028 .011 -.320 -2.537 .014 Gender -1.473 .506 -.365 -2.913 .005 Tingkat_Pendidikan .075 .534 .018 .141 .889 Jumlah_Pertemuan -.694 .550 -.168 -1.263 .213 a. Dependent Variable: Accrual_Lancar UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel Usia sebesar - 2.537 dengan nilai signifikansi 0.014, sedangkan t tabel sebesar 1.67528 dengan tingkat signifikansi 0.05. Hasil ini menunjukkan bawah t hitung t tabel 2.537 1.67528 dan signifikansi penelitian ini juga menunjukkan angka yang lebih besar dari 0.05 0.014 0.05. Maka, dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima, artinya variabel Usia X1 berpengaruh terhadap Accrual Lancar Y. H 2 : Gender X2 berpengaruh terhadap Accrual Lancar Y Dari tabel 4.5 besarnya t hitung untuk variabel Gender X2 adalah sebesar - 2.913 dengan nilai signifikansi 0.005, sedangkan t tabel sebesar 1.67528 dengan nilai signifikansi 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 2.913 1.67528 dan nilai signifikasni yang lebih kecil dari 0.05 0.005 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa H 2 diterima, artinya Gender X2 berpengaruh signifikan terhadap Accrual Lancar Y. H 3 : Tingkat Pendidikan X3 berpengaruh terhadap Accrual Lancar Y Tabel 4.5 menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel Tingkat Pendidikan X3 sebesar 0.141 dengan nilai signifikansi 0.889. Sedangkan, t tabel sebesar 1.67528 dengan nilai signifikasni 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 0.141 1.67528 dan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 0.889 0.05. Maka dapat disimpulkan bawah H 3 ditolak, artinya Tingkat Pendidikan X3 tidak berpengaruh terhadap Accrual Lancar Y. H 4 : Jumlah Pertemuan X4 berpengaruh terhadap Accrual Lancar Y Tabel 4.5 menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel Jumlah Pertemuan X4 sebesar -1.263 dengan nilai signifikansi 0.213. Sedangkan, t tabel sebesar UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.67528 dengan nilai signifikasni 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 1.263 1.67528 dan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 0.213 0.05. Maka dapat disimpulkan bawah H 4 ditolak, artinya Jumlah Pertemuan X4 tidak berpengaruh terhadap Accrual Lancar Y.

4.2.3.1 Uji Simultan Uji F

H 5 akan diuji menggunakan uji F. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh Usia X1, Gender X2, Tingkat Pendidikan X3 dan Jumlah Pertemuan X4 terhadap Accrual Lancar Y. Berdasarkan pengolahaan data dengan menggunakan SPSS versi 21, maka diperoleh hasil seperti tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Hasil Uji F Sumber : Output SPSS, diolah oleh peneliti 2015 Hasil uji ANOVA pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa F hitung sebesar 3.906 dengan tingkat signifikansi 0.008, sedangkan F tabel sebesar 3.160 dengan signifikansi 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 3.906 3.160 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0.05 0.008 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa H 5 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 51.932 4 12.983 3.906 .008 b Residual 166.188 50 3.324 Total 218.120 54 a. Dependent Variable: Accrual_Lancar b. Predictors: Constant, Jumlah_Pertemuan, Gender, Usia, Tingkat_Pendidikan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Usia X1, Gender X2, Tingkat Pendidikan X3 dan Jumlah Pertemuan X4 terhadap Accrual Lancar Y.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor dan Biaya Eksternal Audit Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 103 106

PENGARUH KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN, KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN KUALITAS AUDIT Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bu

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 9

PENGARUH KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN, KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN KUALITAS AUDIT Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bu

0 1 20

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 11

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 1

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 7

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 30

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 0 3

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

0 1 15