UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
temuan-temuan audit yang ditemukan auditor independen terhadap auditee. Laporan audit tentunya akan berbeda-beda dari setiap auditor independen yang
mengaudit suatu entitas. Tetapi semua laporan pada dasarnya harus mampu menyampaikan informasi yang tepat mengenai suatu entitas kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Atestasi yang tertulis dalam laporan audit dapat menaikkan maupun menurunkan tingkat kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap
a uditee .
7. Pemakai yang berkepentingan
Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor,
organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.
2.1.2 Teori Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dari dalam diri manusia, yang mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian maka, motivasi
kerja akan berpengaruh terhadap performansi kerja. Menurut Stephen P. Robbins 2008:222 motivasi motivations adalah :
“ proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.”
Tiga elemen utama dalam defenisi motivasi diatas adalah intensitas, arah dan ketekunan. Intensitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha untuk mencapai
tujuannya. Arah berhubungan dengan apa yang akan kita tuju. Sedangkan ketekunan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa memepertahankan usahanya dalam mencapai tujuannya Stephen P. Robbins, 2008:223.
Menurut teori kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland didalam menjalankan tugasnya banyak karyawan yang membutuhkan penghargaan atas apa yang mereka kerjakan,
karena dengan adanya penghargaan yang mereka terima maka mereka akan merasa lebih termotivasi lagi didalam mereka mengerjakan tugas dan tanggung jawab mereke. Selain itu
juga, pada situasi – situasi tertentu mereka ingin mendapatkan tanggung jawab untuk
menyelesaikan atau mencari sebuah solusi dari sebuah masalah yang sedang terjadi, karena dengan demikian mereka akan mendapat umpan balik dan mereka dapat menentukan apakah
mereka berkembang atau tidak. Karyawan yang demikian lebih menyukai tantangan daripada menerima hasil dari individu lain Stephen P. Robbins, 2008:230.
Belakangan ini ada sebuah teori motivasi yang paling diterima yaitu teori harapan expectancy theory yang dikemukakan oleh Victor Vroom. Menurut teori ini, motivasi
merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya tersebut.
Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalannya tampak terbuka untuk memperolehnya maka yang bersangkutan akan berupaya untuk mendapatkannya Stephen P.
Robbins, 2008:253. Dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan memiliki kebutuhan dan
harapan atas apa yang mereka kerjakan baik untuk memenuhi kebutuhan individu mereka maupun kebutuhan pekerjaan mereka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.3
Kualitas Audit
Menurut De Angelo 1981 mendefinisikan audit quality kualitas audit: “sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan
independensi auditor tersebut”. Menurut Kusharyanti 2003 dalam Alfa Yunita 2010 : 30 mendefinisikan audit
quality kualitas audit: Sebagai kemungkinan joint probability dimana seorang auditor akan
menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung
pada kualitas pemahaman auditor kompetensi sementara tindakakn melaporkan salah saji tergantung pada independen auditor. Kualitas audit ini
sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.
Kualitas audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dimana dalam melakukan audit auditor dapat menemukan kesalahan klien dan
melaporkannya. Dalam standar Pemeriksaan Keuangan Negara menyatakan definisi kualitas audit
yaitu, laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan, dari ketentuan peraturan perundang
– undangann dan ketidakpatuhan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang
bertanggungjawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan.
Istilah “kualitas audit” mempunyai arti yang berbeda – beda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material no material missta tements
atau kecurangan fraud dalam laporan keuangan auditee. Auditor sendiri memandang kualitas audit terjadi apabila mereka bekerja sesuai dengan standar professional
yang ada, dapat menilai resiko bisnis auditee dengan tujuan untuk meminimalisasi resiko litigasi, dapat meminimalisasi ketidakpuasan auditee dan menjaga reputasi auditor.
Kualitas audit terkait dengan mutu audit. Kualitas audit dipengaruhi oleh kemampuan auditor dalam melakukan proses audit sehingga dapat diketahui bagaimana kualitas
auditnya. Kualitas audit terkait dengan kemampuan auditor dalam menyelesaikan proses audit dan kemapuan untuk memperoleh hasil yang baik dari proses auditnya.
Lee, Liu dan Wang 1999 dalam Febrianto dan Widiastuty 2010 : 4 mengatakan bahwa kualitas audit adalah “probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan
audit dengan opini wajar tanpa penegecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan ma
terial”. Wallace 1980 dalam Febrianto dan Widiastuty 2010 : 4 mengatakan bahwa “kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi
noise dan bias dan meningkatkan kemurnian fineness
”. DeAngelo 1981 dalam Darwin 2012 : 12 mendefenisikan kualitas audit sebagai
“kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporakan kesalahan dan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien-
nya terhadap standar atau kriteria yang berlaku”. DeAngelo berpendapat bahwa “semakin bebas atau independennya auditor, maka
kemungkinannya untuk menemukan kesalahan atau pelanggaran itu akan semakin besar”. Watts dan zimmerman 1986 dalam Darwin 2012 : 12 berpendapat bahwa berpendapat
bahwa “ untuk menemukan kesalahan atau pelanggaran tersebut, ada dua hal yang berperan, yakni peluang menemukan kesalahan, dan juga kemauan atau keinginan auditor untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengungkapkan kesalahan atau pelanggaran tersebut”. Peluang untuk menemukan kesalahan tersebut harus didukung oleh kapabilitas auditor dan keinginan auditor untuk
mengungkapkan ketidakwajaran laporan keuangan harus didukung oleh sikap independensi dari auditor.
Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan audit telah dibuat secara wajar, lengkap, dan obyektif adalah dengan mendapatkan review dan tanggapan dari
pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggungjawab tidak hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian
intern, kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan, atau
ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan. Pemeriksaan harus memuat komentar tersebut dalam laporan auditnya.
Sumber auditor untuk menemukan bukti audit dan sebagai indikator dari penilaian kualitas audit salah satunya dengan menggunakan laporan keuangan yang menunjukkan
kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan sarana manajemen dalam mengkomunikasikan informasiinformasi yang
berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangn IAI, 2007 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi laporan keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangna suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Pengguna informasi dalam hal ini seperti investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha, pelanggan, pemerintah dan
masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Salah satu asumsi dasar penyusunan laporan keuangan adalah asumsi akrual. Dalam asumsi dasar akrual, pendapatan diakui saat diperoleh dan pengeluaran saat dibebankan
tanpa mempertimbangkan waktu pembayaran diterima atau dikeluarkan. Asumsi ini merupakan kebalikan dari basis kas yang mencatat penerimaan saat ada kas yang diterima
atau dikeluarkan. Perbedaan penggunaan asumsi ini akan mempengaruhi pencatatan perusahaan dan mempengaruhi informasi mengenai arus kas perusahaan. Para investor,
kreditor, dan pembuat keputusan yang lain akan mencari informasi mengenai arus kas perusahaan dimasa depan.
Akuntansi yang berbasis akrual menyediakan informasi ini dengan melaporkan arus kas masuk dan keluar yang berhubungan dengan aktivitas
earning, segera sesudah manajemen bisa memperkirakan arus kas dengan tingkat keyakinan tertentu. Piutang dan
hutang merupakan akun yang sering menjadi inidkator estimasi untuk arus kas masuk dan arus kas keluar dimasa depan. Dengan kata lain, akuntansi berbasis akrual membantu dan
memprediksi arus kas dimasa depan dengan melaporkan transaksi dan kejadian lain dengan konsekuensi kas yang diterima saat transaksi atau kejadian terjadi, bukan saat kas diterima
atau dibayar Kieso et al., dalam Darmadi, 2011. Porter et al., dalam Darmadi 2011
menyatakan bahwa pendapat bahwa dalam basis akrual merupakan indikator yang lebih baik untuk melihat arus kas masuk dan keluar dimasa depan.
Febrianto dan Widiastuty 2010 : 5 mendefeniskan audit yang berkualitas adalah “audit yang dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dan independen. Auditor yang
kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar. Sedangkan auditor yang independen adalah adalah
auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka”. Titman 1986, Beaty 1986, Krinsky dan Rotenberg 1989 dan Davidson dan Neu 1993 dalam
Febrianto dan Widiastuty 2010 : 4 menyatakan kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh auditor.
2.1.4 Komite Audit 2.1.4.1 Defenisi dan Karakteristik Komite Audit