UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian Ni Wayan Rustiarini yang berjudul komite audit dan kualitas audit : kajian berdasarkan karakteristik, kompetensi, dan aktivitas komite audit, menggunakan 9variabel
independen yaitu gender, kebangasaan, usia, independensi, tingkat pendidikan, keahlian bidang akuntansi dan keuangan, pengalaman kerja, kompetensi, dan komitmen waktu, dan
variabel dependen kualitas audit pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009
– 2011 hasil penelitian nya berhasil membuktikan bahwa gender, kebangsaan dan tingkat pendidikan dapat mengurangi tingkat akrual yang berarti
meningkatkan kualitas audit, dan variabel lainnya seperti independensi, komitmen waktu, keahlian bidang akuntansi dan keuangan dan pengalaman belum bisa mengurangi tingkat
akrual, sedangkan penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu gender, usia, tingkat pendidikan, dan jumlah pertemuan dan menggunakan variabel dependen kualitas
audit pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010
– 2013.Selain itu, peneliti juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran komite audit untuk mengendalikan pengaruh variabel-variabel lain.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit, Dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property Dan Real
Estate Yang Terdaftar Di BEI.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah UsiaDalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar?
2. Apakah Gender Dalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar
3. Apakah Tingkat Pendidikan Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Apakah Jumlah Pertemuan Dalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual
Lancar?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui apakah usia dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.
2. Mengetahui apakah gender dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual
lancar pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI 3.
Mengetahui apakah tingkat pendidikan dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang
terdaftar di BEI 4.
Mengetahui apakah jumlah pertemuan dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang
terdaftar di BEI
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis
khususnya tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas audit.
2. Bagi Auditor, untuk menambah wawasan auditor mengenai faktor
– faktor yang mempengaruhi kualitas audit serta membantu auditor agar dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menghindari faktor – faktor tersebut untuk menjaga kualitas audit yang
mereka hasilkan. 3.
Bagi Manajemen Perusahaan, untuk lebih teliti memilih auditor yang akan digunakan dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan agar laporan
audit yang dihasilkan merupakan laporan audit yang berkualitas serta dapat dipercaya oleh masyarakat dan para investor.
4. Bagi Bidang Akademik, dapat memberikasn kontribusi pada perkembangan
teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan kualitas audit. 5.
Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi didalam melakukan penelitian sejenis serta menambah
pengetahuan dan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai kualitas audit dan faktor
– faktor yang mempengaruhinya, sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Landasan Teori 2.1.1 Auditing
Menurut Mulyadi 2002:9 : Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan
– pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil
– hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Menurut Boynton, Johnson, Kell 2003 : 5 “ Auditing adalah suatu proses sistematis
untuk memperoleh serta mengevaluasian bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil- hasilnya ke
pada pihak yang berkepentingan”
Defenisi auditing secara umum diataslah yang mendasari unsur-unsur penting berikut ini, yaitu :
1. Suatu proses sistematik
Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, terorganisir, dan memiliki tujuan yang luas.
2. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif
Proses sistematik berkaitan dengan pemerolehan bukti sebagai dasar untuk pernyataan asersi yang dibuat oleh individu atau badan usaha yang membuat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
asersi tersebut. Proses ini juga ditujukan untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersbut.
3. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi
Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan
penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilakn satu pernyataan yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan yang menyajikan informasi keuangan perusahaan yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
4. Penetapan tingkat kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai asersi dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif.
5. Kriteria yang ditetapkan
Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa peraturan yang telah ditetapkan badan legislatif Undang-Undang,
anggaran yang ditetapkan manajemen suatu auditte, atau prinsip akuntansi yang diterima umum di indonesi. Penetapan kriteria yang dipakai dalam suatu audit
tergantung kepada tujuan audit yang bersasngkutan. 6.
Penyampain hasil Penyampaian hasil auditing disebut juga dengan atestasi. Penyampaian hasil audit
dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit audit report mengenai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
temuan-temuan audit yang ditemukan auditor independen terhadap auditee. Laporan audit tentunya akan berbeda-beda dari setiap auditor independen yang
mengaudit suatu entitas. Tetapi semua laporan pada dasarnya harus mampu menyampaikan informasi yang tepat mengenai suatu entitas kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Atestasi yang tertulis dalam laporan audit dapat menaikkan maupun menurunkan tingkat kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap
a uditee .
7. Pemakai yang berkepentingan
Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor,
organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.
2.1.2 Teori Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dari dalam diri manusia, yang mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian maka, motivasi
kerja akan berpengaruh terhadap performansi kerja. Menurut Stephen P. Robbins 2008:222 motivasi motivations adalah :
“ proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.”
Tiga elemen utama dalam defenisi motivasi diatas adalah intensitas, arah dan ketekunan. Intensitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha untuk mencapai
tujuannya. Arah berhubungan dengan apa yang akan kita tuju. Sedangkan ketekunan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa memepertahankan usahanya dalam mencapai tujuannya Stephen P. Robbins, 2008:223.
Menurut teori kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland didalam menjalankan tugasnya banyak karyawan yang membutuhkan penghargaan atas apa yang mereka kerjakan,
karena dengan adanya penghargaan yang mereka terima maka mereka akan merasa lebih termotivasi lagi didalam mereka mengerjakan tugas dan tanggung jawab mereke. Selain itu
juga, pada situasi – situasi tertentu mereka ingin mendapatkan tanggung jawab untuk
menyelesaikan atau mencari sebuah solusi dari sebuah masalah yang sedang terjadi, karena dengan demikian mereka akan mendapat umpan balik dan mereka dapat menentukan apakah
mereka berkembang atau tidak. Karyawan yang demikian lebih menyukai tantangan daripada menerima hasil dari individu lain Stephen P. Robbins, 2008:230.
Belakangan ini ada sebuah teori motivasi yang paling diterima yaitu teori harapan expectancy theory yang dikemukakan oleh Victor Vroom. Menurut teori ini, motivasi
merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya tersebut.
Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalannya tampak terbuka untuk memperolehnya maka yang bersangkutan akan berupaya untuk mendapatkannya Stephen P.
Robbins, 2008:253. Dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan memiliki kebutuhan dan
harapan atas apa yang mereka kerjakan baik untuk memenuhi kebutuhan individu mereka maupun kebutuhan pekerjaan mereka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.3
Kualitas Audit
Menurut De Angelo 1981 mendefinisikan audit quality kualitas audit: “sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan
independensi auditor tersebut”. Menurut Kusharyanti 2003 dalam Alfa Yunita 2010 : 30 mendefinisikan audit
quality kualitas audit: Sebagai kemungkinan joint probability dimana seorang auditor akan
menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung
pada kualitas pemahaman auditor kompetensi sementara tindakakn melaporkan salah saji tergantung pada independen auditor. Kualitas audit ini
sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.
Kualitas audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dimana dalam melakukan audit auditor dapat menemukan kesalahan klien dan
melaporkannya. Dalam standar Pemeriksaan Keuangan Negara menyatakan definisi kualitas audit
yaitu, laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan, dari ketentuan peraturan perundang
– undangann dan ketidakpatuhan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang
bertanggungjawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan.
Istilah “kualitas audit” mempunyai arti yang berbeda – beda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material no material missta tements
atau kecurangan fraud dalam laporan keuangan auditee. Auditor sendiri memandang kualitas audit terjadi apabila mereka bekerja sesuai dengan standar professional
yang ada, dapat menilai resiko bisnis auditee dengan tujuan untuk meminimalisasi resiko litigasi, dapat meminimalisasi ketidakpuasan auditee dan menjaga reputasi auditor.
Kualitas audit terkait dengan mutu audit. Kualitas audit dipengaruhi oleh kemampuan auditor dalam melakukan proses audit sehingga dapat diketahui bagaimana kualitas
auditnya. Kualitas audit terkait dengan kemampuan auditor dalam menyelesaikan proses audit dan kemapuan untuk memperoleh hasil yang baik dari proses auditnya.
Lee, Liu dan Wang 1999 dalam Febrianto dan Widiastuty 2010 : 4 mengatakan bahwa kualitas audit adalah “probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan
audit dengan opini wajar tanpa penegecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan ma
terial”. Wallace 1980 dalam Febrianto dan Widiastuty 2010 : 4 mengatakan bahwa “kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi
noise dan bias dan meningkatkan kemurnian fineness
”. DeAngelo 1981 dalam Darwin 2012 : 12 mendefenisikan kualitas audit sebagai
“kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporakan kesalahan dan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien-
nya terhadap standar atau kriteria yang berlaku”. DeAngelo berpendapat bahwa “semakin bebas atau independennya auditor, maka
kemungkinannya untuk menemukan kesalahan atau pelanggaran itu akan semakin besar”. Watts dan zimmerman 1986 dalam Darwin 2012 : 12 berpendapat bahwa berpendapat
bahwa “ untuk menemukan kesalahan atau pelanggaran tersebut, ada dua hal yang berperan, yakni peluang menemukan kesalahan, dan juga kemauan atau keinginan auditor untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengungkapkan kesalahan atau pelanggaran tersebut”. Peluang untuk menemukan kesalahan tersebut harus didukung oleh kapabilitas auditor dan keinginan auditor untuk
mengungkapkan ketidakwajaran laporan keuangan harus didukung oleh sikap independensi dari auditor.
Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan audit telah dibuat secara wajar, lengkap, dan obyektif adalah dengan mendapatkan review dan tanggapan dari
pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggungjawab tidak hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian
intern, kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan, atau
ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan. Pemeriksaan harus memuat komentar tersebut dalam laporan auditnya.
Sumber auditor untuk menemukan bukti audit dan sebagai indikator dari penilaian kualitas audit salah satunya dengan menggunakan laporan keuangan yang menunjukkan
kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan sarana manajemen dalam mengkomunikasikan informasiinformasi yang
berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangn IAI, 2007 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi laporan keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangna suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Pengguna informasi dalam hal ini seperti investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha, pelanggan, pemerintah dan
masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Salah satu asumsi dasar penyusunan laporan keuangan adalah asumsi akrual. Dalam asumsi dasar akrual, pendapatan diakui saat diperoleh dan pengeluaran saat dibebankan
tanpa mempertimbangkan waktu pembayaran diterima atau dikeluarkan. Asumsi ini merupakan kebalikan dari basis kas yang mencatat penerimaan saat ada kas yang diterima
atau dikeluarkan. Perbedaan penggunaan asumsi ini akan mempengaruhi pencatatan perusahaan dan mempengaruhi informasi mengenai arus kas perusahaan. Para investor,
kreditor, dan pembuat keputusan yang lain akan mencari informasi mengenai arus kas perusahaan dimasa depan.
Akuntansi yang berbasis akrual menyediakan informasi ini dengan melaporkan arus kas masuk dan keluar yang berhubungan dengan aktivitas
earning, segera sesudah manajemen bisa memperkirakan arus kas dengan tingkat keyakinan tertentu. Piutang dan
hutang merupakan akun yang sering menjadi inidkator estimasi untuk arus kas masuk dan arus kas keluar dimasa depan. Dengan kata lain, akuntansi berbasis akrual membantu dan
memprediksi arus kas dimasa depan dengan melaporkan transaksi dan kejadian lain dengan konsekuensi kas yang diterima saat transaksi atau kejadian terjadi, bukan saat kas diterima
atau dibayar Kieso et al., dalam Darmadi, 2011. Porter et al., dalam Darmadi 2011
menyatakan bahwa pendapat bahwa dalam basis akrual merupakan indikator yang lebih baik untuk melihat arus kas masuk dan keluar dimasa depan.
Febrianto dan Widiastuty 2010 : 5 mendefeniskan audit yang berkualitas adalah “audit yang dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dan independen. Auditor yang
kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar. Sedangkan auditor yang independen adalah adalah
auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka”. Titman 1986, Beaty 1986, Krinsky dan Rotenberg 1989 dan Davidson dan Neu 1993 dalam
Febrianto dan Widiastuty 2010 : 4 menyatakan kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh auditor.
2.1.4 Komite Audit 2.1.4.1 Defenisi dan Karakteristik Komite Audit
Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance mengenai Komite Audit adalah:
“Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas
lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit.”
Menurut Hiro Tugiman 1995, 8, pengertian Komite Audit adalah sebagai berikut:
“Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas
khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya
dari manajemen.”
Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103MBU2002, pengertian Komite Audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan
bahwa Komte Audit adalah suatu badan yang berada dibawah Komisaris yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota Komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik
dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Hal tersebut senada dengan Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: Kep-41PM2003 yang menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu
melaksanakan tugas dan fungsinya.
1. Sifat dan Pembentukkan Komite Audit
Komite Audit dibentuk oleh Dewan KomisarisDewan Pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dalam melaksanakan tugasnya.
Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris. Lebih jelas Undang-
Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN, dan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41PM2003 menyatakan:
1. BUMN maupun Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk Komite Audit
yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas.
2. Komite Audit dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggungjawab kepada
Komisaris dan Dewan Pengawas. 3.
Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya dua orang lainnya berasal dari luar perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komite Audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen, independensi Komite Audit tidak dapat dipisahkan moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal
ini perlu disadari karena Komite Audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi
pengawasan Dewan Komisaris dengan Internal Auditor.
2. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Komite Audit
Tujuan Komite Audit sebenarnya sudah ada dalam definisi Komite Audit itu sendiri. Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI mengemukakan
bahwa Komite Audit mempunyai tujuan membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh.
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117M- MBU2002 menjelaskan bahwa tujuan Komite Audit adalah membantu Dewan
Komisaris atau dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal.
Sedangkan manfaat Komite Audit dikemukakan oleh Hiro Tugiman 1995, 11, adalah:
1. Dewan Komisaris dan Direksi akan banyak terbantu dalam pengelolaan
perusahaan. 2.
Bagi external auditor adalah keberadaan Komite Audit sangat diperlukan sebagai forum atau media komunikasi dengan perusahaan, sehingga diharapkan
semua aktivitas dan kegiatan eksternal auditor dalam hal ini akan mengadakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pemeriksaan, disamping secara langsung kepada objek pemeriksaan juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan Komite Audit.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat diketahui adanya suatu indikasi bahwa Komite Audit dibentuk karena belum memadainya peran pengawasan dan
akuntabilitas Dewan Komisaris perusahaan. Pemilihan anggota Dewan Komisaris yang berdasarkan kedudukan dan kekerabatan menyebabkan mekanisme check and
balance terhadap direksi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi audit internal belum berjalan optimal mengingat secara struktural, auditor tersebut berada pada
posisi yang sulit untuk bersikap independen dan objektif. Oleh karena itu, muncul tuntutan adanya auditor independen, maka Komite audit timbul untuk memenuhi
tuntutan tersebut.
3. Wewenang, Tugas dan Tanggungjawab Komite Audit
Komite Audit mempunyai wewenang untuk menjalankan tugas-tugasnya seperti yang diutarakan oleh Barol 2004 yang dikutip oleh Martina Eny Kristanti yaitu:
Mengaudit kegiatan manajemen perusahaan dan auditor intern dan ekstern. Mereka yang berwenang meminta informasi tambahan dan memperoleh
penjelasan dari manajemen dan karyawan yang bersangkutan. Komite Audit juga mengevaluasi seberapa jauh peraturan telah mematuhi standar akunting dan
prinsip akuntansi yang diterima di Australia.
Kewenangan Komite Audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu Dewan Komisaris sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun hanya sebatas
rekomendasi kepada Dewan Komisaris kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari Dewan Komisaris misalnya mengevaluasi dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menentukan komposisi auditor eksternal dan memimpin satu investigasi khusus. Selain itu Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep 41PM2003 menyatakan bahwa
Komite Audit memiliki wewenang mengakses secara penuh, bebas dan tak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, aset, serta sumber daya perusahaan dalam rangka
tugasnya serta berwenang untuk bekerjasama dengan auditor internal.
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI dan YPPMI Institute, Komite Audit pada umumnya mempunyai tanggungjawab pada tiga bidang,
yaitu: 1.
Laporan Keuangan Financial Reporting Komite Audit bertanggungjawab untuk memastikan bahwa laporan yang dibuat
manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana dan komitmen perusahaan jangka panjang.
2. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Komite Audit bertanggungjawab untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku dan etika,
melaksanakan pengawasan secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.
3. Pengawasan Perusahaan Corporate Control
Komite Audit bertanggungjawab untuk pengawasan perusahaan termasuk didalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem pengendalian
intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103MBU2002, dalam membantu KomisarisDewan Pengawas, Komite Audit bertugas:
1. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan
Pengawasan Intern maupun Auditor Ekstern sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar.
2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen perusahaan serta pelaksanaannya. 3.
Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan BUMN, termasuk brosur, laporan keuangan
berkala, proyeksiforecast dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham.
4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian KomisarisDewan
Pengawas. 5.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KomisarisDewan Pengawas sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban KomisarisDewan
Pengawas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris
terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris,
dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris.
4. Keanggotaan Komite Audit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komite Audit biasanya terdiri dari dua hingga tiga orang anggota. Dipimpin oleh seorang Komisaris Independen. Seperti komite pada umumnya, Komite audit yang
beranggotakan sedikit cenderung dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, Komite Audit beranggota terlalu sedikit juga menyimpan kelemahan yakni minimnya ragam
pengalaman anggota. Sedapat mungkin anggota Komite Audit memiliki pemahaman memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan
internal.
Agar mampu bekerja efektif, Komite Audit dibantu staff perusahaan dan auditor eksternal. Komite juga harus memiliki akses langsung kepada stand dan penasehat
perusahaan seperti keuangan dan penasehat hukum. Keberadaan Komite Audit diatur melalui Surat Edaran Bapepam Nomor: SE03 PM2002 bagi perusahaan publik
dan keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103MBU2002 Bagi BUMN Komite Audit sedikitnya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh seorang Komisaris Independen
perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.
Menurut Sarbanes-Oxley act jumlah anggota Komite Audit perusahaan yang dikutip Martina Eny Kristanti mengharuskan bahwa:
Komite Audit harus beranggotakan lima orang, diangkat untuk masa jabatan lima tahun. Mereka harus memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen
keuangan. Dua diantara lima orang anggota tersebut pernah menjadi akuntan publik. Tiga orang anggota yang lain bukan akuntan publik. Ketua Komite Audit
dipegang oleh salah seorang anggota Komite Akuntan Publik, dengan syarat selama lima tahun terakhir mereka tidak berprofesi sebagai akuntan publik.
Ketua dan anggota Komite Audit tidak diperkenankan menerima penghasilan dari perusahaan akuntan publik kecuali uang pensiun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Hiro Tugiman 1999, 11 dalam Martina Eny Kristanti mengatakan bahwa:
Anggota Komite Audit adalah profesional yang bukan pegawai perusahaan, satu diantaranya dipersyaratkan mempunyai latar belakang pendidikan dan
berpengalaman dalam bidang akuntansi dan auditing anggota lainnya dapat berlatar
belakang pendidikan
dan pengalaman dalam bidang hukum atau yang berkaitan dengan operasional atau kultur organisasi.”
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota Komite Audit adalah sebagaiberikut:
1. Anggota Komite Audit harus memiliki keseimbangan keterampilan dan
pengalaman dengan latar belakang usaha yang luas. 2.
Anggota Komite Audit harus independen, objektif dan profesional. 3.
Anggota Komite Audit harus memiliki integritas, dedikasi, pemahaman yang baik mengenai organisasi, lingkungan bisnis serta risiko dan kontrol.
4. Paling sedikit anggota komite audit harus memiliki pengertian yang baik tentang
analisa dan penyusunan laporan keuangan. 5.
Ketua Komite Audit harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan terampil berkomunikasi dengan baik. Selain hal tersebut, menurut Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: Kep-41PM2003 menambahkan bahwa anggota Komite Audit tidak merangkap jabatan yang sama pada perusahaan lain pada periode
yang sama.
2.1.4.2 Kompetensi Komite Audit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kompetensi komite audit adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap komite audit mengenai pemahaman yang memadai tentang akuntansi, audit dan
sistem yang berlaku dalam perusahaan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota komite audit untuk melaksanakan tugas dengan baik. Anggota komite audit harus mampu dan mengerti serta menganalisa laporan
keuangan. Kompetensi komite audit diwujudkan oleh keahlian keuangan yang dimiliki anggota komite.
Menurut Kamus Kompetensi LOMA 1998 dalam Lasmahadi 2002 dalam Alim 2007 : 6 kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang
pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Sedangkan Susanto 2000 dalam Alim 2007 : 6 definisi mengenai kompetensi adalah
karakteristik - karakteristik yang mendasari individu untuk melakukan suatu pekerjaan superior.
Pengetahuan dalam akuntansi dan keuangan memberikan dasar yang baik bagi anggotakomite audit untuk memeriksa dan menganalisis informasi keuangan.
Latar belakang pendidikan menjadi ciri penting untuk memastikan komite audit melaksanakan peran mereka secara efektif. Anggota komite audit yang menguasai
keuangan akan lebih profesional dan cepat beradaptasi terhadap perubahan dan inovasi Hambrick dan Mason, 1984 dalam Rahmat et al. 2008 dan Dwinita
Wulandini, Zulaikha 2012 : 3. Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29PM2004 pada tanggal
24 September 2004, anggota komite audit disyaratkan independen dan sekurang-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kurangnya ada satu orang yang memiliki di bidang akuntansi atau keuangan. Berdasarkan pedoman corporate governance, anggota komite audit harus memiliki
suatu keseimbangan keterampilan dan pengalaman dengan latar belakang usaha yang luas. Setidaknya satu anggota komite audit harus pula mempunyai pengertian yang
baik tentang pelaporan keuangan. Achmad Badjuri 2012 : 123 Kompetensi auditor sektor publik diatur
dalam kode etik APIP yang terdapat dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Permenpan No.PER05M.PAN032008 tentang
Kode Etik APIP. Prinsip kompetensi menekankan auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas. Perilaku kompetensi auditor sektor publik antara lain; tugas pengawasan sesuai dengan Standar Audit; selalu meningkatkan kemahiran profesi,
keefektifan dan kualitas hasil pekerjaan; menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang dimiliki.
New York Stock Excha nge Purwati, 2006 : 29 dalam standarnya
mensyaratkan semua anggota komite audit dapat membaca laporan keuangan dan sekurang-kurangnya ada satu orang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi atau
keuangan. NYSE yakin keberadaan ahli akuntansi atau keuangan akan memberdayakan komite audit untuk melakukan penilaian secara independen atas
informasi yang diterimanya, mengenali permasalahan dan mencari solusi yang tepat. Securities a nd Exchange Commission
Purwati, 2006 : 30 memberikan kriteria “financial expert” dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Pengalaman sebelumnya sebagai akuntan publik atau auditor, CFO,
controller , chief accounting officer , atau posisi yang sejenis.
2. Pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan dan laporan keuangan
3. Pengalaman dalam audit atas laporan keuangan perusahaan
4. Pengalaman dalam pengendalian internal
5. Pemahaman atas akuntansi untuk penaksiran estimates, accruals, dan
cadangan reserves. Kompetensi komite audit adalah aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja
yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan dengan
pekerjaan yang tidak rutin. Kompetensi yang diperlukan dalam proses audit tidak hanya berupa penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing, namun juga
penguasaan terhadap objek audit. Selain dua hal di atas, ada tidaknya program atau proses peningkatan keahlian dapat dijadikan indikator untuk mengukur tingkat
kompetensi auditor. Torter 1986 dalam Christina 2007 Alfa Yunita 2010 : 37
mendefenisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaannya dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat
jarang atau tidak perna membuat kesalahan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi
auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.1.4.3
Aktivitas Komite Audit
Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Dalam Ni Wayan Rustiarini Aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan
tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi, maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit
merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit. Jumlah pertemuan ditentukan berdasarkan ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada
komite audit. Pertemuan komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan komite
audit. Frekuensi dan isi pertemuan tergantung pada tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada komite audit. Jumlah pertemuan dapat ditentukan berdasarkan
ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada komite audit. Namun, pada umumnya komite audit bersidang dua sampai tiga kali dalam setahun yaitu
sebelum laporan keuangan dikeluarkan, sesudah pelaksanaan audit dan sebelum laporan keuangan dikeluarkan, serta sebelum RUPS tahunan.
Dalam setiap audit committee charter yang dimiliki oleh masing- masinganggota, komite audit akan mengadakan pertemuan untuk rapat secara
periodik dan dapat mengadakan rapat tambahan atau rapat-rapat khusus bila diperlukan. Pertemuan secara periodik ini sebagaimana ditetapkan oleh komite audit
sendiri dan dilakukan sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan rapat dewan komisaris yang ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2
Penelitihan Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO Peneliti
Tahun Judul
Variabel Cara yang
Digunakan Hasil Penelitian
1. Rita Yuniarti
2012 The Effect of
Tenure Audit and
Dysfunctional Behavior on
Audit Quality
Variable Independen
Tenure Audit, Dysfunctional
Behaviour Variable
Dependen Audit Quality
Cara yang digunakan
adalah deskriptif
verifikasi. Data yang digunakan
adalah data analisi regresi
linier dimana data diambil dari
27 perusahaan KAP yang
terdaftar di IAI pada tahun 2009
Tes kualitas data yang digunakan
adalah statistik parametrik,
ordinal kuesioner,
interval skala, uji korelasi, uji
validitas dan ujia reliabilitas.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
audit kepemilikan dapat mempengaruhi
kualitas audit, perilaku disfungsional
dapat menurunkan mutu dan kualitas
audit karena tidak melakukan penelitian
tentang standar akuntansi yang
diterima oleh umum. Audit Kepemilikan
dan Perilaku Disfungsional sama-
sama mempengaruhi kualitas audit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Achmad
Badjuri 2012 Analisis
Faktor - Faktor yang
Mempengaru hi Kualitas
Hasil Pemeriksaan
Audit Sektor Publik Studi
Empiris pada BPKP
Perwakilan Jawa Tengah
Variabel Independen
Pengalaman Kerja Auditor,
Independensi, Obyektifitas,
Intergritas Auditor,
Kompetensi Auditor
Variabel Dependen
Kualitas Hasil Pemeriksaan
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data
primer. Sumber data dari
penelitian ini adalah dari
jawaban kuisioner yang
diberikan kepada auditor sektor
publik sebagai PNS di
kabupaten Jawa Tengah.
Tes kualitas data menggunakan
Analisis regresi berganda dan
SPSS for windows version
16. Jumlah sampel
yang digunakan sebanyak 70
sampel. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa integritas dan
kompetensi auditor sektor publik
berpengaruh positif terhadap kualitas hasil
pemeriksaan yang dihasilkan.
Pengalaman kerja audit, independensi
dan obyektivitas auditor sektor publik
tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan.
3. Rita Yuniarti
2011 Firm Size,
Audit Fee and Audit Quality
Variabel Independen
Audit Firm Size,
Audit Fee Variable
Dependen Audit Quality
Cara yang digunakan
adalah dengan cara penelitian
deskriptif verifikasi.
Populasi yang digunakan
adalah KAP yang terdaftar di
IAI pada tahun 2009 di
Bandung sebanyak 27
KAP dengan teknik
pengambilan sample
menggunakan Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa secara parsial
ukuran KAP di bandung tidak
signifikan mempengaruhi
kualitas audit. Sementara Audit Fee
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit pada KAP di Bandung.
Namun, Secara Simultan Ukuran
KAP dan Audit Fee Tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
teknik purpose sa mpling
. Pengelolaan data
menggunakan metode statistika
parametrik. Tes kualitas data
menggunakan tes validitas,
realibilitas, statistical dan
hipotesis. KAP di Bandung.
4. Ni Wayan
Rustiarini 2011
Komite Audit Dan Kualitas
Audit: Kajian
Berdasarkan Karakteristik,
Kompetensi, Dan Aktivitas
Komite Audit Variabel
Independen Gender Gen,
Kebangsaan Nat, Usia
Age, Independensi
Ind, Tingkat Pendidikan
Edu, Keahlian
bidang akuntansi dan
keuangan Expt,
Pengalaman Kerja Expc,
Pertemuan Meet,
Komitmen Waktu Com
Variable Dependen
Audit Quality Cara yang
digunakan adalah dengan
cara Regresi linear berganda.
Tes Kualitas data
dilakukan uji asumsi klasik
yaitu normalitas, multikolinearitas
, heteroskedastisit
as, dan autokorelasi
dengan menggunkan
SPSS. Hasil dari penelitian
ini membuktikan bahwa gender,
kebangsaan, usia, tingkat pendidikan,
jumlah pertemuan komite audit dapat
mengurangi tingkat akrual, yang berarti
meningkatkan kualitas audit.
Variabel lainnya yaitu independensi,
keahlian dalam bidang akuntansi dan
keuangan, pengalaman, dan
komitmen waktu belum dapat
mengurangi tingkat akrual.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Dr. Augustine
O. Enofe, Dr. Chijioke
Mgbame, Adeyemi
Aderin, Obehioye U.
Ehi-Oshio 2013
Determinants of Audit
Quality in the Nigerian
Business Environment
Variabel Independen
Auditor Kepemilikan,
Auditor Ukuran,
Dewan Kemerdekaan,
dan Kepemilikan
Struktur. Variable
Dependen Kualitas Audit
Cara yang digunakan
adalah kuesioner.
Sumber data yang dari
penelitian ini adalah jawaban
dari kuesioner yang di bagikan
pada bagian lintas pengguna
laporan keuangan,
investor, analisis keuangan dan
lembaga kredit. Tes kualitas data
yang digunkan dummy variabel,
OLS Regresi, SPSS untuk
menguji hipotesis.
Hasil dari penelitian ini adalah Audit
kualitas ditemukan secara signifikan
berkaitan dengan papan kemerdekaan
dengan hubungan yang positif. Audit
perusahaan ukuran ditemukan non
significant hubungan positif dengan
kualitas audit; Audit kepemilikan
hubungan negatif yang bebas-signifikan
dengan audit kualitas, sementara struktur
kepemilikan bebas- signifikan hubungan
positif dengan audit kualitas. Penelitian ini
merekomendasikan bahwa susunan
Direksi non-eksekutif sebagai anggota
Dewan harus
dipertahankan dan diperbaiki. Hubungan
antara Dewan kemerdekaan dan
audit kualitas dapat dirasakan yang
semakin tinggi proporsi Direktur
non-eksekutif, semakin tinggi derajat
independensi Dewan yang selalu
mempengaruhi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sumber : Diolah Peneliti 2015
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Erlina 2011 : 33, kerangka konseptual kerangka teoretis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Hal ini merupakan jaringan dimana hubungan antara variabel secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah
diidentifikasi. Kerangka teoretis kerangka konseptual adalah jaringan asosiasi yang disusun,
dijelaskan, dan dielaborasi secara logis anatarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur
Uma Sekaran, 2007. Kerangka konseptual yang baik mendefenisikan dan menamakan variabel – variabel penting dalam situasi yang relevan dengan defenisi masalah. Kerangka konseptual
secara logis menjelaskan sangkut – paut antarvariabel tersebut.
Kerangka konseptual perlu dikemukakan apabila penelitian menghubungkan dua variabel atau lebih. Jika penelitian hanya terdiri dari satu variabel mandiri saja, maka perlu diberi
deskripsi untuk setiap variabel serta variasi besaran variabel yang diteliti. probabilitas Dewan
berusaha untuk mempengaruhi isi
laporan keuangan; dan secara langsung
atau tidak langsung, hasil penugasan audit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubungan antara variabel bebas independen dengan variabel terikat dependen akan dihubungkan secara teoritis melalui kerangka konseptual. Adapun yang menjadi variabel
independen dalam penelitian ini adalah karakteristik komite audit, dimana didalam penelitian ini karakteristik komite audit diteliti berdasarkan usia dan gender, Kompetensi Komite Audit
dimana penelitian ini diteliti berdasarkan tingkat pendidikan, Aktivitas Komite Audit dimana penelitian ini diteliti berdasarkan jumlah pertemuan. Sedangkan variabel dependennya adalah
kualitas audit. Hubungan antara variabel – variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
v
H1 H2
H3
H4
H5
Kualitas Audit
Y
Karakteristik Komite Audit
Usia X
1
Gender X
2
Kompetensi Komite Audit
Tingkat Pendidikan X
3
Aktivitas Komite Audit
Jumlah Pertemuan X
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Dilihat dari sudut pandang auditor, hasil audit dikatakan berkualitas jika mereka telah bekerja sesuai dengan standar professional yang ada, dapat menilai resiko bisnis auditee dengan
tujuan untuk meminimalisasi ketidakpatutan auditee dan menjaga reputasi auditor. Pemilihan auditor dengan kualitas tinggi dinilai mampu meningkatkan tingkat kredibilitas laporan
keuangan, karena KAP besar umumnya akan menjaga reputasi mereka dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas kinerja mereka dalam mengaudit suatu perusahaan.Seorang auditor
dituntut untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, karena laporan auditor begitu penting bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil berbagai keputusan.Sedangkan menurut pihak
– pihak yang berkepentingan laporan audit dikatakan berkualitas jika auditor dapat memberikan
jaminan bahwa tidak ada salah saji material no material misstatements atau kecurangan fraud dalam laporan keuangan auditee.Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Keberadaan komite audit dinilai berpengaruh pada perusahaan karena laporan keuangan
perusahaan yang disajikan akan menjadi lebih berkualitas. Karakteristik komite audit yang baik akan membawa pengaruh yang baik juga kepada perusahaan. Kompetensi yang dimiliki auditor
dapat dilihat dari tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang merupakan karakteristik kognitif yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan kemampuan dalam
pengambilan keputusan. Semakin tinggi pendidikan anggota komite, makasemakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang lebih baik dalam menyelesaikan
permasalahan.aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit.
2.4 Hipotesis Penelitian