UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan property dan real estate yang
terdaftar dib Bursa Efek Indonesia 2010 – 2013.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit
3. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : karakteristik komite audit
yang pada penelitian ini di proksikan gender dan usia, kompetensi audit yang di proksikan ke tingkat pendidikan, dan aktivitas audit yang di proksikan ke
jumlah pertemuan.
3.4 Defenisi Operasional Variabel 3.4.1.Usia
Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam menjalankan tugasnya. Anggota komite audit yang berusia dewasa madya
40 – 60 tahun akan mencapai jenjang karir sejauh yang mereka mampu serta
posisi karir yang paling stabil. Semakin bertambah usia seseorang maka mereka dianggap akan semakin bijaksana dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan
mereka. Selain itu, semakin bertambah usia seseorang mereka dianggap memiliki banyak pengalaman. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk
meneliti pengaruh usia terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dengan variabel dummy, dimana nilai ‘1’ jika usia anggota komite audit 40 tahun dan
‘0’ jika 40 tahun.
3.4.2. Gender
Gender merupakan hal yang perlu diperhatikan didalam sebuah organisasi. Ada yang menganggap keberadaan pria lebih dibutuhkan didalam organisasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
karena menurut sebagian orang pria lebih berani dan tegas dalam pengambilan keputusan. Namun ada juga yang menganggap bahwa keberadaan wanita juga
penting didalam sebuah organisasi karena dianggap wanita lebih teliti dan lebih hati
– hati dalam membuat sebuah keputusan. Karena perbedaan pendapat itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh keberadaan wanita dalam komite audit
terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dengan variabel dummy,dimana nilai ‘1’ jika ada anggota wanita didalam komite audit dan ‘0’ jika tidak.
3.4.3. Tingkat Pendidikan
Kompetensi komite audit dalam perusahaan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal akademik yang dimiliki anggota komite audit. Tingkat
pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang merupakan karakteristik kognitif yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan kemampuan dalam
pengambilan keputusan. Semakin tinggi pendidikan anggota komite, maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang
lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan. Tingkat pendidikan pada jenjang universitas membantu anggota komite untuk memiliki peluang karir yang lebih
menjanjikan. Diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana nilai ‘1’
jika anggota komite audit berpendidikan S2, dan ‘0’ berpendidikan S1.
3.4.4. Jumlah Pertemuan
Salah satu aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite,
dewan komisaris, dewan direksi, maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jumlah pertemuan ditentukan berdasarkan ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada komite audit. Diukur dengan menggunakan variabel
dummy, dimana nilai ‘1’ jika komite audit melakukan pertemuan dan nilai, ‘0’ tidak melakukan pertemuan.
3.4.5 Kualitas Audit