Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tanpa
bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut.
Tingkat Aktivitas Mobilitas
Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh.
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawas orang lain.
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawas orang lain, dan
peralatan. Tingkat 4
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.
Tabel 1.1 Kategori kemampuan aktivitasmobilitas.
e. Kemampuan Rentang Gerak Pengkajian mobilisasi pasien berfokus pada rentang gerak, gaya berjalan,
latihan, dan toleransi aktivitas, serta kesejajaran tubuh. Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga
potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal tubuh. Pengkajian rentang gerak Range Of Motion-ROM dilakukan pada daerah
seperti: kepala leher spinal servikal, bahu, siku, lengan, jari-tangan, ibu jari, pergelangan tangan, pinggul, dan kaki lutut, telapak kaki, jari kaki.
Gerak Sendi Derajat Rentang
Tabel 1.2
Kemampuan rentang gerak range of motion-ROM. f. Perubahan Intoleransi Aktivitas
Pengkajian intoleransi yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernafasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thoraks,
adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi dan
Normal Bahu
Abduksi: Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas.
180
Siku
Fleksi: Angkat lengan bawah kearah depan dan ke arah atas menuju bahu.
150
Pergelangan tangan
Fleksi: Tekuk jari-jari tangan kearah bagian dalam lengan bawah.
Ekstensi: Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi. Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang
sejauh mungkin. Abduksi: Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika
telapak tangan menghadap ke atas. Adduksi: Tekuk pergelangan tangan kearah kelingking,
telapak tangan menghadap ke atas. 80-90
80-90 70-90
0-20
30-50
Tangan dan jari
Fleksi: Buat kepala tangan. Ekstensi: Luruskan jari.
Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin.
Abduksi: Kembangkan jari tangan.
Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi.
90 90
30
20 20
sistem kardiovaskuler seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau
perubahan posisi.
g. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi Dalam pengkajian kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral
atau tidak. Untuk mengetahuiskala kekuatan otot dapat ditentukan dengan melihat tabel di bawah ini, yaitu:
Skala Persentase Kekuatan
Normal Karakteristik
Paralisis sempurna.
1 10
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat.
2 25
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan.
3
50 Gerakan yang normal melawan gravitasi.
4 75
Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dengan melawan tahanan minimal.
5 100
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh.
Tabel 1.3 Skala kekuatan otot.
h. Perubahan Psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan immobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi,
perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan
hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien Potter Perry, 2005.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit initial assessment,
selama pasien dirawat secara terus-menerus ongoing assessment,serta pengkajian ulang untuk menambah melengkapi data re-assessment Potter Perry, 2005.
Ada tujuan dalam pengumpulan data, yaitu:
a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien. b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.
c. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien. d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah
berikutnya.
Berikut beberapa tipe data dalam pengumpulan suatu data, yaitu : 1 Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup
persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu Potter
Perry, 2005. 2 Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera lihat, dengar, cium, raba selama pemeriksaan fisik.Misalnya frekuensi nadi,
pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran Potter Perry, 2005.Dan terdiri dari tiga karakteristik data adalah sebagai berikut.
a Lengkap Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien
yang adekuat. Misalnya, klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus
mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: Apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau
disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon pasien mengapa tidak mau makan Potter Perry, 2005.
b Akurat dan Nyata Perawat harus berpikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar
tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat
merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya,
pada observasi : “pasien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak pasien berkomunikasi, tetapi pasien selalu
diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat. Jika keadaan pasien tersebut ditulis oleh perawat bahwa pasien depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari
perilaku pasien dan bukan data yang aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi pasien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang
ditemukan pada saat pengkajian Potter Perry, 2005. c Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan.Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat data
komprehensif tetapi singkat dan jelas Potter Perry, 2005. Dengan mencatat data yang relevan sesuai dengan masalah pasien merupakan data fokus terhadap masalah
pasien dan sesuai dengan situasi khusus berdasar sumber data terdiri dari: