Harga Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Tabel 2.3 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US 1985-2009 Tahun Kurs RpUS 1985 1131 1986 1655 1987 1652 1988 1729 1989 1795 1990 1901 1991 1992 1992 2062 1993 2110 1994 2200 1995 2308 1996 2383 1997 4650 1998 8025 1999 7100 2000 9595 2001 10400 2002 8940 2003 8465 2004 9270 2005 9830 2006 9020 2007 9419 2008 10950 2009 9400 Sumber: BPS Sumatera Utara 1985-2010.

2.1.5. Harga

Harga merupakan alat evaluasi dan komunikasi dalam pasar internasional. Menetapkan harga yang tepat merupakan kunci kesuksesan dan kegagalan. Bahkan ketika pemasar internasional memproduksi produk yang tepat, mempromosikannya dengan benar, dan membangun jalur distribusi yang layak, upaya tersebut akan gagal bila ia salah menetapkan harga. Sebuah penawaran Universitas Sumatera Utara harga seharusnya mencerminkan baik kualitas maupun nilai produk yang dipersepsikan konsumen. Dari semua hal yang harus dihadapi oleh pemasar internasional, penetapan harga merupakan salah satu yang paling sulit. Hal ini menjadi lebih rumit ketika perusahaan menjual produknya pada pelanggan di berbagai negara yang berbeda-beda. Baik mengekspor maupun mengelola operasi luar negeri, tanggung jawab manajer adalah menetapkan dan mengendalikan harga aktual produk di pasar yang berbeda dengan berbagai variabel yang berbeda pula, mulai dari perbedaan tarif, biaya, sikap, persaingan, fluktuasi mata uang, serta metode penetapan harga. Keputusan penetapan harga dilihat dengan dua cara : • Penetapan harga sebagai sebuah instrumen aktif untuk mencapai tujuan pemasaran , perusahaan menggunakan harga untuk mencapai sebuah tujuan spesifik, antara lain target memperoleh keuntungan, target pangsa pasar, atau tujuan spesifik lainnya. • Penetapan harga sebagai elemen statis sebuah keputusan bisnis , hanya dengan mengekspor kelebihan persediaan, menempatkan bisnis luar negeri bukan sebagai prioritas utama, dan menganggap penjualan ekspor hanya memberikan kontribusi yang dalam volume penjualan total. Semakin besar kendali yang dimiliki perusahaan atas harga jual akhir sebuah produk, maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Semakin lebar lini produk dan semakin besar negara yang Universitas Sumatera Utara menjadi target, maka semakin kompleks proses pengendalian harga bagi pengguna akhir.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Saragih 2012 dengan judul “Analisis Daya Saing Ekspor Minyak Sawit CPO Sumatera Utara di Indonesia” bahwa permasalahan yang diangkat adalah bagaimana daya saing ekspor CPO antara Sumatera Utara dengan provinsi lain yang ada di Indonesia. Dan juga untuk melihat bagaimana trend dan proyeksi ekspor CPO di Sumatera Utara. Dan yang terakhir, untuk melihat dan mengetahui apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor CPO di Sumatera Utara. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan kurun waktu dari tahun 1980-2010. Data dikumpulkan dari BPS, Kementrian Pertanian dan KPB PTPN. Alat analisis yang digunakan adalah dengan Ordinary Least Square untuk melihat trend dan proyeksi 10 tahun kedepan; indeks RCA dan AR untuk melihat daya saing dan Ordinary Least Square OLS untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1 trend ekspor CPO Sumatera Utara 1980-2010 bernilai positif dan proyeksi ekspor 10 tahun kedepan meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 4,649 persen, 2 Sumatera Utara masih berdaya saing dipangsa ekspor CPO Indonesia dengan nilai indeks RCA rata-rata sebesar 13,24905 namun dengan pertumbuhan yang lemah yang ditunjukkan dengan nilai indeks AR sebesar 0,232 disebabkan potensi luas lahan yang kecil pertumbuhan produksi yang lamban, produktifitas yang kecil dan adanya pengalihan pelabuhan ekspor oleh eksportir; 3 ekspor CPO Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara