Sejarah Perusahaan Ruang Lingkup Bidang Usaha Economic Order Quantity EOQ Safety Stock

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Susanto dan Effendi pada tahun 1980 tepatnya berada di lokasi daerah Sunggal pada awal berdirinya. Pada tahun 1983, PT. Mewah Indah Jaya pindah ke daerah Binjai tepatnya di gang Kenduri no 86 km 14, Deli Serdang, Sumatera Utara. PT. Mewah Indah Jaya yang merupakan perusahaan keluarga turun menurun sekarang dipimpin oleh anak dari Bapak Effendi yaitu Thomas Effendi.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Mewah Indah Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi produk rumah tangga yang berbahan aluminium dan plastik. Adapun produk berbahan aluminium yang dihasilkan berupa dandang dan kuali sementara produk berbahan plastik yang diproduksi memiliki ragam yang lebih banyak yang berupa ember, baskom, piring, keranjang, kursi, celengan dan lain sebagainya. Produk-produk yang dihasilkan PT. Mewah Indah Jaya dipasarkan pada wilayah Sumatera antara lain Medan, Binjai, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Sibolga, Padang, Pekan Baru dan kota lainnya di Sumatera.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Mewah Indah Jaya memiliki struktur organisasi fungsional yang dimana hubungan fungsional tersebut terlihat dari pembagian atau pemisahan tugas berdasarkan fungsi-fungsi yang ada pada perusahaan yaitu bagian produksi, bagian gudang, bagian keuangan, bagian administrasi dan petugas keamanan. Struktur Organisasi PT. Mewah Indah Jaya dapat dilihat pada Gambar 2.1. Direktur Kabid Produksi Kabid Gudang Kabid Keuangan Kabid Administrasi Petugas Keamanan Supervisor Injection Supervisor Pelat Supervisor Boker Karyawan Gudang Karyawan Penjualan Karyawan Pemasaran Operator Bagian Injection Operator Bagian Pelat Operator Bagian Boker Gambar 2.1. Stuktur Organisasi PT. Mewah Indah Jaya

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada PT. Mewah Indah Jaya adalah sebagai berikut: 1. Direktur Direktur berfungsi sebagai pemimpin tertinggi di dalam perusahaan, mempunyai tujuan dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Menentukan secara garis besar kebijakan umum dan program kerja dalam perusahaan. b. Menjalankan fungsi manajemen top management dalam pengambilan keputusan c. Melakukan kerjasama dengan organisasi yang terkait 2. Kepala bidang produksi Kepala bidang produksi memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut : a. Mangatur pelaksanaan produksi b. Melakukan pengawasan terhadap proses produksi c. Bertanggung jawab kepada Direktur atau keseluruhan kegiatan produksi 3. Kepala bidang gudang Kepala bidang gudang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Mengatur ketersediaan bahan baku untuk produksi b. Mengatur tempat penyimpanan produk jadi c. Bertanggung jawab kepada Direktur atas keseluruhan kegiatan di gudang 4. Kepala bidang keuangan Kepala bidang keuangan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Mengatur keuangan perusahaan b. Mencatat dan membuat laporan hasil penjualan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan keuangan c. Mengatur pembagian gaji karyawan. d. Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai anggaran biaya, realisasi dan pengawasannya. 5. Kepala bidang administrasi Kepala bidang administrasi mempunyai tanggung jawab atas semua hal yang menyangkut administrasi yang ada pada perusahaan. 6. Petugas keamanan Petugas keamanan mempunyai tanggung jawab menjaga keamanan pabrik serta menutup dan membuka pintu masuk perusahaan. 7. Supervisor bagian injection Supervisor bagian injection mempunyai tanggung jawab untuk mengatur serta mengawasi pekerjaan operator bagian injection. 8. Supervisor bagian pelat Supervisor bagian pelat mempunyai tanggung jawab untuk mengatur serta mengawasi pekerjaan operator bagian pelat. 9. Supervisor bagian boker Supervisor bagian boker memiliki tanggung jawab untuk mengatur serta mengawasi pekerjaan operator bagian boker. 10. Karyawan gudang Karyawan gudang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Menjaga keamanan gudang b. Mencatat barang yang keluar dan masuk c. Mengatur keluar masuknya barang 11. Karyawan penjualan Karyawan penjualan mempunyai tanggung jawab untuk menerima pesanan dari pelanggan dan mencatat segala aktivitas penjualan 12. Karyawan pemasaran Karyawan pemasaran mempunyai tujuan dan tanggung jawab dalam pemasaran produk yang diproduksi dan meningkatkan penjualan melalui usaha promosi. 13. Karyawan Bengkel Karyawan bengkel mempunyai tujuan dan tanggung jawab dalam memberikan jadwal maintenance kepada bagian produksi dan memperbaiki mesin yang tidak bekerja. 14. Operator Operator mempunyai tanggung jawab sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap proses produksi yang berlangsung di lantai produksi b. Bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja pda PT. Mewah Indah Jaya terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja outsourcing. Tenaga kerja tetap pada PT. Mewah Indah Jaya berupa kepala bidang, staf dan supervisor. Tenaga kerja yang termasuk tenaga kerja outsourcing yaitu operator yang bekerja di lantai produksi. Perusahaan tidak secara langsung mengadakan kontrak kerja kepada tenaga kerja outsourcing melainkan kepada pihak perusahaan yang menjadi penyalurnya. Komposisi tenaga kerja pada PT. Mewah Indah Jaya dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Komposisi Tenaga Kerja PT. Mewah Indah Jaya No Jabatan Jumlah 1 Kepala Bidang Administrasi 1 2 Kepala Bidang Keuangan 2 3 Kepala Bidang Gudang 2 4 Kepala Bidang Produksi 2 5 Supervisor Bagian Injection 2 6 Supervisor Bagian Pelat 1 7 Supervisor Bagian Boker 1 8 Karyawan Gudang 1 9 Karyawan Bengkel 3 10 Karyawan Penjualan 4 11 Karyawan Pemasaran 10 12 Operator 49 13 Petugas Keamanan 3 Total 81 Sumber : PT. Mewah Indah Jaya Pembagian jam kerja tenaga kerja pada PT. Mewah Indah Jaya adalah sebagai berikut : 1. Operator bagian pelat Jadwal kerja operator bagian pelat terbagi dalam satu shift kerja yang dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jadwal Kerja Operator Bagian Pelat Hari Kerja Jam Kerja WIB Jam Istiharat WIB Senin-Sabtu 08.00-16.00 12.00-13.00 Sumber : PT. Mewah Indah Jaya 2. Supervisor injection, operator injection dan petugas keamanan Jadwal kerja bagian supervisor injection, operator injection dan petugas keamanan terbagi dalam tiga shift kerja yang dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Jadwal Kerja Operator Bagian Injection dan Petugas Keamanan Hari Kerja Shift Jam Kerja WIB Jam Istirahat WIB Senin-Sabtu 1 07.00-15.00 12.00-13.00 2 15.00-23.00 18.00-19.00 3 23.00-07.00 04.00-15.00 Sumber : PT. Mewah Indah Jaya 3. Karyawan bagian non produksi Jadwal kerja untuk karyawan bagian non produksi dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Jadwal Kerja Karyawan Non Produksi Hari Kerja Jam Kerja WIB Jam Istirahat WIB Senin- Jumat 08.00-12.00 12.00-13.00 14.00-17.00 Sabtu 08.00-16.00 12.00-13.00 Sumber : PT. Mewah Indah Jaya

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada PT. Mewah Indah Jaya didasarkan pada jenis tenaga kerja. Gaji tenaga kerja outsourcing diberikan setiap dua minggu sekali. Besarnya upah ditentukan berdasarkan jumlah hari kerja. Gaji tenaga kerja tetap diberikan secara bulanan dengan besar upah sesuai tingkat jabatan. Selain gaji pabrik, perusahaan juga memberikan tunjangan dan fasilitas antara lain: 1. Upah lembur Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja melebihi jam kerja normal. 2. Tunjangan Hari Raya THR Tunjangan hari raya diberikan kepada tenaga kerja tetap menjelang hari raya. 3. Cuti Cuti yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerjanya yaitu 12 hari setiap tahunnya. Perusahaan juga memberikan cuti melahirkan selama 3 bulan kepada tenaga kerja wanita.

2.4. Proses Produksi

Proses produksi pada PT. Mewah Indah Jaya terdiri dari dua bagian yaitu proses pembuatan produk berbahan aluminium dan produk berbahan plastik.

2.4.1. Proses Produksi Produk Berbahan Aluminium

2.4.1.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan untuk memproduksi produk berbahan aluminium yang berupa bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong adalah sebagai berikut : 1. Bahan baku Bahan baku yang digunakan untuk produk berbahan aluminium adalah aluminium. Bahan baku bersumber dari perusahaan pemasok aluminium. 2. Bahan tambahan Bahan tambahan yang digunakan sebagai berikut : a. Paku Paku yang digunakan terbuat dari aluminium yang digunakan dalam perakitan body dengan pegangan. b. Label Label berupa stiker yang bertuliskan merek produk yang ditempelkan pada produk. c. Plastik pembungkus Plastik digunakan untuk membungkus produk yang telah selesai diproses. 3. Bahan penolong Bahan penolong yang digunakan pada PT. Mewah Indah Jaya antara lain : a. Bensin Bensin digunakan pada proses polish untuk mengkilatkan produk. b. Kertas pasir Kertas pasir digunakan untuk menghaluskan permukaan produk.

2.4.1.2. Proses Produksi Produk Berbahan Aluminium

Proses produksi produk berbahan aluminium sebagai berikut : 1. Pengecoran Pada tahap pengecoran, aluminium yang telah dileburkan, dituangkan ke dalam cetakan berbentuk kubus yang selanjutnya dibiarkan hingga terbentuknya produk. 2. Pengepresan Pressing 1 Pada tahap pengepresan ini produk dibawa untuk dibentuk pelat dengan ketebalan 1,2 cm. 3. Pengepresan Pressing 2 Pada tahap ini, hasil pengepresan yang tahap pertama diproses pada pengepresan tahap 2 hingga memiliki ketebalan 0,5 cm. Proses pembuatan produk aluminium berupa dandang terdiri dari proses pembuatan body, pegangan, tutup, penyaring, perakitan dan pengemasan. 1. Pembuatan body Tahapan pembuatan body yaitu sebagai berikut: a. Pemotongan square cutting Pemotongan pada aluminium dilakukan dengan menggunakan cutting machine. Pelat aluminium dipotong berbentuk persegi empat yang disesuaikan dengan ukuran dandang yang akan diproduksi. b. Pengepresan pressing Pelat aluminium dengan tebal 0,5 cm yang telah dipotong selanjutnya diproses pada mesin press hingga ketebalan pelat menjadi 0,15 cm. c. Pemotongan circle cutting Pelat segi empat dipotong membentuk lingkaran. Pemotongan pelat dilakukan dengan menggunakan mesin circle. Pada mesin circle terdapat bermacam ukuran cetakan sesuai ukuran dinding yang akan diproduksi. d. Pencetakan forming Pelat yang berbentuk lingkaran kemudian dicetak membentuk body dinding dengan menggunakan mesin big press. Sebelum dicetak, peat diolesi dengan limbah minyak sawit agar tidak pecah atau rusak karena akan dikenanakan tekanan. e. Pemebentukan pinggrian edge forming Pada tahap ini digunakan mesin engkol. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah penyempurnaan bentuk body dinding, pemotongan pinggiran dandang yang belum dibentuk hingga rata dan pembentukan pinggiran dinding. f. Pengkilatan polishing Pada proses ini body dandang ditemaptkan pada mesin putar kemudian diolesi dengan bensin. Body digosok dengan menggunakan kain higga mengkilat. g. Pembentukan pinggang waist forming Body diproses pada mesin waist forming untuk membentuk pinggang pada body. h. Pelubangan Body dandang dilubangi sebanyak 4 lubang menggunakan punch. 2. Pembuatan pegangan dandang holder forming Tahapan proses pembuatan pegangan dandang adalah sebagai berikut : a. Pemotongan pelat aluminium Pemotongan pelat aluminium yang telat dipres sesuai dengan spesifikasi pegangan produk b. Pembentukan forming Hasil potongan pelat aluminium kemudian dibentuk dengan menggunakan alat penekuk agar pegangan menekuk. c. Pelubangan punching Pelat yang ditekuk kemudian dilubangkan pada kedua bagian ujungnya. d. Pembengkokan curving Pelat yang sudah berlubang kemudian dibengkokkan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dengan alat pembengkok. 3. Pembuatan tutup Tahapan proses pembuatan tutup sebagai berikut: a. Pemotongan square cutting Pemotongan pelat aluminium dilakukan dengan menggunakan cutting machine. Pelat dipotong dengan bentuk segi empat sesuai dengan spesifikasi tutup dandang yang akan diproduksi. b. Pengepresan pressing Pelat aluminium dengan tebal 0,5 cm yang telah dipotong kemudian diproses pada mesin press sehingga ketebalan menjadi 0,15 cm. c. Pemotongan circle cutting Pelat aluminium berbentuk segi empat tersebut dipotong dengan menggunakan mesin circle untuk menjadikan bentuk lingkaran. d. Pencetakan forming Pelat yang berbentuk lingkaran dicetak membentuk tutup dandang menggunakan mesin big press. Sebelum dicetak, pelat diolesi limbah minyak sawit agar pelat tidak pecahrusak karena kaan dikenakan tekanan. e. Pembentukan pinggiran edge forming Pada tahap ini digunakan mesin engkol. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah penyempurnaan bentuk tutup dandang, pemotongan pinggiran tutup dandang yang belum dibentuk hingga rata dan pembentukan pinggiran tutup dandang. f. Pengkilatan polishing Pada tahap ini tutup dinding ditempatkan pada mesin putar lalu diolesi bensin. Tutup dandang digosok menggunakan kain hingga mengkilat. g. Pelubangan punching Tutup dandang dilubangi pada bagian tengah menggunakan punch. 4. Pembuatan penyaring Tahapan proses pembuatan penyaring sebagai berikut : a. Pemotongan square cutting Pemotongan pelat aluminium dilakukan dengan menggunakan cutting machine. Pelat dipotong dengan bentuk segi empat sesuai dengan spesifikasi ukuran penyaring yang akan diproduksi. b. Pengepresan pressing Pelat aluminium dengan tebal 0,5 cm yang telah dipotong kemudian diproses pada mesin press sehingga ketebalan menjadi 0,15 cm. c. Pemotongan circle cutting Pelat aluminium berbentuk segi empat tersebut dipotong dengan menggunakan mesin circle untuk menjadikan bentuk lingkaran. d. Pelubangan punching Penyaring dilubangi dengan menggunakan punch sehingga terdapat banyak lubang pada penyaring. e. Pemasangan kawat Pada tahap ini kawat dikaitkan pada lubang di bagian tengah penyaring yang berfungsi sebagai pegangan penyaring. 5. Perakitan Tahapan perakitan sebagai berikut : a. Body dandang yang telah selesai dilubangi kemudian dirakit dengan pegangan b. Tutup dandang yang telah selesai dikilatkan kemudian dirakit dengan pegangan penutup yang terbuat dari plastik. 6. Pengemasan Proses pengemasan meliputi semua kegiatan penempelan label merek dan pembungkusan produk. Proses pembuatan kuali hampir sama dengan dengan proses pembuatan dandang. Perbedaannya adalah pada pembuatan kuali tidak terdapat proses pembentukan pinggang, pembuatan tutup, pembuatan penyaringan dan pegangan.

2.4.2. Proses Produksi Produk Berbahan Plastik

2.4.2.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan untuk memproduksi produk berbahan plastik yang berupa bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong adalah sebagai berikut : 1. Bahan baku Bahan baku yang digunakan untuk produksi produk plastik yaitu bijih plastik. Bahan baku bijih lastik dipasok dari PT. Candra Petrochemical Tbk, PT. Bintang Terang dan PT. Sempurna. Bahan baku yang digunakan bermacam- macam yaitu polyetylene bening, poyprophylene dengan variasi warna dan cacahan dari plastik bekas yang akan didaur ulang kembali. 2. Bahan tambahan Bahan tambahan yang digunakan adalah zat pewarna yang digunakan untuk mewarnai bahan baku, label yang merupakan merek produk dan plastikkardus untuk proses pengemasan. 3. Bahan penolong Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi yaitu air yang digunakan dalam proses pencucian cacahan plastik.

2.4.2.2. Proses Produksi Produk Berbahan Plastik

Bahan yang digunakan PT. Mewah Indah Jaya untuk produk plastik ada 2 jenis yaitu bahan baku dari pabrik dan bahan baku daur ulang. Bahan baku daur ulang memerlukan beberapa tahap proses pengolahan terlebih dahulu sebelum menjadi bahan baku siap pakai, yaitu sebagai berikut : 1. Pencacahan Pada tahap ini bahan baku daur ulang dicacah menjadi berukuran lebih kecil lagi untuk memudahkan dalam proses pemanasan di dalam mesin injection. Proses ini dilakukan dengan mesin crusher di bagian boker. 2. Pencucian dan penyaringan Pada tahap ini cacahan bahan baku dimasukkan ke dalam bak pencucian dengan proses pencucian sebanyak empat tahap. Proses pencucian ini dilakukan secara manual oleh operator. Proses ini bertujuan memisahkan kotoran yang menempel pada bahan baku. Bahan baku yang bersih akan terapung di air, sedangkan kotoran akan mengendap di bawah air. Bahan baku yang terapung disaring secara manual menggunakan saringan. 3. Penjemuran Setelah disaring, bahan baku masih dalam keadaan basah. Bahan baku dimasukkan ke dalam mesin harus dalam keadaan kering sehingga perlu dilakukan proses pengeringan dengan penjemuran di bawah sinar matahari. Bahan baku daur ulang yang siap pakai dan bahan baku dari pabrik selanjutnya diproses sebagai berikut : 1. Pencampuran warna Tahap pencampuran warna dimulai dengan memasukkan bahan baku dan zat pewarna ke dalam mesin mixer warna. Hasil dari proses ini adalah bahan baku yang sesuai dengan warna produk yang akan diproduksi. 2. Pencetakan Tahap ini dilakukan pada mesin injection molding dan mesin blow molding. Bahan baku dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper. Pada mesin terjadi proses pemanasan untuk mengubah wujud bahan baku dari cacahanbutiran padat menjadi cairan. Bahan baku yang telah mencair kemudian diinjeksikan ke cetakan. Dengan demikian cara yang demikian dihasilkan produk dengan bentuk yang sesuai dengan cetakan. Cetakan produk dapat diganti atau diubah sesuai dengan produk yang akan diproduksi. 3. Pemotongan Pemotongan dilakukan menggunakan pisau untuk merapikan pinggiran produk yang tidak rata. 4. Perakitan Tahap ini merupakan tahapan untuk sebgaian produk yang memerlukan proses perakitan seperti ember, lemari, rantang dan sebagainya. 5. Pengemasan Tahap pengemasan terdiri dari proses penempelan label dan pembungkusan produk.

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Dasar Peramalan

2 1. Jangka Pendek Short Term Peramalan merupakan bagian awal dari proses pengambilan suatu keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan guess, namun dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, peramalan menjadi lebih dari sekedar perkiraan. Peramalan dapat disebut sebagai perkiraan yang ilmiah educated guess. Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan juga merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi.

3.1.1. Pendefinisian Tujuan Peramalan yang Baik

Tujuan peramalan dilihat dari segi waktu, terdiri dari : Menentukan kuantitas dan waktu dari item produksi. Peramalan ini biasanya bersifat harian, mingguan ataupun bulanan dan ditentukan oleh low management. 2. Jangka Menengah Medium Term 2 Rosnani Ginting, 2007, Sistem Produksi, Yogyakarta : Graha Ilmu, Hal. 31 -58 Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Peramalan ini biasanya bersifat kuartal ataupun tahunan dan ditentukan oleh middle management. 3. Jangka Panjang Long Term Menentukan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Peramalan ini biasanya bersifat 5 tahun, 10 tahun ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh top management.

3.1.2. Karakteristik Peramalan yang Baik

Peramalan yang baik mempunyai kriteria yang penting yaitu : 1. Akurasi Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan konsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramaln tersebut terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramlan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera, akibatnya perusahaan dimungkinan kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang terserap sia-sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal. 2. Biaya Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya peramalan dan metode peramalan yang digunakan. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan datanya, bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin diperoleh. Misalkan item-item yang akan penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. 3. Kemudahan Penggunaan metode peramaln yang sederhana, mudah dibuat dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Metode yang canggih hanya percuma bila tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia maupun peralatan dan teknologi.

3.1.3. Teknik Peramalan

3 3.1.3.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Peramalan Peramalan pada dasarnya merupakan upaya dalam memperkecil resiko yang timbul akibat pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang dikeluarkan, maka akan semakin besar pula resiko yang diperoleh. Namun, upaya memperkecil resiko tersebut dibatasi oleh biaya 3 Ibid. Hal 34-37 yang dikeluarkan dalam mengupayakan hal tersebut. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan antara lain : 1. Horizon Peramalan Ada uda aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing- masing metode peramaln, yaitu : a. Cakupan waktu di masa datang Dimana perbedaan dari metode peramalan hendaknya disesuaikan b. Jumlah periode ramalan yang diinginkan Beberapa teknik dan metode hanya dapat disesuaikan untuk peramalan satu atau dua periode, sedangkan teknik dan metode ini dapat digunakan untuk peramalan beberapa periode di masa yang akan datang. 2. Tingkat Ketelitian Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramlan. Untuk beberapa pengambilan keputusan diharapkan penyimpangan yang terjadi antara 10 – 15, namun untuk kasus yang lain dapat idanggap bahwa penyimpangan sebesar 5 merupakan penyimpangan yang cukup berbahaya. 3. Ketersediaan data Metode yang digunakan sangat besar manfaatnya, apabila dikaitakn denan keadaan atau informasi yang ada atau data yang tersedia. 4. Bentuk pola data Dasar utama metode peramalan adalah anggapan bahwa pola data yang diramalkan akan berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang menunjukkan pola musiman atau trend. Metode peramlan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari satu nilai rata-rata, dengan fluktuasi yang acak. Karena perbedaan kemampuan metode peramalan untuk mengidentifikasi pola-pola data, maka perlu adanya usaha penyesuaian pola data. 5. Biaya Umumnya ada empat jenis biaya dalam proses peramalan yaitu biaya pengembangan, biaya penyimpanan, biaya operasi dan biaya kesempatan penggunaan teknik peramalan.

3.1.4. Klasifikasi Teknik Peramalan

4 Peramaln kualitatif merupakan peramaln yang didasarkan atas keadaan masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hail ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement, pendaapt, pengetahuan Dalam sistem peramalan, metode yang berdeda akan memberikan hasil yang berbeda dan derajat galat peramalan yang juga berbeda. 3.1.4.1.Peramalan Kualitatif 4 Donald W. Fogarty, John H. Blackstone dan Thomas. R Hoffmann, Production Inventory Mangement, Ohio : South-Western Publishing. Co, 1991, Hal. 83-88 serta pengalaman dari penyusunnya. Beberapa metode peramlan yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah : a. Metode Delphi Dalam hal ini, sekelompok pakar mengisi kuesioner, kemudian moderator menyimpulkan hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya. b. Dugaan Manajemen Dalam hal ini, peramaln didasarkan pada pertimbangan manajemen, umunya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari suatu kelompok kecil orang dimana pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. c. Riset pasar Metode peramalan yang didasarkan pada hasil-hasil dari survey pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk attau yang mewakilinya.metode ini akan menjaring infromasi dari pelanggan, sehingga riset pasar tidak hanya untuk membantu peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produk-produk baru. d. Metode Kelompok Terstruktur Metode ini hampir sama dengan metode Delphi, namun dalam hal ini grup tidak berjumpa secara bersamaan dalam satu forum untuk berdiskusi, tetapi mereka diminta pendapatnya secara terpisah dan tidak boleh secara berunding. Hal ini dilakukan untuk menghindari pendapat yang bias karena pengaruh kelompok. e. Analogi historis Teknik peramlan yang didasarkan pada pola data masa lalu dari produk- produk yang dapat disamakan secara analogi. Analogi historis akan cenderung lebih baik untuk penggantian produk di pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari dalam pasar itu. 3.1.4.2.Peramalan Kuantitatif 5 1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramlan yang dibuat tergantung pada metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik yaitu yang memberi nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunkaan apabila terdapat dua kondisi berikut : 2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang. Prosedur umum yang digunakan dalam peramalan secara kuantitatif adalah: 1. Mendefinisikan Tujuan Peramalan 2. Pembuatan diagram pencar 3. Memilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai 4. Hitung parameter-parameter fungsi peramalan 5 Ibid. Hal 86-87 5. Hitung kesalahan setiap metode peramalan 6. Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil 7. Lakukan verifikasi peramalan. 3.1.4.3.Metode Time Series 6 1. Trend Linier Analisis Time Series menemukan bagaimana indikator produksi tertentu bervariasi terhadap waktu. Total penjualan tahunan pada beberapa tahun terakhir dapat menjadi indikator produksi. Pada umumnya jumlah dari penjualan dapat berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan yang telah diformulasikan, hasil dari penggambaran tidak dapat dipungkiri pada sebuah hubungan waktu penjualan yang digunakan untuk memprediksi level penjualan yang akan dating. Menetapkan perhatian untuk setiap langkah dan setiap rumusan hasil sebuah produk hasil akhir terbaik, yang merupakan peramalan paling tepat. 3.1.4.4.Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi Dalam meramalkan biaya-biaya yang termasuk di dalam biaya operasi dipergunakan pola trend karena biaya tersebut cenderung naik jika mesinperalatan semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakaiannya. Ada beberapa trend yang digunakan di dalam penyelesaian masalah ini yaitu : Bentuk persamaan umum : Y = a + bt 6 James L. Riggs, 1981, Production System: Planning Analysis and Control. John Wiley Sons, Inc : New York, Hal: 59-60 Persamaan peramalan : Yt = a + bt 2. Trend Eksponensial Bentuk persamaan umum : Y = ae bt Persamaan peramalan : Yt = ae bt 3. Trend Logaritma Metode proyeksi kecenderungan dengan regresi metuakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Y = a + b log t Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa : a. Konstan, dengan fungsi peramalan Yt : Yt = a dimana, dimana : Yt = nilai tambah N = Jumlah periode b. Linier, dengan fungsi peramalan : Yt = a + bt dimana : c. Kuadratis, dengan fungsi peramalan : Yt = a + bt + ct 2 dimana : d. Eksponensial, dengan fungsi peramalan : Yt = ae bt dimana : e. Siklis, dengan fungsi peramalan : dimana :

3.1.5. Kriteria Performance Peramalan

Ketepatan yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan tinggi, kakuratan hasil peramaln tinggu, begitu pulak sebaliknya. Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan metode Standard Error of Estimate SEE. dimana, k = derajat kebebasan Untuk data konstan, k =1 Untuk data linier, k = 2 Untuk data kuadratis, k = 3 Untuk data siklis, k= 3 Untuk data eksponensial, k =2

3.1.6. Pengujian Hipotesa Distribusi F

Setelah diperoleh kesalahan dari masing-masing metode peramalan, maka akan dilakukan pengujian hipotesis terhadap dua metode yang memiliki error terkecil, guna mendapatkan metode peramalan yang baik untuk digunakan. Pengujian dilakukan dengan tes distribusi F. Jika diasumsikan bahwa metode X adalah metode peramalan yang memiliki besar error yang paling kecil pertama dan metode Y adalah metode peramalan yang memiliki besar error yang paling kecil kedua, maka langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Tentukan pernyataan awal H da pernyataan alternatif H 1 2. Lakukan tes statistik dengan rumus 3. Bandingkan hasil yang diperoleh dari langkah 2 dengan hasil yang diperoleh dari tabel distribusi F dengan tingkat ketelitian yang telah diterapkan.

3.1.7. Proses Verifikasi

Proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh telah representatif terhadap data. Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan Moving Range Chart MRC. Dari peta ini dapat terlihat apakah sebaran berada di dalam batas kontrol ataupun sudah di luar kontrol. Kondisi out of control dapat diperiksa dengan menggunakan empat aturan berikut : 1. Aturan Satu Titik Bila ada sebaran berada di luar UCL dan LCL. Walaupun jika semua titik sebaran berada dalam batas kontrol belum tentu fungsi metode sudah representatif. Untuk itu, penganalisaan perlu dilanjuti dengan membagi MRC menjadi tiga daerah A, B dan C. 2. Aturan Tiga Titik Bila ada 3 buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana dua di antaranya jatuh pada daerah A. 3. Aturan Lima Titik Bila ada 5 titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana dua di antaranya jatuh pada daerah B. 4. Aturan Delapan Titik Bila ada 8 buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, pada daerah C.

3.2. Economic Order Quantity EOQ

7 Keguanaan EOQ adalah untuk menentukan order quantity yang akan meminimumkan jumlah biaya persediaan per waktu. Dalam penggunaanya metode EOQ ini dapat dikombinasikan untuk menentukan planned shipments. DRP adalah satu metode yang dipakai bersama dengan EOQ untuk pengendalian persediaan dan penjadwalan distribusi pada distribution centre. Asumsi –asumsi dasar EOQ adalah : 1. Lead time adalah konstan dan diketahui 2. Preparation cost dan total carrying cost konstan dan diketahui 3. Replenishment sesegera mungkin EOQ dapat dirumuskan sebagai berikut : Q optimal = Keterangan : D = Jumlah Kebutuhan Barang selama satu periode tahun k = Ordering cost setiap kali pesan h = Holding cost setiap 10 unit selama satu periode

3.3. Safety Stock

Stok pengaman dalam DRP digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan relatif terhadapt ramalan-ramalan yang dibuat. 7 Arman Hakim dan Yudha Prasetyawan, 2008, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Yogyakarta : Graha Ilmu, Hal 134 Ketidakpastian ini paling mungkin terjadi apabila permintaan benar-benar independent pada pusat-pusat distribusi yang secar langsung melayani pelanggan. Tingkat stok pengaman secara keseluruhan dalam sistem distribusi seharusnya menjadi lebih kecil untuk push system daripada pull system. Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian permintaan dan penawaran adalah mengkombinasikan data yang menunjukkan rata-rata permintaan. Hal ini akan menghasilkan ukuran variasi yang lebih besar, namun dapat diterapkan sebagai perhitungan dalam keadaan normal untuk menentukan stok pengaman guna mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan yaitu : Safety Stock = s x Z Dimana: s = Standar deviasi permintaan pada distribution centre Z = faktor Pengganda pada tingkat pelayanan yang diinginkan.

3.4. Pengertian Distribusi