Pengertian Distribusi Langkah-Langkah Perencanaan Manajemen Distribusi

Ketidakpastian ini paling mungkin terjadi apabila permintaan benar-benar independent pada pusat-pusat distribusi yang secar langsung melayani pelanggan. Tingkat stok pengaman secara keseluruhan dalam sistem distribusi seharusnya menjadi lebih kecil untuk push system daripada pull system. Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian permintaan dan penawaran adalah mengkombinasikan data yang menunjukkan rata-rata permintaan. Hal ini akan menghasilkan ukuran variasi yang lebih besar, namun dapat diterapkan sebagai perhitungan dalam keadaan normal untuk menentukan stok pengaman guna mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan yaitu : Safety Stock = s x Z Dimana: s = Standar deviasi permintaan pada distribution centre Z = faktor Pengganda pada tingkat pelayanan yang diinginkan.

3.4. Pengertian Distribusi

8 8 Fogarty, Donald. 1991. Production Inventory Management, Ohio: South-Wester Publishing Co. Kegiatan distribusi merupakan usaha perpindahanpengiriman produk dari akhir lini produksi kepada konsumen. Kegiatan distribusi yang terdapat pada perusahaan meliputi transportasi pengangkutan, proteksi terhadap pengemasan, pengendalian persediaan, pemilihan lokasi gudang dan pelayanan terhadap pelanggan. Sistem distribusi diklasifikasikan atas 2 jenis yaitu: 1. Sistem tarik pull system Sistem tarik adalah sistem pengisian persediaan dimana setiap DC menentukan kebutuhannya dan memesan dari CSF. 2. Sitem dorong push system Sistem dorong adalah sistem pengendaliaan persediaan dimana CSF menentukan bagaimana mengalokasikan produk ke DC.

3.5. Logika

Distribution Resources Planning DRP 9 1. Peramalan stok berdasarkan inventory stocking locations ISLs Distribution Resources Planning adalah sebuah proses manajemen yang menentukan keperluan inventory stocking locations ISLs yang merupakan toko, pusat distribusi, pusat distribusi regional, pusat distribusi manufaktur atau gudang yang menyimpan produk yang akan dijual. Sumber kebutuhan supplier dapat menjadi third party supplier, titik distribusi regional atau sebuah perusahaan sehingga dapat diperkirakan bahwa kebutuhan supplier dapat sesuai dengan permintaan. Distribution Resources Planning memiliki 3 fase utama. Pertama, DRP mempunyai input sebagai berikut : 2. Permintaan pelanggan baik untuk pemesanan sekarang dan masa depan 3. Biaya penyimpanan berdasarkan inventory stocking locations ISLs 4. Pemesanan produk yang akan dibeli atau yang diproduksi 5. Logistik, manufaktur, dan lead time pembelian 6. Jalur transportasi 9 Martin, Andre. 1995. DRP : Distribution Resources Planning, Canada : John Wiley Sons, Inc. 7. Prinsip safety stock berdasarkan inventory stocking locations ISLs 8. Kuantitas normal minimum untuk produk yang dibeli, diproduksi dan didistribusikan. Kedua, ketika semua input telah diterima, DRP memperhitungkan model time-phased dari kebutuhan persediaan untuk mendukung strategi logistik. Ini meliputi : 1. Dimana produk yang dibutuhkan, berapa harganya dan dimana dan kapan diperlukan 2. Kapasitas transportasi yang dibutuhkan 3. Kapasitas tempat penyimpanan, sumber daya manusia serta peralatan yang dibutuhkan 4. Investasi tempat persediaan yang dibutuhkan 5. Level produksi yang dibutuhkan dan produk yang dibeli oleh supplier kebutuhan Ketiga, DRP membandingkan kebutuhan yang dibutuhkan yang tersedia pada supplier kebutuhan, dan apa yang tersedia di waktu yang akan datang. DRP juga akan merekomendasikan langkah yang harus diambl untuk menhentikan pembelian dan atau produksi, oleh karena itu dengan mengabungkan persediaan dan permintaan. Pada integrasi dan feedback fase ketiga pada sistem, dengan menutup putaran sekitar laju produksi, pembelian, logistik dan pelanggan.

3.5.1. Logika DRP : Matematika

10 10 Martin, Andre. 1995. DRP : Distribution Resources Planning, Canada : John Wiley Sons, Inc. Inti dari proses manajemen ini sangat mudah, juga sangat kuat dan masuk akal. Dalam hal ini, kemampuan ini tidak dapat ditemukan dari kalkulasi matematika, namun pada kemampuan sistem secara keseluruhan untuk mengetahui kegiatan pada waktu yang akan datang, memprediksi kemungkinan yang terjadi, aktivitas yang kritis yang sedang berlangsung dan rekomendasi aksi. Berikut adalah contoh bagaimana logika tersebut dijalankan. Asumsikan bahwa ada sebuah toko retailer, dan tentukan kapan persediaan produk akan habis. Data yang diberikan menyatakan bawah jumlah penjualan adalah 200 unit per minggu. Toko tersebut mempunyai 500 unit persediaan dan 600 yang sedang dikirimkan yang akan memakan waktu selama seminggu. Dan jika sebuah pertanyaan dilontarkan “Berapa lama persediaan produkmu akan bertahan?”, maka jawaban yang mungkin adalah “Sekitar 5 setengah minggu.” Secara luarnya, begitulah logika matematika dari DRP bekerja. “It attempts to predict futureshortages, then recommends action to avoid them”. Pada gambar 2.1 akan ditunjukkan manajemen DRP secara keseluruhan. Bill of Distribution Order Entry Forecasting Inventory Control Open PO’s MO’s DRP Transportation Planning Scheduling Resources Requirements Planning Scheduling Realistic ? Sales Operating Planning Pruchase Or Inventory Planning Make Buy Key Input Interfaces DRP Plans ? Schedules Key Output Interfaces No Yes Gambar 3.1 Proses Manajemen Distribution Resources Planning

3.6. Langkah-Langkah Perencanaan

11 1. Netting Empat langkah utama yang diterapkan pada proses MRP yaitu : 11 Rosnani, Ginting, 2007, Sistem Produksi, Yogyakarta:Graha Ilmu Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih net requirement. Kebutuhan bersih adalah selisih antara kebutuhan kotor gross requirement ramalan permintaan produk pada DC tersebut. 2. Lot Size Lot sizing adalah proses untuk menentukan besarnya pesanan pada setiap item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari proses netting. Ada beberapa prosedur untuk menentukan ukuran lot. 3. Offsetting Offsetting bertujuan menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan guna memenuhi kebutuhan bersih. 4. Implosion Implosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk item pada level yang lebih tinggi. Dasar untuk menentukan kebutuhan item pada level tergantung pada posisinya dan struktur distribusinya.

3.7. Manajemen Distribusi

Inventory 12 Kunci yang paling tepat untuk menetapkan prinsip DRP adalah kemampuan untuk mengubah. Seperti yang telah dijelaskan, bahwa secara umum perkembangan industri sering berganti. Perubahan yang paling besar terjadi apabila jumlah permintaan berbeda dengan jumlah peramalan. Hal tersebut bukan merupakan suatu masalah pada DRP dikarenakan sistem DRP tidak 12 Fogarty, Donald. 1991. Production Inventory Management, Ohio: South-Wester Publishing Co. merencanakan setiap item pada setiap Distribution Center DC, namun DRP juga merencanakan kembali secara kontinu. Pada sistem DRP, setiap item yang berada pada DC direncanakan setidaknya sekali dalam seminggu.

3.8. Sistem Distribusi