Perkembangan Pendidikan Islam Pada Periode

31 berkeyakinan bahwa Islam adalah sesuai untuk semua bangsa, zaman dan semua keadaan.Dalam hal ini, apabila ditemukan adanya pertentangan antara ajaran Islam dengan kondisi yang ada pada perubahan zaman, penyesuaian akan diperoleh dengan mengadakan interpretasi baru pada ajaran Islam. Oleh karenanya, pintu ijtihad harus dibuka. 53 Menurut Jamaluddin Al-Afghani, kemunduran umat Islam bukanlah karena Islam, sebagaimana dianggap oleh kebanyakan orang karena tidak sesuai dengan perubahan zaman dan kondisi baru. Umat Islam mundur, karena telah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran yang datang dari luar lagi asing bagi Islam. Jadi, umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam murni yang tidak terkontaminasi oleh ajaran dan paham asing. Kalau manusia berpedoman kepada agama, ia tidak sesat untuk selama-lamanya. c. Usaha pembaharuan pendidikan yang berorientasi pada nasionalisme Rasa nasionalisme muncul bersamaan dengan berkembangan pola kehidupan modern yang dipelopori oleh bangsa Barat. Bangsa barat dapat maju dan berkembang dikarenakan rasa nasionalismenya yang kemudian menimbulkan kekuatan-kekuatan politik yang berdiri sendiri. Dan hal ini mendorong pada umumnya bangsa-bangsa timur dan bangsa yang terjajah, menyorakan semangat nasionalisme masing-masing.Umat Islam menyadari keberagaman bangsa yang berlatar belakang dan sejarah yang berbeda-beda.Mereka hidup beragama dengan agama lainnya yang sebangsa. 54 Dan hal ini mendorong perkembangan rasa nasionalisme di dunia Islam. Golongan ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan semata mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur dari budaya warisan bangsa 53 Ibid., h. 121. 54 Ibid., h. 122. 32 yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri dikalangan pemeluk Islam. Sebagai akibat dari pembaharuan dan kebangkitan kembali pendidikan ini terdapat kecendrungan dualisme sistem pendidikan kebanyakan negara tersebut, yaitu sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional. 55 Usaha pendidikan modern yang sebagaimana telah diuraiankan yang berorientasi pada tiga pola pemikiran, membentuk suatu sistem atau pola pendidikan modern, yang mengambil pola sistem pendidikan barat dengan penyesuaian-penyesuaian dengan Islam dan kepentingan nasional.Di samping tetap menjalankan mempertahankan pendidikan tradisional yang telah ada. 56 Sistem pendidikan modern, pada umumnya dilaksanakan oleh pemerintah yang pada mulanya untuk memenuhi tenaga ahli untuk kepentingan pemerintah, dengan menggunakan kurikulum dan pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan modern.Sedangkan sistem pendidikan tradisional yang merupakan sisa-sisa dan pengembangan sistem zawiyah, ribat atau pondok pesantren dan madrasah yang telah ada di kalangan masyarakat, pada umumnya tetap mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pendidikan dan pengajaran keagamaan.Dualisme sistem pola pendidikan inilah yang selanjutnya mewarnai pendidikan Islam di semua negara dan masyarakat Islam, di zaman modern.Dualisme ini pula yang merupakan problema pokok yang dihadapi oleh usaha pembaharuan pendidikan Islam. 55 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta:Bulan Bintang, 1975, h. 50-51. 56 Zuhairini dkk, op. cit., h. 123. 33

C. Penelitian yang Relevan

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan kajian yang relevan selama proses penelitian dan penulisan, yang membahas tentang Pembaharuan Pemikiran Muhammad Ali Pasya. Terdapat dalam beberapa buku dan juga terdapat dalam Skripsi dan Tesis, diantaranya dalam buku karangan: Dr. H. A. Fattah Wibisono yang berjudul Pemikiran Lokomotif Pembaharuan di Dunia Islamyangisinya tentang riwayat hidup Muhammad Ali Pasya, pemikiran dan usaha-usahanya. Secara garis besarnya Muhammad Ali Pasya adalah seorang tokoh pelopor pembaharuan di Mesir, dan banyak usaha dan pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Ali bukan hanya dari segi pendidikannya saja, akan tetapi dari segala aspek termasuk ekonomi, kemiliteran dan politik. Maka tidak heran Muhammad Ali diberi gelar The Founder Father of Modern Egypt atau bapak pembangunan Mesir modern. Skripsi yang ditulis oleh Yuli Emma Handayani yang berjudul Muhammad Ali Pasha dan Al-Azhar, Kajian tentang: Pengaruh Pembaharuan di Mesir Terhadap Modernisasi Pendidikan di Al-Azhar. Dalam skripsi tersebut membahas mengenai pembaharuan pendidikan Islam Muhammad Ali Pasha di Mesir dan Modernisasi Pendidikan di al-Azhar Mesir. Muhammad Ali Pasha membawa pengaruh yang besar dalam menjadikan Mesir sebagai negara Modern dan memajukan pendidikan di Universitas al-Azhar. Gerakan pembaharuannya tersebuat telah memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat kepada umat Islam. Tesis yang ditulis oleh Abdul Mukti yang berjudul Muhammad Ali Pasya dalam Lembaga Pendidikan di Mesir. Yang membahas tentang riwayat hidup Muhammad Ali Pasya dan pembaharuan-pembaharuannya dalam Lembaga Pendidikan di Mesir. Pada pemerintahannya Muhammad Ali Pasya bukan hanya membangun Mesir dari segi ekonomi, politik dan militer, tetapi beliau juga banyak membangun sekolah-sekolah dan mengirim pelajar ke luar negri sehingga menghasilkan pelajar yang cerdas seperti tokoh pembaharuan al-tahtawi.