kepada konstitusi atau parlemen, karena konstitusi atau parlemen memang tidak ada dalam sistem kerajaan itu.
2. Ide persamaan egalite dalam arti samanya kedudukan dan turut
sertanya rakyat dalam soal pemerintahan. Kalau sebelumnya, rakyat mesir tidak turut serta dalam pemerintahan negara mereka. Napoleon
mendirikan suatu badan kenegaraan yang terdiri dari ulama-ulama al- Azhar dan pemuka-pemuka dalam dunia dagang dari Cairo dan
daerah-daerah. Tugas badan ialah membuat undang-undang, memelihara ketertiban umumdan menjadi pengantara antara penguasa-
penguasa Perancis dan rakyat Mesir. Disamping itu didirikan pula satu badan lain bernama Diwan al-Ummh yang dalam waktu-waktu tertentu
mengadakan sidang untuk membicarakan hal-hal yang bersangkutan dengan kepentingan nasional. Tiap-tiap daerah mengirimkan sembilan
wakil ke sidang Diwan itu, tiga dari golongan ulama, tiga dari golongan pedagang dan satu dari masing-masing golongan petani,
kepala desa dan kepala suku bangsa Arab. Diwan ini mempunyai 180 anggota dan sidang pertama diadakan dari tanggal 5 sampai 20Oktober
1798. Putusan yang diambil ialah menganjurkan perubahan peraturan pajak yang ditetapkan kerajaan Usmani.
Sistem pemilihan ketua lembaga juga merupakan hal baru bagi rakyat mesir. Ketika dari para anggota Diwan diminta memilih ketua,
anggota-anggota menunjuk dan menyebut nama ulama yang mereka hormati, yaitu Syeikh al-Syarqawi. Penunjukan serupa ini ditolak oleh
para penguasa Perancis sambil menjelaskan cara pengadaan pemilihan. 3.
Ide kebangsaan yang terkandung dalam maklumat Napoleon bahwa orang Perancis merupakan suatu bangsa nation dan bahwa kaum
Mamluk adalah orang asing dan datang ke Mesir dari kaukasus, jadi walaupun orang Islam tetapi berlainan bangsa dengan orang Mesir.
Juga maklumat itu mengandung kata-kata umat Mesir. Bagi orang Islam di waktu itu yang ada hanyalah umat Islam dan tiap orang Islam
adalah saudaranya dan ia tidak begitu sadar akan perbedaan bangsa
dan suku bangsa. Yang disadarinya adalah perbedaan agama. Oleh karena itu untuk menterjemahkan kata nation ke dalam bahasa Arab
juga sulit. Kata arab yang di pakai ialah al-millah ةلملا umpamanya
dalam al-millah al-Faransiah untuk la nation Farancaise. Millah berarti agama. Kata arab yang kemudian dipakai untuk nation ialah
qaum, sya’b dan ummah. Inilah beberapa dari ide-ide yang dibawa ekspedisi Napoleon ke
Mesir, ide-ide yang pada waktu itu belum mempunyai pengaruh yang nyata bagi umat Islam di Mesir. Tetapi dalam perkembangan kontak
dengan Barat di abad ke-19 ide-ide itu semakin jelas dan kemudian diterima dan dipraktekkan.
Bagaimanapun, ekspedisi Napoleon telah membuka mata umat Islam Mesir akan kelemahan dan kemunduran mereka.
3. Pemikiran dan Pembaharuan
Muhammad Ali Pasya adalah peletak dasar kebangkitan Mesir modern. Menurutnya, mesir harus bersatu di bawah satu kepemimpinan,
bukan dibagi-bagi kepada sultan-sultan kecil seperti yang selama ini terjadi, bagi Ali Pasya kewajiban penguasa adalah mengarahkan kekuatan
rakyat untuk tujuan bersama. Ali pasya memang tidak mengetahui seluk beluk perpolitikan. Tapi yang terpenting adalah terwujudnya satu kesatuan
peradaban manusia yang tidak dibedakan oleh perbedaan letak negara ataupun lainnya. Untuk itu, menurutnya satu-satunya jalan yang harus
ditempuh untuk maju adalah dengan meniru peradaban Barat modern sebagai panutan peradaban dunia, peradaban yang dinamis.
Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Ali Pasya : a
Politik Luar Negeri Muhammad Ali menyadari bahwa bangsa Mesir sangat jauh
ketinggalan dengan dunia barat, karena hubungan dengan dunia barat perlu diperbaiki seperti Perancis, Italia, Inggris dan Austria.
Menurut catatan antara tahun 1813-1849 ia mengirim 311 pelajar Mesir ke Italia, perancis, Inggris dan Austria. Yang
dipentingkan adalah Ilmu-ilmu kemiliteran, arsitek, kedokteran, dan obat-obatan.Selain dari itu dipentingkan pula ilmu administrasi
Negara.
b Politik Dalam Negeri
1 Membangun kekuatan militer
Menyadari untuk menjadi Negara yang besar dan kuat diperlukan angkatan bersenjata yang modern. Untuk itu
muhammad ali mengundang para ahli militer barat untuk melatih angkatan bersenjata mesir dan juga mengirim missi ke
luar negri Eropa guna mempelajari ilmu kemiliteran. Untuk itu, hal yang pertama menjadi priorits
pembaharuannya adalah reformasi dibidang militer, mengingat bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan oleh
kekuasaan militer dan ini tidak bisa dilakukan kecuali dengan dukungan ilmu pengetahuan modern dan sistem perekonomian
yang mapan. Untuk memperkuat militer, ia mengadakan reformasi dan reorganisasi kekuatan militernya. Ia pun
mengirim pelajar-pelajar Mesir ke Eropa untuk menimba ilmu- ilmu kemiliteran.
Ada dua hal yang terpenting baginya yaitu kemajuan ekonomi dan kemajuan militer. Dan kedua bidang ini
menghendaki ilmu-ilmu modern yang telah dikuasai oleh orang-orang Eropa. Untuk memperkuat militer, ia mengadakan
reformasi dan reorganisasi kekuatan militernya. Ali Pasya mendatangkan tenaga-tenaga ahli dari Perancis untuk melatih
tentara Mesir. Pada tahun 1815, Ali Pasya mendirikan sekolah militer di Kairo dan Akademi Industri Bahari, juga sekolah
Perwira Angkatan Laut di Iskandariyah. Iapun mengirim
pelajar-pelajar Mesir ke Eropa untuk menimba ilmu-ilmu kemiliteran. Kemudian pada tahun 1819, Ali Pasya
menugaskan SAVE, seorang perwira tinggi Prancis yang masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Suleyman
Pasya. Ia ditugaskan untuk membangun angkatan bersenjata modern. Sehingga tidak lama kemudian terbentuklah Nizam-i
Jedid yang merupakan model baru angkatan bersenjata Muhammad Ali Pasya.
2 Bidang pemerintahan
Pengaturan administrasi pemerintahan, muhammad ali meniru pemerintahan perancis, ia mempunyai penasihat
politik, tetapi putusan terakhir terletak ditangannya. Pada tahun 1812 tanah wakaf dijadikan milik Negara,
orang-orang yang dahulunya diberi hak untuk menguasai tanah, menjadi berstatus penyewa tanah-tanah Negara.
Perdagangan luar negri dimonopoli oleh Negara. Kemudian tahun 1815 semua hasil kapas dan bahan-bahan pakaian
dikuasai oleh Negara. Selanjutnya hasil biji-bijian dan hasil tambang juga berada dibawah penguasaan Negara.
7
3 Ekonomi
Muhammad Ali menyadari bahwa negaranya adalah negara agraris, maka ia membangun irigasi al-khatiri al-
khairiyah, mendatangkan bibit kapas dari india dan sudan, kemudian mendirikan pabrik-pabrik.
Menurut Ali Pasya untuk memperkuat perekonomian adalah dengan memperbaiki irigasi lama dan membuat irigas
baru, penanaman kapas, setelah sebelumnya mengimpor dari
7
Wahyudin Nur, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, Medan: IAIN SU, 2000, h. 10
india dan sudan 1821-1822. Ali Pasya juga mendatangkan ahli pertanian dari Eropa dan membuka sekolah pertanian pada
tahun 1836. Selain itu ia juga mengadakan nasionalisasi tanah, yaitu tanah kaum Mamluk dirampas pemerintah demikian pula
tanah orang-orang kaya Mesir. Ia beranggapan bahwa bila tanah rakyat sudah dikuasai akan terjadi pengelolaan tunggal.
Karena pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Mesir saat itu dan ia ingin memonopoli perdagangan di
negrinya.
4 Pendidikan
Walaupun Muhammad Ali tidak pandai baca tulis, akan tetapi pemikirannya dan antisipasinya jauh ke depan. Ia
menyadari bahwa timur di kala itu jauh ketinggalan dari dunia barat dalam segala bidang ilmu pengetahuan dan faktor
penyebab utama adalah pendidikan
8
Muhammad Ali sangat menyadari pentingnya arti pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi kemajuan bangsa.
Untuk itu, Ali membuka kantor Kementrian Pendidikan dan berbagi lembaga pendidikan, seperti sekolah-sekolah. Antara
lain adalah Sekolah Teknik 1816, Sekolah Kedokteran 1827, Sekolah Apoteker 1829, Sekolah Pertambangan
1834, Sekolah Pertanian 1836, Sekolah Penerjemah 1836 yang dikepalai oleh al-Tahtawi. Dari buku-buku yang
diterjemahkan oleh sekolah penejemah itulah orang-orang Mesir mengenal Barat dan Filsafat Yunani serta ajaran tentang
kebebesan berfikir. Bagian penerjemah terbagi menjadi empat bidang, yaitu ilmu pasti, ilmu kedokteran, ilmu fisika dan ilmu
sastra.
8
Harun Nasution, op. cit., Pembaharuan dalam Islam, h. 71-72
Kurikulum-kurikulum pendidikan
dirombak dan
beberapa mata pelajaran menyesuaikan diri sesuai kebutuhan waktu itu. Beberapa tambahan mata pelajaran umum tadinya
tidak dirumuskan termasuk mempelajari secara intensif bahasa Eropa menjadi kewajiban di sekolah-sekolah menengah.
Begitu juga sepesialis keahlian dibidang-bidang terapan mengalami penekanan yang makin penting.
Langkah-langkah Muhammad Ali Pasya tersebut sangat baru bagi rakyat Mesir tentu saja mereka menyambut dengan
gembira. Apalagi banyak pemuda cerdik dan pandai banyak yang dikirim ke Barat dalam usaha mempelajari bahasa eropa
dan metode penerjemahan. Disamping tenaga-tenaga dari Mesir sendiri, sekolah-
sekolah ini juga mendatangkan pengajar Eropa. Metode pengajarannyapun menggunakan metode pengajaran modern.
Disamping itu antara tahun 1813- 1849, Muhammad Ali telah mengirim 311 pelajar Mesir untuk belajar di Italia, Perancis,
Inggris dan Austria. Bahkan di Paris, Prancis, Ali Pasya mendirikan sebuah asrama untuk menampung pelajar-pelajar
Mesir yang sedang menuntut ilmu disana. Mereka terutama mempelajari ilmu-ilmu kemiliteran darat dan laut, juga arsitek,
kedokteran dan farmasi. Mereka tidak diperbolehkan mempelajari ilmu politik, karena Ali Pasya tetap menghendaki
kekuasaan ada ditangannya. Suatu saat, sekembalinya mereka ke Mesir, merekalah yang menjadi agen-agen pembaharuan
dan pembangunan di Mesir.
9
Usaha-usaha pembaharuan Muhammad Ali Pasya inilah yang berhasil membawa Mesir menuju sebuah negara modern. Berkat jasa-
jasanya inilah, Ali Pasya pun di beri gelar The Founder of Modern
9
A. Fattah, op. cit., h. 71