Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam pertempuran antara Napoleon dan Sultan Turki, Muhammad Ali adalah salah satu perwira yang membantu sultan turki untuk melawan Napoleon pada tahun 1801. Selain itu juga, Muhammad Ali menunjukan keberanian yang luar biasa, sehingga ia dianugrahi pangkat kolonel. 2 Ia diberi kepercayaan sebagai pimpinan militer pada era Turki Usmani dan menjadi seorang pimpinan tersohor kebanggaan negara Mesir, terutama dalam merevolusi negara tersebut menjadi sebuah negara industri dan modern. Bahkan orang Mesir sendiri mengenalnya sebagai seorang pahlawan. Walaupun tidak dilahirkan di Mesir dan tidak berbahasa Arab, namun keinginannya untuk membangun dan meningkatkan sumber penghasilan ekoanomi bagi rakyat Mesir sangat besar. Inisiatif visi dan semangat yang dimilikinya tak mampu menandingi pahlawan-pahlawan lain yang sejalan dengannya. Muhammad Ali memperkuat kekuatannya dengan memajukan negara dari segala kehidupan. Kepercayaan yang dimilikinya sebagai seorang Sultan Utsman mampu menggerakkan pemerintahan Mesir untuk mendemostrasikan kekuatan dan administrasi militer. 3 Pada waktu penyerangan Napoleon ke Mesir, Sultan Turki mengirim bantuan tentara ke Mesir, diantaranya Muhammad Ali Pasya, bahkan ia ikut bertempur melawan Napoleon pada tahun 1801. Rakyat mesir melihat kesuksesan Muhammad Ali dalam pembebasan Mesir dari tentara Napoleon, maka rakyat mesir mengangkat Muhammad Ali sebagai wali Mesir dan mengharapkan Sultan di Turki merestuinya. Pengakuan Sultan Turki atas usul rakyatnya tersebut baru mendapat persetujuannya dua tahun kemudian, setelah Turki dapat mematahkan intervensi Inggris di Mesir.Setelah ekspansi Napoleon Bonaparte, muncul dua kekuatan besar di Mesir yakni kubu Khursyid Pasya dan kubu Mamluk. Muhammad Ali mengadu domba kedua kubu 2 M. Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, h.69 3 Yuli Emma Handayani, Skripsi: Muhammad Ali Pasha dan Al-Azhar, Ciputat:2011, h.23