Analisa Data METODOLOGI PENELITIAN

tersebut, dan akhirnya berhasil menguasai Mesir. Rakyat semakin simpati dan mengangkatnya sebagai Wali di Mesir, maka dengan posisi inilah kemudian memungkinkan beliau melakukan perubahan yang berguna bagi masyarakat Mesir. Setelah Muhammad Ali mendapat kepercayaan rakyat dan pemerintah pusat Turki, ia menumpas musuh-musuhnya terutama golongan mamluk yang masih berkuasa di daerah-daerah, akhirnya Mamluk dapat ditumpas habis. Dengan demikian Muhammad Ali menjadi penguasa tunggal Mesir. Terhadap cara-cara kekerasan yang dilakukannya pada awal kekuasaannya, tidak hanya orang lain saja yang tidak menyukainya. Ali Pasya sendiri menyesali perbuatannya. Suatu saat Ali Pasya pernah berkata, “Aku tidak suka dengan mas hidupku pada waktu itu. Sejarahku yang sebenarnya dimulai sejak aku dapat melepaskan diri dari keterkaitan- keterkaitan itu dan mulai membangun umat ini dari keterlenaanya yang panjang”. 4 Keritik pedas terhadap kepemimpinan Ali Pasya juga dilontarkan para penentangnya, tak terkecuali dari al- Tahtawi. Ia berkata “Muhammad Ali Pasya tidak memiliki apa-apa kecuali mengadakan kerja sama antara orang-orang asing dengan negara Mesir, setelah bangsa Mesir mengalami kemunduran akibat sistem feodalisme yang diterapkan disana selama bertahun-tahun. Hanya itu. Dia telah menghilangkan keterasingan dan kesendirian bangsa Mesir, dan mengijinkannya dengan menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain, untuk menyebarkan kebaikan dan berlomba didalam kemodernan”. Kemudian al-Jabarti 1753-1825, sejarawan Mesir yang sempat menjalani hidupnya di Mesir baik pada masa Mamluk, pendudukan Prancis maupun Muhammad Ali Pasya, mencatat dalam bukunya, ‘Ajaib al-Atsar fi Tarajim wa al- Akhbar’ bahwa, “Muhammad Ali Pasya adalah 4 A. Fatah, op. cit., h. 69. penguasa yang paling kejam pada saat ini. Kalau misalnya Allah mengaruniai sifat keadilan kepadanya pada saat dia memegang kendali pemerintahaan, maka hal itu akan membuat semua orang terkagum-kagum kepadanya”. Demikian sosok riwayat hidup dan kepemimpinan Muhammad Ali Pasya yang penuh kontroversial. Meski hingga akhir hayatnya Ali Pasya tidak mengenal baca tulis, namun ia sukses menghantarkan Mesir menjadi negara yang lebih modern, dan menjadi pemimpin yang sangat di patuhi rakyatnya.

2. Pendudukan Napoleon dan Pembaharuan di Mesir

Setelah selesainya Revolusi 1789 Prancis mulai menjadi negara besar yang mendapat saingan dan tantangan dari Inggris.inggris waktu itu telah meningkat kepentingan-kepentingannya di India dan untuk memutuskan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur, Napoleon melihat bahwa Mesir perlu diletakkan dibawah kekuasaan Prancis. Disamping itu Prancis perlu pada pasaran baru untuk hasil perindustriannya. Napoleon sendiri kelihatannya mempunyai tujuan sampingan lain. Alexander macedonia pernah menguasai Eropa dan Asia sampai ke India, dan Napoleon ingin mengikuti jejak Alexander ini. Tempat strategis itu adalah Cairo dan bukan Roma atau Paris.Inilah beberapa hal yang mendoroang Prancis dan Napoleon untuk menduduki Mesir. Mesir pada waktu itu berada di bawah kekuasaan kaum Mamluk, setelah ditaklukkan oleh Sultan Salim di tahun 1517, daerah ini pada hakekatnya merupakan bagian dari kerajaan Usmani. Tetapi setelah bertambah lemahnya kekuasaan Sultan-sultan di abad ke-17, mesir mulai melepaskan diri dari kekuasaan Istanbul dan akhirnya menjadi daerah otonom. Sultan-sultan Usmani tetap mengirim seorang Pasya Turki ke Cairo untuk bertindak sebagai wakil mereka dalam memerintah daerah ini.