Pemikiran dan Pembaharuan Deskripsi Data

Kurikulum-kurikulum pendidikan dirombak dan beberapa mata pelajaran menyesuaikan diri sesuai kebutuhan waktu itu. Beberapa tambahan mata pelajaran umum tadinya tidak dirumuskan termasuk mempelajari secara intensif bahasa Eropa menjadi kewajiban di sekolah-sekolah menengah. Begitu juga sepesialis keahlian dibidang-bidang terapan mengalami penekanan yang makin penting. Langkah-langkah Muhammad Ali Pasya tersebut sangat baru bagi rakyat Mesir tentu saja mereka menyambut dengan gembira. Apalagi banyak pemuda cerdik dan pandai banyak yang dikirim ke Barat dalam usaha mempelajari bahasa eropa dan metode penerjemahan. Disamping tenaga-tenaga dari Mesir sendiri, sekolah- sekolah ini juga mendatangkan pengajar Eropa. Metode pengajarannyapun menggunakan metode pengajaran modern. Disamping itu antara tahun 1813- 1849, Muhammad Ali telah mengirim 311 pelajar Mesir untuk belajar di Italia, Perancis, Inggris dan Austria. Bahkan di Paris, Prancis, Ali Pasya mendirikan sebuah asrama untuk menampung pelajar-pelajar Mesir yang sedang menuntut ilmu disana. Mereka terutama mempelajari ilmu-ilmu kemiliteran darat dan laut, juga arsitek, kedokteran dan farmasi. Mereka tidak diperbolehkan mempelajari ilmu politik, karena Ali Pasya tetap menghendaki kekuasaan ada ditangannya. Suatu saat, sekembalinya mereka ke Mesir, merekalah yang menjadi agen-agen pembaharuan dan pembangunan di Mesir. 9 Usaha-usaha pembaharuan Muhammad Ali Pasya inilah yang berhasil membawa Mesir menuju sebuah negara modern. Berkat jasa- jasanya inilah, Ali Pasya pun di beri gelar The Founder of Modern 9 A. Fattah, op. cit., h. 71 EgyptBapak Pembaharuan Mesir Modern. Sepintas pembaharuan yang dilakukan Muhammad Ali Pasya hanya berupa keduniawian saja.Namun dengan terangkatnya kehidupan dunia umat Islam, sekaligus terangkat pula derajat keagamaannya.Pembaharuan yang dilakukan Muhamma Ali Pasya merupakan landasan pemikiran dan pembaharuan selanjutnya. Pembaharuan Muhammad Ali dilanjutkan oleh Tahtawi, Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan murid-murid Muhammad Abduh lainnya.

4. Inovasi dalam Lembaga Pendidikan di Mesir

Pembaharuan pendidikan di Mesir tidaklah terjadi dalam kevakuman kebudayaan dan peradaban masyarakatnya.Akan tetapi karena adanya kontak yang terjadi antara masyarakat Mesir dengan peradaban Barat Modern selama pendudukan Napoleon dari Perancis yang menyadarkan mereka atas kemundurannya. a. Sekolah Modern Muhammad Ali Pasya, pemimpin Mesir ketika itu yakin percaya bahwa untuk membangun negri Mesir dalam berbagai bidang sangat diperlukan ilmu-ilmu modern dan sains sebagainya yang dikenal di Barat. Untuk itulah ia memodernisasikan lembaga pendidikan Islam dengan mendirikan sekolah-sekolah dan memasukan ilmu-ilmu modern dan sains kedalam kurikulumnya. Sekolah-sekolah inilah yang kemudian dikenal sebagai sekolah modern di Mesir pada khususnya dan dunia Islam pada umumnya. Saat itu Mesir masih mempunyai sistem pendidikan tradisional yaitu kuttab , masjid, madrasah dan jami’ al-Azhar. Sementara itu ia melihat jika ia memasukan kurikulum modern kedalam lembaga pendidikan tradisional tersebut maka sangat sulit, oleh karena itulah ia mengambil jalan alternatif dengan cara mendirikan sekolah modern disamping madrasah-madrasah tradisional yang telah ada pada masa itu tetap berjalan. Adapun nama-nama sekolah modern yang didirikan Muhammad Ali Pasya: 10 No Nama Sekolah Tahun Berdiri Tempat Tingkat 1 Sekolah Militer 1815 Kairo Menengah 2 Sekolah Teknik 1816 Kairo Menengah 3 Sekolah Kedokteran 1827 Kairo Menengah 4 Sekolah Apoteker 1829 Kairo Menengah 5 Sekolah Pertambangan 1834 Kairo Menengah 6 Sekolah Pertanian 1836 Kairo Menengah 7 Sekolah Penerjemah 1836 Kairo Menengah 8 Sekolah Dasar 1833 Kairo Dasar 9 Sekolah Menengah Umum 1825 Kasr Al- „ayni Menengah 10 Politeknik 1820 Kairo Tinggi 11 Sekolah Accounting 1826 Kairo Menengah 12 Sekolah Sipil 1829 Kairo Menengah 13 Sekolah Irigasi 1831 Kairo Menengah 14 Sekolah Industri 1831 Kairo Menengah 15 Sekolah Administrasi 1834 Kairo Menengah 16 Sekolah Pertanian 1834 Kairo Menengah 17 Sekolah Perwira A. Laut - Alexandria Menengah 18 Akademi Industri Bahari - Alexandria Tinggi 19 Sekolah Tinggi Kedokteran 1823 Kairo Tinggi Jika kita perhatikan sistem pendidikannya, maka semua sekolah- sekolah yang didirikan oleh Muhammad Ali Pasya adalah memiliki ciri sekolah modern. Maka pada pemerintahannya ada dua jenis pendidikan yang menurutnya keduanya memiliki fungsi dan peran berbeda dalam 10 Ahmad Syalabi, Mausu’at al-Tarikh wa al-Hadarat al-Islamiyat, Jilid V, tp.:Maktabat al-Nahdhat al-Mishriyat, 1973, h.356. menunjang kemajuan dan perkembangan Mesir saat itu. Sekolah tradisional adalah sekolah yang hanya mempelajari ilmu agama yang alumninya tidak menguasai ilmu umum. Sedangkan sekolah modern akan mengeluarkan alumni yang menguasai ilmu umum yang dapat menstimulus perkembangan pembaharuan Mesir. 11 Bila dilihat pada jenisnya, maka hampir semua sekolah menengah modern tersebut di atas merupakan sekolah kejuaraan yang meliputi kejuaraan militer, teknik, pertanian, ekonomi, kedokteran dan administrasi yang bertujuan untuk mendidik tenaga-tenaga ahli Mesir dalam bidangnya masing-masing yang pada gilirannya nanti akan mengeluarkan alumni- alumni yang dapat menggantikan tenaga-tenaga kerja asing yang dipakai selama ini. Hal itu berarti pendidikan di sekolah ini sudah mementingkan kepada kebutuhan masyarakat dan masa depan pelajar-pelajar sendiri. Karena dalam penyelenggaraannya, sekolah-sekolah modern tersebut masih belum sempurna, di sana-sini masih terdapat kekurangan, terutama dalam hal penyebarannya, jumlahnya yang belum berimbang dengan jumlah murid dan jenjang pendidikannya, maka pada tahun 1834 dibentuklah sebuah komisi pendidikan. Komisi ini bertugas menyusun kembali teknis pelaksanaan pendidikan dengan mengusulkan antara lain: 12 1 1 Penambahan pembangunan Sekolah Dasar sebanyak lima puluh buah lagi di Kairo dan propinsi-propinsi. 2 Penambahan Sekolah Menengah Umum, semacam SMA di Indonesia, yang berfungsi menghubungkan antara Sekolah Dasar dengan Sekolah Tinggi, di Iskandariah 3 Menetapkan jenjang sekolah menjadi tingkat dasar, menengah dan tingkat tinggi. 11 Abd Mukti, Pembaharuan Lembaga Pendidikan di Mesir, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008, h. 78. 12 Abdul Mukti, Tesis: Pembaharuan Muhammad Ali Pasya dalam Lembaga Pendidikan di Mesir, Jakarta: 1993, hal. 61 Tetapi sayangnya laporan komisi ini tidak sampai ke tangan Muhammad Ali Pasya, sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan olehnya dalam memperbaiki sistem pendidikan sampai ke akhir masa pemerintahannya. Barulah setelah reorganisasi pendidikan yang dilakukan oleh Khedewi Ismail, sistem pendidikan baru ini memperlihatkan pengaruhnya yang besar. Kemudian dilanjutkan oleh Sultan Ahmad Fuad dan Raja Faruq. Mengenai jenjang pendidikan, jumlah sekolah dan jenisnya sebagaimana yang telah diprogramkan oleh Komisi Survey pendidikan itu dapat dilihat dalam tabel berikut ini: No Jenjang Pendidikan Jenis Sekolah Jumlah 1. Tingkat Dasar Umum 50 buah 2. Tingkat Menengah a. Umum b. Kejuruan 2 buah 14 buah 3. Tingkat Tinggi Kejuruan 3 buah Kita perhatikan bahwa Muhammad Ali Pasya pada masanya sudah melakukan penjenjangan pendidikan itu menunjukan banyaknya pengetahuan yang diajarkan disana dan kita lihat banyaknya perbedaan usia masyarakat yang menuntut ilmu, tingkat kecerdasan, dan satu yang menarik pada masa itu sudah dapat kita lihat banyak siswa yang kompetensinya dapat dikembangkan berdasarkan kemampuannya karena tersedianya jurusan dan program studi. Pada dasarnya Kolonel Save, asal Perancis, disebutkan setelah masuk Islam berganti nama Sulaiman Pasya. Sulaiman diangkat menjadi pimpinan sekolah Militer sejak dibuka pada tahun 1815 dan jabatan ini dipegangnya sampai pada tahun 1834 karena pada tahun itu Sulaiman diberi jabatan baru sebagai Inspektur Jendral Sekolah Dalam Diwan al- jihadiyya. 13 13 Abd Mukti, op. cit,. h. 83. Muhammad Ali Pasya juga mendatangkan tenaga ahli yang berasal dari Perancis yaitu Clot Bey menjabat sebagai Direktur Sekolah Tinggi Kedokeran tahun 1827 sampai tahun 1849 selama 22 tahun. Ketergantungannya terhadap tenaga ahli asing berkurang secara berangsur- angsur dengan pulangnya mahasiswa Mesir yang belajar di Eropa. Salah satu diantara yang pulang dari Eropa adalah al-Tahthawi, pulang ke Mesir tahun 1831. Setelah sekolah penerjemahan dibuka dipercayakanlah al-Tahthawi untuk menjabat sebagai direktur. 14 Dalam hal manajemen sekolah-sekolah modern tersebut awalnya dibawah pengawasan Departemen Pertahanan Departement of Army, untuk melancarkan menejerial maka Departemen tersebut membentuk sebuah lembaga Diwan al-jihadiyya. Setelah tugas pengawasan sekolah dipisahkan dari Departemen Pertahanan, maka efek dari kebijakan tersebut yaitu sekolah-sekolah tersebut berada di bawah tanggung jawab Diwan al- jihadiyya, selanjutnya agar memudahkan koordinasi yang efektif dan efisien antar sekolah-sekolah tersebut maka dibentuklah sebuah komisi yang bernama Council Supervisior de Instruction Publique atau Majlis Syura al-Makatib pada tahun 1830. Lembaga ini bertugas untuk merencanakan perluasan pendidikan dikalangan masyarakat Mesir, dan juga bertugas menambah pembangunan sekolah-sekolah dasar dan dua buah sekolah menengah umum, yang bertempat di Kairo dan Alexandria dan beberapa sekolah khusus. Lembaga ini mempunyai Inspektur Jendral Sekolah, sejak tahun 1834 ditunjuklah Kolonel Save sebagai Inspektur. Setelah itu Departemen Diwan al-jihadiyya berubah nama menjadi Departemen Diwan al-Madariatau disebut Ministere de l’instruction Publique, yang setelah itu berubah lagi menjadi Kementrian Pendidikan, kementrian ini selain bertugas mengawasi dan melakukan pembangunan sekolah-sekolah baru juga kementrian ini bertugas menata kembali 14 Abd Mukti, loc, cit.