Formula standar dasar salep menurut Agoes Goeswin 2006
25
ialah: R
Adeps Lanae 15 g
Vaselin Album 85 g
m.f salep 100 g
Sediaan salep yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas campuran adeps lanae dan vaseline album dengan penambahan konsentrasi daun binahong yang
berbeda, yaitu konsentrasi 10, 20, dan 40 . Lampiran 4 a.
salep ekstrak daun binahong 10 R Ekstrak daun binahong
3 g Dasar salep
27 g m.f salep
30 g b.
salep ekstrak daun binahong 20 R Ekstrak daun binahong
6 g Dasar salep
24 g m.f salep
30 g c.
salep ekstrak daun binahong 40 R Ekstrak daun binahong
12 g Dasar salep
18 g m.f salep
30 g .
3.8 Perlakuan Luka Bakar Pada Tikus
Sebelum melakukan perlakuan pada tikus, rambut disekitar punggung tikus dicukur menggunakan pisau cukur dan ketika melakukan pencukuran
diberikan gel khusus pencukur bulu. Gel ini bertujuan untuk meminimalkan adanya iritasi yang disebabkan oleh pisau cukur. Setelah rambut tikus pada bagian
punggung sudah tercukur, tahap selanjutnya tikus akan dianastesi. Selanjutnya dilakukan anastesi secara inhalasi pada tikus dengan menggunakan eter, anastesi
dilakukan selama 10 detik. Setelah tikus teranastesi, proses selanjutnya bagian punggung tikus akan dilakukan pembuatan luka bakar. Plat besi berukuran 4x2
cm dicelupkan ke dalam air panas dengan suhu 98 C selama 5 menit. Luka bakar
dibuat dengan cara menempelkan plat besi pada bagian punggung tikus selama 10 detik. Lampiran 5
3.9 Cara Pemberian Salep Ekstrak Daun Binahong
Setelah dilakukan pembuatan luka bakar pada bagian punggung tikus. Selanjutnya bagian punggung tikus diberikan pemberian terapi yang sudah
ditentukan pemberiannya pada masing-masing kelompok. Pemberian terapi dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian terapi
dilakukan selama 5 hari. Terapi diberikan secara topikal pada bagian punggung tikus yang mengalami luka bakar. Lampiran 5
3.10 Pengambilan Jaringan
Setelah tikus mendapatkan perlakuan berupa pemberian terapi yang berbeda pada masing-masing kelompok tikus selama 5 hari, selanjutnya tikus
dianatesi secara total dengan cara memasukan tikus kedalam toples yang mengandung larutan eter. Setelah tikus teranastesi total, tikus dikeluarkan dari
dalam toples. Setelah itu bagian kulit tikus yang mengalami perlakuan, akan diambil jaringan kulitnya dengan cara memisahkan jaringan kulit yang
mengalami perlakuan dengan kulit yang masih sehat dengan menggunakan alat bedah minor. Lampirasn 5 Setelah jaringan terambil, lalu jaringan kulit tersebut
dibentang dikarton lalu distepler. Lalu masukan ke dalam toples sampel yang berisi formalin 10 untuk selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan preparat di
Laboratorium Patologi Anatomi FK UI, Jakarta.