3.4.3 Kriteria Eksklusi
Tikus Sprague dawley yang mengalami bekas luka di daerah dorsal atau memiliki kelainan kulit lainnya.
3.4.4 Pembagian Kelompok Sampel
Terdapat 5 kelompok tikus pada penelitian ini, kelompok 1 P1 adalah tikus yang diberikan salep ekstrak daun binahong konsentrasi 10, kelompok 2 P2
adalah tikus yang diberikan salep ekstrak daun binahong konsentrasi 20, kelompok 3 P3 adalah tikus yang diberikan salep ekstrak daun binahong
konsentrasi 40, kelompok 4 K+ adalah kelompok yang diberikan salep silversulfadiazine, kelompok 5 K- adalah kelompok yang diberikan salep
mengandung adeps lanae dan vaseline album tanpa campuran ekstrak daun binahong.
3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian
1. Kandang tikus 2. Tempat minum dan makanan tikus
3. Serbuk kayu untuk tikus 4. Sabun dan alat pembersih kandang tikus
5. Head collar yang terbuat dari kertas rontgen 6. Plat besi berukuran 4x2 cm dan benang kasur
7. Toples untuk anastesi 8. Alat bedah minor dan pisau cukur
9. Gelas dan alat pemanas air 10. Lumpang dan alu
11. Timbangan elektronik 12. Sarung tangan
13.Termometer 14. Mikroskop, komputer dan DVD RW
3.5.2 Bahan Penelitian
1. Ekstrak daun binahong 2. Adeps lanae
3. Vaseline album 4. Eter
5. Formalin
3.6 Adaptasi dan Pemeliharaan Hewan Sampel
Setelah tikus strain Sprague dawley yang berasal dari penyedia hewan coba iRATCo sampai di kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tikus
ini dilakukan adaptasi di Animal House selama 7 hari. Tikus ini dipelihara dengan baik dengan memperhatikan kondisi kandangnya, serta tikus ini diperhatikan juga
pemberian makanan dan minuman yang diberikan secara teratur pada semua kelompok tikus
3.7 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak
Setelah daun binahong telah dilakukan proses pembuatan ekstrak di BALITRO, Bogor. Tahap selanjutnya, ekstrak daun binahong akan dijadikan
sediaan salep dengan cara ditambahkan basis berupa adeps lanae dan vaselin album. Proses pembuatan ekstrak dilakukan di Laboratorium Farmasi, FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Ekstrak daun binahong pertama-tama panaskan lumpang dan alu didalam oven dengan suhu 50
C agar panas dan meminimalisir adanya mikroorganisme yang menempel pada lumpang dan alu. Kemudian
keluarkan lumpang dan alu dari oven. Masukkan adeps lanae terlebih dahulu kedalam lumpang kemudian aduk secara perlahan sampai rata, kemudian
tambahkan vaselin album kedalam lumpang lalu diaduk secara perlahan dengan gerakan tangan mengaduk secara konstan sehingga campuran adeps lanae dan
vaseline album homogen. Selanjutnya tambahkan ekstrak daun binahong sesuai konsentrasi yang dibutuhkan dan diaduk hingga homogen.
Formula standar dasar salep menurut Agoes Goeswin 2006
25
ialah: R
Adeps Lanae 15 g
Vaselin Album 85 g
m.f salep 100 g
Sediaan salep yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas campuran adeps lanae dan vaseline album dengan penambahan konsentrasi daun binahong yang
berbeda, yaitu konsentrasi 10, 20, dan 40 . Lampiran 4 a.
salep ekstrak daun binahong 10 R Ekstrak daun binahong
3 g Dasar salep
27 g m.f salep
30 g b.
salep ekstrak daun binahong 20 R Ekstrak daun binahong
6 g Dasar salep
24 g m.f salep
30 g c.
salep ekstrak daun binahong 40 R Ekstrak daun binahong
12 g Dasar salep
18 g m.f salep
30 g .
3.8 Perlakuan Luka Bakar Pada Tikus
Sebelum melakukan perlakuan pada tikus, rambut disekitar punggung tikus dicukur menggunakan pisau cukur dan ketika melakukan pencukuran
diberikan gel khusus pencukur bulu. Gel ini bertujuan untuk meminimalkan adanya iritasi yang disebabkan oleh pisau cukur. Setelah rambut tikus pada bagian
punggung sudah tercukur, tahap selanjutnya tikus akan dianastesi. Selanjutnya dilakukan anastesi secara inhalasi pada tikus dengan menggunakan eter, anastesi