Perumusan Masalah Kerangka Konseptual

memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data yang akurat dan terpercaya, sehingga dapat mengurangi risiko bagi investor yang berinvestasi. Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko, serta hubungan antara return dan risiko Tandelilin, 2001:6. Berdasarkan uraian serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, Net Interest Margin NIM, Debt to Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, dan Long term Debt to Assets Ratio LDAR secara serempak berpengaruh signifikan terhadap return saham industri perbankan di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, Net Interest Margin NIM, Debt to Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, dan Long term Debt to Assets Ratio LDAR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham industri perbankan di Bursa Efek Indonesia?

C. Kerangka Konseptual

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return atas investasi, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Oleh karena itu, sebelum memilih keputusan investasinya, para investor perlu menganalisis faktor fundamental yang mempengaruhi return di masa yang akan datang. Menurut Darmadji, Fakhruddin 2006:189, faktor fundamental yang mempengaruhi return saham dapat diukur dari berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi suatu perusahaan, seperti Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, Net Interest Margin NIM, Debt to Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, dan Long term Debt to Assets Ratio LDAR. Return on Assets ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset Dendawijaya, 2005:118. Return on Equity ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Semakin besar ROE berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan return saham Dendawijaya, 2005:119. Net Income Margin NIM merupakan rasio yang menghubungkan net interest income dengan earning assets. Calon investor memandang bahwa bank yang mempunyai Net Interest Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan bunga yang tinggi pula Koch, Timothy, 1995:116. Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Nilai DER yang tinggi menunjukkan semakin besar perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai perusahaan dan semakin kecil return yang diperoleh Dendawijaya, 2005:122. Tandelilin 2001:241 menyatakan bahwa informasi Earning Per Share EPS suatu bank menunjukkan besarnya laba bersih bank yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham bank. Besarnya EPS suatu bank dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat Earning Per Share akan semakin baik karena investor akan tertarik menanamkan investasinya kedalam bank dengan anggapan akan mendapatan pengembalian saham yang tinggi. Jika nilai EPS naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan. Price Earning Ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan Tandelilin 2001:243. Long term Debt to Assets Ratio LDAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang. Semakin besar LDAR semakin bagus solvabilitasnya Dendawijaya, 2005:122. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Sumber- sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain loss merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga bisa saham maupun surat utang jangka panjang yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor Tandelilin, 2001:48. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka model kerangka konseptual dapat digambarkan pada gambar 1.2 berikut ini: Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual Sumber : Darmadji, Fakhruddin 2006, Dendawijaya 2001, Tandelilin 2001, data diolah

D. Hipotesis