utama dalam analisis fundamantal yaitu EPS Earning Per Share dan PER Price Earning Ratio perusahaan. Ada tiga alasan utama yang mendasari penggunaan
dua komponen tersebut. Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham. Kedua, dividen yang
dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham.
F. Faktor Fundamental
Aspek fundamental merupakan faktor-faktor yang diindikasikan dapat mempengaruhi return saham. Faktor fundamental merupakan informasi penting
bagi investor dalam menginvestasikan dananya. Menurut Darmadji, Fakhruddin 2006:189, faktor fundamental yang mempengaruhi return saham dapat diukur
dari berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi suatu perusahaan, seperti Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, Net Interest
Margin NIM, Debt to Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, dan Long term Debt to Assets Ratio LDAR.
1. Return on Assets ROA
Return on Assets ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan asset Dendawijaya, 2005:118.
2. Return on Equity ROE
Return on Equity ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran
dividen. Semakin besar ROE berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan ROE tersebut akan menyebabkan
kenaikan return saham. Rasio ROE merupakan indikator yang amat penting
bagi para pemegang saham dan calon investor Dendawijaya, 2005:118. 3.
Net Interest Margin NIM
Net Interest Margin NIM merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan menggunakan income
producing assets Koch, Timothy, 1995:116. Rasio ini sangat penting untuk mengevaluasi kemampuan bank mangukur risiko tingkat suku bunga.
Perubahan tingkat suku bunga akan mengakibatkan perubahan pendapatan bunga dan beban bunga. Earning Assets terdiri dari kredit yang diberiakan,
surat berharga, penempatan dana pada bank lain dan penyertaan. Calon investor memandang bahwa bank yang mempunyai NIM yang tinggi akan
menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan bunga yang tinggi pula.
4. Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-
utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Dengan kata lain, rasio ini mengukur
seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri
dibandingkan dengan besarnya utang Dendawijaya, 2005:122. Dalam bisnis perbankan, sebagian besar dana yang ada pada suatu bank berasal dari
simpanan masyarakat, baik berupa simpanan giro, tabungan, dan deposito. Dengan demikian, hanya sebagian kecil saja dana yang berasal dari modal
sendiri.
5. Earning Per Share EPS