mujahid yang baik, melalui perjuangan dan pengorbanannya sebagai bakti dan ujian atas kadar keimanannya.
24
2. Mad’u
Mad’u adalah objek dakwah, yaitu manusia, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum, massa. Setiap orang yang normal biasanya
mempunyai cita-cita mencapai kebahagiaan hidup, dengan demikian pesan dakwah mesti mengarah kepada persoalan hidup manusia seluruhnya.
25
Objek dakwah bi al-qalam pada intinya adalah manusia, baik individu maupun kelompok masyarakat. Pemahaman mengenai masyarakat sangatlah
beragam, sangat tergantung dari cara memandangnya, sebab dari sudut sosiologi masyarakat mempunyai struktur yang selalu mengalami perubahan sebagai akibat
interaksi yang terjadi di dalamnya ataupun antar kelompok lainnya. Sebagai objek dakwah seharusnya da’i dapat memahami terlebih dahulu permasalahan yang ada
di masyarakat.
26
Dalam hal ini dapat dikemukakan tiga tingkatan manusia yang mesti disikapi guna kelancaran pencapaian dakwah bi al-qalam, antara lain:
a. Golongan Cendikiawan. Biasanya golongan ini mendapat julukan kaum
terpelajar intelektual yang mempunyai data kritis yang tinggi dan
24
M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral. Yogyakarta: Al-Amin Press 1997 h.70-71.
25
Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Surabaya: Offset Indah, 1993, h. 32.
26
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Ciputat: Logos Wacana Ilmu 1997 h. 35.
memiliki ilmu pengetahuan untuk membantingkan dari pengalaman yang banyak ditempatnya terutama dari aspek penglihatannya yang peka.
b. Golongan Awam. Golongan ini biasanya berfikir lemah, jelas pemahaman
yang diberikan golongan ini lebih dikhususkan pada pemahaman yang mudah, yakni dengan membawanya kepada rasa berfikir.
c. Golongan Menengah. Dalam menghadapi golongan ini jangan terlalu
menonjolkan ilmu dan rasio, tetapi jangan pula seperti golongan awam, namun dititikberatkan kepada bertukat pikiran secara mudah, diskusi
dalam meningkatkan pengertian dan keyakinan dalam lehidupan masyarakat.
27
Memahami berbagai tingkatan manusia sebagai objek dakwah bi al-qalam, memberikan gambaran yang spesifik bagi setiap da’i untuk mengantisipasi
pelaksanaan dakwahnya dan berusaha untuk menerapkan cara dan metode yang tepat, begitu pula dalam menghadapi kaum intelektual yang berfikir kritis dan
praktis.
3. Tujuan Dakwah