Gambaran Sikap Orang Tua terhadap Sekolah Alam

Nani Hartati : Gambaran Sikap Orang Tua Terhadap Sekolah Alam, 2009. USU Repository © 2009 Cavanagh dan Romanoski 2005 menyatakan bahwa keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anaknya merupakan aspek yang penting dalam kebudayaan sekolah dan sekolah perlu melakukan usaha-usaha agar orang tua siswa memiliki peran yang semakin besar di sekolah. Menurut Bascia dan Hargreaves dalam Cavanagh Romanoski, 2005, sejak awal tahun 1990 telah berkembang kritik terhadap kebudayaan di sekolah, baik pada sisi organisasi dan sistem mengajar yang dilakukan oleh guru. Sejak kritik tersebut muncul, maka sekolah mulai melakukan perbaikan dan mengkonsep kembali kebudayaan sekolah dengan meningkatkan keterlibatan seluruh anggota komunitas sekolah, tidak hanya guru dan siswa, namun juga orang tua siswa. Selain itu, menurut Cavarretta, dkk dalam Cavanagh Romanoski, 2005, terjalinnya kerjasama yang baik antara orang tua siswa dan guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anaknya, terutama dalam masalah pendidikan anak.

D. Gambaran Sikap Orang Tua terhadap Sekolah Alam

Sikap merupakan gabungan antara komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Menurut Azwar 2003, sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Pembentukan sikap individu terhadap objek sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengalaman Nani Hartati : Gambaran Sikap Orang Tua Terhadap Sekolah Alam, 2009. USU Repository © 2009 pribadi. Apa yang telah dan sedang dialami oleh individu akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatannya terhadap stimulus sosial. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak, salah satunya dalam hal perkembangan pendidikan anak. Orang tua memiliki peran dalam menentukan sekolah sebagai tempat anak menuntut ilmu. Pora 2004 mengungkapkan bahwa orang tua dan masyarakat sudah begitu terikat dengan paradigma lama sekolah. Sekolah dalam benak orang tua dan masyarakat adalah sebuah tempat berupa gedung untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Persepsi ini sudah mendarah daging dan sudah menjadi tradisi sehingga sulit sekali untuk diubah. Penentuan sekolah oleh orang tua ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keunggulan-keunggulan sekolah yang dapat memberikan manfaat kepada anak. Di samping sekolah umum, pada saat ini sekolah-sekolah alternatif, salah satunya sekolah alam, juga dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan sekolah yang menawarkan berbagai keunggulan yang tidak kalah jika dibandingkan dengan sekolah umum. Sikap orang tua terhadap sekolah alam kini masih sangat beragam, baik yang bersikap positif, netral, maupun negatif. Sikap positif orang tua terhadap sekolah alternatif, seperti sekolah alam dapat terbentuk berdasarkan ketidakpuasan orang tua terhadap sistem pendidikan di Indonesia, di antaranya adalah sekolah yang ada pada saat ini terlalu terpaku pada perkembangan kemampuan kognitif siswa, pelajaran yang diberikan kepada tidak relevan dengan kenyataan, materi pendidikannya tidak menyeimbangkan antara faktor praktik dan teori, pelaksanaan pendidikan berada di tangan pemerintah, biaya pendidikan yang cukup tinggi, dan Nani Hartati : Gambaran Sikap Orang Tua Terhadap Sekolah Alam, 2009. USU Repository © 2009 lain-lain. Dengan adanya sekolah alam, ketidakpuasan orang tua terhadap sistem pendidikan yang ada di Indonesia dapat diatasi dengan menciptakan inovasi pada proses kegiatan belajar-mengajar yang menyeimbangkan antara perkembangan kognitif, afektif, dan konatif siswa, dan lain-lain. Orang tua yang telah memasukkan anaknya ke sekolah alam dapat melihat dan merasakan manfaat nyata dari kegiatan belajar di sekolah alam, di antaranya anak memiliki kesadaran bahwa belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan, anak menjadi lebih mencintai dan memiliki keinginan yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam merawat lingkungannya, anak memiliki sikap yang semakin baik dari hari ke hari, dan lain-lain. Manfaat-manfaat nyata tersebut akan semakin mempengaruhi kepercayaan orang tua untuk tetap menyekolahkan anaknya di sekolah alam dan akan turut membentuk sikap positif orang tua terhadap sekolah alam. Sikap netral terhadap sekolah alam terbentuk ketika penilaian orang tua terhadap sekolah alam seimbang dalam menyikapi keunggulan dan kelemahan yang dimiliki sekolah alam, baik dari pemikiran, perasaan dan kecenderungan berperilaku. Sikap netral yang dimiliki oleh orang tua dapat berubah menjadi sikap yang positif maupun negatif karena posisi sikap netral ini tidak sama ekstrimnya ketika orang tua memiliki sikap positif atau negatif. Perubahan ini tergantung dari seberapa kuat faktor-faktor yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap sekolah alam itu muncul, misalnya informasi yang diterima oleh orang tua tentang sekolah alam, baik dari media massa maupun orang lain. Ketika informasi tersebut sesuai dengan pemikiran dan perasaan orang tua yang negatif Nani Hartati : Gambaran Sikap Orang Tua Terhadap Sekolah Alam, 2009. USU Repository © 2009 terhadap sekolah alam, maka akan terbentuk sikap yang mengarah pada sikap negatif, dan sebaliknya ketika informasi tersebut mendukung dengan pemikiran dan perasaan orang tua yang positif tentang sekolah alam, maka akan terbentuk sikap positif. Sikap negatif terhadap sekolah alam yang dimiliki orang tua terbentuk ketidaksesuaian antara cara berpikir, merasa, dan perilaku orang tua terhadap masalah pendidikan anaknya dengan kegiatan yang ada di sekolah alam, baik dari segi proses pendidikan, hubungan internal dan eksternal sekolah alam, maupun lingkungan fisik sekolah alam. Orang tua yang memiliki sikap negatif terhadap sekolah alam akan menganggap masalah-masalah yang dihadapi sekolah alam, seperti izin sekolah dari Dinas Pendidikan Nasional, perbedaan materi dan metode belajar yang berbeda antara sekolah alam dengan sekolah pada umumnya sebagai kekurangan yang dimiliki sekolah alam sehingga hal tersebut dapat menimbulkan keraguan apakah anak mampu untuk mengikuti ujian kesetaraan di masa yang akan datang jika tetap bersekolah di sekolah alam, dan lain-lain. Selain itu, orang tua yang memiliki pemikiran bahwa sekolah seharusnya lebih memfokuskan pengajaran pada kemampuan kognitif daripada kemampuan afektif dan konatif siswa danatau orang tua yang memiliki pandangan bahwa tugas orang tua hanya sebatas untuk menyediakan biaya pendidikan tanpa harus berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan sekolah akan memiliki sikap yang negatif terhadap sekolah alam. Pemikiran dan perasaan tersebut akan membentuk kecenderungan berperilaku untuk tidak memasukkan anaknya ke sekolah alam sehingga orang tua tersebut dapat diasumsikan memiliki sikap negatif terhadap sekolah alam. Nani Hartati : Gambaran Sikap Orang Tua Terhadap Sekolah Alam, 2009. USU Repository © 2009

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam mengumpulkan data, analisa data dan pengambilan kesimpulan penelitian serta dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi Hadi, 2000. Sejalan dengan yang diutarakan Hasan 2003 menyatakan bahwa jenis penelitian ini tidak mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel, dan tidak melakukan pengujian hipotesis. Hasil penelitiannya berupa deskripsi mengenai variabel-variabel tertentu dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata atau kualifikasi lainnya untuk setiap kategori disuatu variabel. Dalam pengolahan dan analisa data menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif. Punch dalam Hasan 2003 menyatakan bahwa ada dua kegunaan dilakukan penelitian deskriptif. Pertama, untuk pengembangan teori dan area penelitian yang baru, dimana sebelum merencanakanmelakukan penelitian yang lebih mendalam exploratory studies adalah lebih baik untuk terlebih dahulu memusatkan perhatian pada deskripsi yang sistematis terhadap objek penelitian. Kedua,