Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
masalah lingkungan yaitu, menurunnya mutu lingkungan jika tidak melakukan usaha pencegahan dan pemeliharaan lingkungan sedini mungkin.
13
B. Pencemaran Lingkungan yang Bersifat Lintas Batas
Usaha penanggulangan masalah lingkungan memang telah ditingkatkan. Banyak penemuan baru untuk memanfaatkan lingkungan sehingga lingkungan
tetap terjaga. Dengan demikian, perlindungan terhadap kekekalan lingkungan hidup manusia secara global menjadi tujuan utama konferensi internasional
mengenai lingkungan hidup di Stockholm dalam tahun 1972 dan konferensi- konferensi sesudahnya.
Dalam ekosistem global tidak akan mengenal adanya batas-batas yurisdiksi atau kewilayahan. Bumi sebagai suatu wadah berdiamnya umat
manusia yang dipisahkan oleh batas-batas negara pada kenyataannya adalah merupakan bola raksasa yang disatukan oleh atsmosfer di udara, biosfer di daratan
dan hidrosfer di lautan. Dengan kondisi fisik bumi yang demikian telah menyebabkan suatu peristiwa lingkungan yang terjadi pada satu negara akan
berdampak ke negara lain, bahkan juga pencemaran dapat terjadi melintasi batas- batas benua.
Terjadinya pencemaran yang melintasi batas-batas negara ini tidak saja membawa pengaruh terhadap kondisi lingkungan, akan tetapi lebih dari sekedar
itu telah memberikan implikasi yang luas terhadap-persoalan hukum. Sebelum menguraikan tentang batasan pencemaran lintas batas, terlebih
dahulu akan diberikan pengertian dan batasan secara umum tentang pencemaran
13
Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, Jakarta, Sinar Grafika, 2005, hlm. 6
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
lingkungan. Menurut Springer, ketika membicarakan masalah pencemaran, maka sedikitnya terdapat empat faktor kunci yang harus dibicarakan yang satu sama lain
tidak dapat dipisahkan. Keempat faktor kunci dimaksud adalah : 1.
Source sumber pencemaran
14
2. Agent zat pencemar
3. Medium media perantara pencemaran
4. Effects dampak pencemaran
Berdasarkan komponen yang disebut diatas, komponen terakhir adalah timbulnya “effects” atau dampak terhadap berbagai sistem kehidupan. Dapat
dikatakan bahwa adanya “effects” ini merupakan inti atau sentral dari permasalahan lingkungan hidup terutama dalam tingkat internasional.
Dengan timbulnya suatu dampak, maka baru diketahui bahwa suatu media atau objek hayati maupun hayati lainnya telah mengalami pencemaran. Dampak
ini pulalah yang dapat dijadikan ukuran atas timbulnya berbagai kerusakan dan kerugian yang dialami baik oleh manusia maupun terhadap harta kekayaan yang
dimilikinya.
15
Semua komponen yang merupakan kunci pokok terjadinya pencemaran yang diawali adanya berbagai kegiatan atau aktifitas menusia, kemudian
terdapatnya “agent” yang terdiri dari berbagai bentuk zat dan senyawa, selanjutnya melalui “media” maka pada akhirnya terjadilah dampak atau
14
Komponen “sources” sebagai mata rantai terjadinya pencemeran terhadap lingkungan sangat terkait dengan ruang lingkup kegiatan manusia yang dapat meningkatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap lingkungan detrimental of environment.
15
Lihat Arif, Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Dalam Hubungannya Dengan Penerapan Prinsip Tanggung Jawab Negara Studi Pada Kebakaran
Hutan di Sumatera dan Kalimantan. Tesis Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung, 2000, hlm.35
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
“effects”, dengan terakumulasinya keempat komponen ini maka terjadilah pencemaran tersebut.
Secara harfiah, istilah “pencemaran” dapat diartikan sebagai pengotoran, pengkajian, pencabulan, pemburukan. Barangsesuatu yang terkena oleh
pencemaran jadi cemar kotor, buruk, karena barangsesuatu ini menjadi cemar maka mutunya menjadi turun dan otomatis nilainya pun menjadi merosot. Apabila
proses ini berlangsung terus menerus akhirnya barangsesuatu itu menjadi rusak danatau hancur.
Pencemaran juga dapat diartikan sebagai bentuk environmental impairment, adanya gangguan, perubahan atau perusakan bahkan adanya benda
asing didalamnya yang menyebabkan unsur lingkungan tidak dapat berfungsi sebagimana mestinya reasonable function.
16
Menurut Gunarwan Suratmo, pencemaran udara diartikan sebagai adanya satu atau lebih pencemar yang masuk ke dalam udara atsmosfer yang terbuka,
yang dapat berbentuk sebagai debu, uap, gas, kabut, bau, asap, atau embun yang dicirikan bentuk jumlahnya, sifatnya dan lamanya.
17
“the introduction by man, directly or indirectly, of substances or energy into the environment resulting in deleterious effects of living resources and
ecosystems, and impair or interfere with amenities and other legitimate uses of the environment”.
Menurut Rekomendasi OECD tentang Principles Concerning Transfrontier Pollution tahun 1974 merumuskan arti pencemaran adalah sebagai
berikut :
16
Daud silalahi, Op.Cit, hlm.125
17
F. Gunarwan Suratmo. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1995, hlm. 101
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
Sedangkan menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang ”Pengelolaan Lingkungan Hidup” disebutkan :
“Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, danatau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
peruntukkannya.” Pencemaran ini juga disebabkan zat pencemar berada pada tempat yang
salah, waktunya tidak tepat dan jumlahnya salah. Udara, air dan makanan dapat mengandung benda asing sehingga pencemaran dalam arti ini dapat pula dianggap
sebagai upaya mengadakan value jugement tentang kualitas atau kuantitas dari benda asing tersebut. Dalam pada itu, value judgement benda asing ini pun masih
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya seperti pertimbangan ekonomi, sosial budaya dan persepsi.
Bila dilihat dari berbagai sudut maka pencemaran dapat diketegorikan dalam beberapa bagian :
1. Dilihat dari sudut pencemaran pollutan yang dapat berupa zat
biologi, zat kimia, panas yang berlebihan, suara yang melebihi ukuran pendengaran normal, subtansi dan situasi yang merusak pemandangan
atau yang dapat digolongkan ke dalamnya. 2.
Dilihat dari sudut lokasi dimana pencemaran terjadi, misalnya lokal, nasional, regional, maupu n global.
3. Dilihat dari sudut hubungan suatu zat pencemaran dengan salah satu
unsur lingkungan misalnya tanah, air, atau udara.
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
4. Dilihat dari sudut akibatnya secara langsung dan tidak langsung,
misalnya melalui lingkaran seluruh biosphere atau melalui lingkungan sesuatu unsur itu.
Menurut rekomendasi dari ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah :
“ Haze pollution means smoke resulting from land andor forest fire which causes deleterious effects of such a nature as to endanger human health,
harm living resources and ecosystems and material property and impair or interfere with amenities and other legitimate uses of the environment”.
Jadi dapat disimpulkan pencemaran adalah apabila suatu materi atau energi telah masuk ke dalam lingkungan dengan membawa akibat berbahaya bagi
kesehatan manusia, mengganggu ketenangan hidupnya, merusak sumber daya baik secara langsung maupun tak langsung.
Dalam hal membicarakan masalah pencemaran lintas batas, khususnya dalam pencemaran udara dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang
menerangkan bahwa suatu pencemaran yang terjadi dalam suatu wilayah negara akan tetapi dampak yang ditimbulkannya oleh karena faktor media atsmosfer atau
biosfer melintas sampai ke wilayah negara lain. Atas dasar pengertian diatas, pencemaran lintas batas atau lazim pula
disebutkan sebagai transfrontier pollution
18
18
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan…,Op.Cit. , hlm. 156
adalah : “Pollution of which the physical is wholly or in part situated within the
territory of one State and which has deleterious effects in the territory of another State”.
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
Sedangkan menurut ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution yang dimaksud dengan pencemaran udara lintas batas adalah :
”Transboundary haze pollution whose physical origin is situated wholly or in part within the area under the national jurisdiction of one Member
State and which is transported into the area under the jurisdiction of another Member State”.
Dengan demikian disimpulkan bahwa yang dimaksud pencemaran lintas batas tersebut adalah pencemaran udara yang berasal baik seluruhnya atau
sebagian dari suatu negara yang menimbulkan dampak dalam suatu wilayah yang berada di bawah jurisdiksi negara lain.
Pengertian pencemaran lintas batas yang telah diuraikan diatas dapat juga disimpulkan bahwa dalam pencemaran ini terdapat dua wilayah yang pada satu
sisi sebagai locus actus tempat berlangsungnya peristiwa didalam defenisi disebut sebagai situated within the territory dan pada sisi yang lain terdapat
wilayah sebagai locus demmy tempat timbulnya kerusakankerugian dalam defenisi disebut sebagai which has deleterious effects in the territory of another
state.
19
Skema I: Pencemaran Lintas Batas
Sumber : Arif, Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan di Indonesia Dalam Hubungannya dengan Penerapan Prinsip Tanggung Jawab Negara Studi Pada Kebakaran Hutan
di Sumatera dan Kalimantan, Tesis Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung, 2000.
19
Arif , Pencemaran Transnasional…, Op.Cit., hlm. 43
PENCEMARAN LINTAS BATAS
PENCEMARAN LOCUS ACTUS
Tempat berlangsungnya peristiwa
LOCUS DEMMY
Tempat timbulnya keru- sakan
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
C. Dampak dari Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan akhir-akhir ini menjadi perhatian internasional sebagai isu lingkungan dan ekonomi khususnya setelah terjadi kebakaran besar di
berbagai belahan dunia tahun 19971998 yang menghanguskan lahan seluas 25 juta hektar. Kebakaran tahun 19971998 mengakibatkan degradasi hutan dan
deforestasi menelan biaya ekonomi sekitar US 1,6-2,7 milyar dan biaya akibat pencemaran kabut sekitar US 674-799 juta. Kerugian yang diderita akibat
kebakaran hutan tersebut kemungkinan jauh lebih besar lagi karena perkiraan dampak ekonomi bagi kegiatan bisnis di Indonesia tidak tersedia. Valuasi biaya
yang terkait dengan emisi karbon kemungkinan mencapai US 2,8 milyar.
20
Sejumlah masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil hutan tidak mampu melakukan aktivitasnya. Asap yang ditimbulkan dari
kebakaran tersebut sedikit banyak mengganggu aktivitasnya yang secara otomatis juga ikut mempengaruhi penghasilannya. Setelah kebakaran usai pun dipastikan
Kebakaran hutan yang cukup besar tersebut menimbulkan dampak yang sangat luas disamping kerugian material kayu, non kayu dan hewan. Dampak
negatif yang sampai menjadi isu global adalah asap dari hasil pembakaran yang telah melintasi batas negara. Sisa pembakaran selain menimbulkan kabut juga
mencemari udara dan meningkatkan gas rumah kaca. Dampak dari kebakaran hutan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Dampak Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi a. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan.
20
”Kebakaran Hutan”, dalam http:tumoutou.net702_0713471034_9.htm
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
bahwa masyarakat kehilangan sejumlah areal dimana ia biasa mengambil hasil hutan tersebut seperti rotan, karet dsb.
b. Terganggunya aktivitas sehari-hari Adanya gangguan asap secara otomatis juga mengganggu aktivitas yang
dilakukan manusia sehari-hari. Misalnya pada pagi hari sebagian orang tidak dapat melaksanakan aktivitasnya karena sulitnya sinar matahari menembus udara
yang penuh dengan asap. Demikian pula terhadap banyak aktivitas yang menuntut manusia untuk berada di luar ruangan. Adanya gangguan asap akan mengurangi
intensitas dirinya untuk berada di luar ruangan. Ketebalan asap juga memaksa orang menggunakan masker yang sedikit banyak mengganggu aktivitasnya sehari-
hari. c. Peningkatan jumlah hama
Sejumlah spesies dikatakan sebagai hama bila keberadaan dan aktivitasnya mengganggu proses produksi manusia. Bila tidak “mencampuri” urusan produksi
manusia maka ia akan tetap menjadi spesies sebagaimana spesies yang lain. Spesies yang potensial untuk menjadi hama tersebut selama ini berada di
hutan dan melakukan interaksi dengan lingkungannya membentuk rantai kehidupan. Kebakaran yang terjadi justru memaksanya terlempar dari rantai
ekosistem tersebut, dan dalam beberapa kasus spesies tersebut masuk dalam komunitas manusia dan berubah fungsi menjadi hama dengan merusak proses
produksi manusia yang ia tumpangi atau dilaluinya.
21
21
“Kasus Kebakaran Hutan, Kebutuhan Akan Kebijakan yang Mengatur Tanggung Jawab Perusahaan”, http:www.walhi.or.idkampanyebencanabakarhutankebkr_hut_riau_mak_23040 3
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
d. Terganggunya kesehatan Di tinjau dari sudut kesehatan, asap biomassa yang keluar akibat
kebakaran hutan mengandung berbagai komponen yang berbahaya. Komponen ini terdiri dari gas maupun partikel-partikel. Komponen gas yang besar peranannya
mengganggu kesehatan adalah Karbon monoksida dan Aldehid. Selain itu, tercatat akibat merugikan dari ozon, Nitrogen oksida, Karbon dioksida, dan Hidrokarbon.
Dalam kebakaran hutan, berbagai jenis zat dapat terbang jauh, dan dalam transportasi ini dikonversikan menjadi gas lain seperti ozon, atau berubah menjadi
partikel seperti Spesies nitrat dan Oksigen organik. Merujuk pada penelitian Brauer dalam Health Impacts of Biomass Air
Pollution, komponen polutan utama biomassa adalah jenis bahan gas Inorganik contoh Karbon monoksida CO, Ozon, Nitrogen dioksida NO2, Hidrokarbon
contoh, Benzen dan Toluen, Aldehid contoh Akrolein dan Formaldehid, Partikel contoh partikel “inhalable” PM 10, partikel respirabel, partikel halus
PM 2,5, dan Polisiklik Aromatik Hidrokarbon atau PAH contoh Benzoapyrene.
Kesemuanya itu bersumber dari pembakaran tidak lengkap bahan organik, oksidasi dalam temperatur tinggi dari nitrogen udara, produk sekunder nitrogen
oksida dan hidrokarbon, kondensasi pembakaran gas, pergerakan vegetasi dan fregmentasi asap. Partikulat dalam asap kebakaran hutan punya peranan penting
dalam mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Partikulat berukuran kecillah yang sebenarnya paling berpotensi besar mengancam kesehatan, yaitu PM 10, PM
2,5, PM 1,0 atau Total Suspended Particulate TSP. Mengingat kebakaran hutan
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
ini berlangsung lama, maka dapat diperkirakan, betapa banyak komponen polutan utama biomassa yang dihirup oleh manusia.
Secara umum, asap akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas ISPA di daerah yang tingkat pencemaran
udaranya tinggi. Sebagai gambaran di Kalimantan dan Sumatera nilai ISPU rata- rata melebihi 300 padahal batas normalnya di bawah 100 sehingga dampak
kesehatanya begitu terasa, terutama mereka yang rentan seperti anak-anak, para manula dan mereka yang aktif diluar ruangan.
22
Di wilayah Kalimantan Barat, asap tebal sudah mulai mengancam sektor pertanian. Tebalnya kabut asap dikhawatirkan yang berlangsung secara terus-
menerus dapat mengganggu produktivitas tanaman padi dan jagung. Dua jenis tanaman ini paling rentan. Kalau cuaca sampai tertutup asap sehingga tanaman
Data dari Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan Departemen Kesehatan membuktikannya. Akibat adanya kabut asap, jumlah kasus ISPA di
Pontianak meningkat dari 1.286 kasus pada akhir Agustus 2006 menjadi 1.928 kasus pada awal September 2006.
Data yang sama juga menyebutkan bahwa di Kalimantan Timur jumlah kasus mingguan ISPA antara 1.500 kasus hingga 2.000 kasus, lebih tinggi dari
kisaran normal yang banyaknya antara 1.000 kasus hingga 1.500 kasus. Beberapa Dinas Kesehatan di Sumatra dan Kalimantan juga melaporkan bahwa masyarakat
di wilayahnya mulai mengalami gangguan penyakit ISPA, pneumonia, dan sakit mata.
e. Produktivitas menurun
22
“Bencana Kabut Asap”, dalam http:nanangsyah.blogspot.com200709bencana-kabut- asap.html
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
tidak mendapat sinar matahari dalam jangka waktu lama, produksinya dapat menurun. Pada saat tanaman akan berfotosintesis tentu memerlukan sinar mathari
yang cukup. Karena kabut yang tebak menyebabkan sinar matahari terhambat untuk menyinari bumi sehingga produksi terhambat.
23
Kebakaran yang terjadi di lereng-lereng pegunungan ataupun di dataran tinggi akan memusnahkan sejumlah tanaman yang juga berfungsi menahan laju
tanah pada lapisan atas untuk tidak terjadi erosi. Pada saat hujan turun dan ketika 2. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan
a. Hilangnya sejumlah spesies Kebakaran bukan hanya meluluh lantakkan berjenis-jenis pohon namun
juga menghancurkan berbagai jenis habitat satwa lainnya. Umumnya satwa yang ikut musnah ini akibat terperangkap oleh asap dan sulitnya jalan keluar karena api
telah mengepung dari segala penjuru. Belum ada penelitian yang mendalam seberapa banyak spesies yang ikut terbakar dalam kebakaran hutan di Indonesia.
b. Ancaman erosi Dampak lainnya adalah kerusakan hutan setelah terjadi kebakaran dan
hilangnya margasatwa. Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan
menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi menahan banjir. Karena itu setelah hutan terbakar, sering muncul bencana banjir
pada musim hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar. Kerugian akibat banjir tersebut juga sulit diperhitungkan.
23
Walhi….,Log.Cit.,.
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
run off terjadi, ketiadaan akar tanah akibat terbakar sebagai pengikat akan menyebabkan tanah ikut terbawa oleh hujan ke bawah yang pada akhirnya
potensial sekali menimbulkan bukan hanya erosi tetapi juga longsor. c. Perubahan fungsi pemanfaatan dan peruntukan lahan
Hutan sebelum terbakar secara otomatis memiliki banyak fungsi. Sebagai catchment area, penyaring karbondioksida maupun sebagai mata rantai dari suatu
ekosistem yang lebih besar yang menjaga keseimbangan planet bumi. Ketika hutan tersebut terbakar fungsi catchment area tersebut juga hilang dan
karbondioksida tidak lagi disaring namun melayang-layang di udara. Dalam suatu ekosistem besar, panas matahari tidak dapat terserap dengan baik karena
hilangnya fungsi serapan dari hutan yang telah terbakar tersebut. Hutan itu sendiri mengalami perubahan peruntukkan menjadi lahan-lahan
perkebunan dan kalaupun tidak maka ia akan menjadi padang ilalang yang akan membutuhkan waktu lama untuk kembali pada fungsinya semula.
d. Penurunan kualitas air Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan menyebabkan
perubahan kualitas air. Kualitas air yang berubah ini lebih diakibatkan faktor erosi yang muncul di bagian hulu. Ketika air hujan tidak lagi memiliki penghalang
dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada. Akibatnya adalah sungai
menjadi sedikit keruh. Hal ini akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai sana.
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
e. Terganggunya ekosistem terumbu karang Terganggunya ekosistem terumbu karang lebih disebabkan faktor asap.
Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat terumbu karang dan beberapa spesies lainnya
menjadi sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa. f. Menurunnya devisa negara
Turunnya produktivitas secara otomatis mempengaruhi perekonomian mikro yang pada akhirnya turut mempengaruhi pendapatan negara.
g. Sedimentasi di aliran sungai Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami pengendapan di
bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.
h. Pemanasan global Peristiwa kebakaran hutan yang terjadi akhir-akhir ini dipandang sebagai
sebuah malapetaka yang tidak hanya bersifat nasional saja akan tetapi sudah bersifat regional bahkan global karena asap yang berasal dari kebakaran hutan
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi Gas Rumah Kaca di atsmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca secara global yang berakibat
pada peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global ini pada akhirnya membawa dampak
terjadinya perubahan iklim yang mempengaruhi kehidupan di bumi. Pemanasan global sangat erat kaitannya dengan iklim yang menjadi panas
secara perlahan tapi pasti dalam jangka waktu yang cukup panjang yang akan merubah dunia umat manusia menjadi suatu daerah yang terlalu panas untuk
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
didiami atau untuk suatu kehidupan. Dalam kaitan tersebut, terkaitlah peran serta dari suatu fenomena alam yang disebut dengan efek rumah kaca.
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan diapantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari
yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atsmosfer yang menyelimuti bumi, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal
dengan Efek Rumah Kaca
24
dan gas-gas yang berfungsi menyerap energi panas matahari itu disebut dengan Gas Rumah Kaca. Peristiwa alam ini menyebabkan
bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada efek rumah kaca maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin
25
Pembakaran dapat berkurang karena terserap lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida
dan melepaskan oksigen ke atsmosfer serta mengambil atom karbonnya. Selain .
Gas rumah kaca yang berfungsi sebagai perangkap energi panas matahari tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi juga dapat timbul
akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atsmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai.
Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua yang timbul dari berbagai proses alami seperti letusan vulkanik, pernapasan hewan dan manusia yang menghirup
oksigen dan menghembuskan karbondioksida, dan pembakaran material organik seperti tumbuhan.
24
Istilah efek rumah kaca, diambil dari cara tanam yang digunakan para petani di daerah iklim sedang Negara yang memiliki empat musim. Para petani biasa menanam sayuran atau bunga di
dalam rumah kaca untuk menjaga suhu ruangan tetap hangat. Kenapa menggunakan kacabahan yang bening? Karena sifat materinya yang dapat tertembus sinar matahari. Dari sinar yang masuk
tersebut, akan dipantulkan kembali oleh bendapermukaan dalam rumah kaca, ketika dipantulkan sinar itu berubah menjadi energi panas tersebut terperangkap dalam rumah kaca. Demikian pula
halnya salah satu fungsi atsmosfer bumi seperti rumah kaca tersebut.
25
“Pemanasan Global” http:www.cdm.or.idid?q=kyoto
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
uap air dan karbondioksida, gas rumah kaca lainnya yaitu CH4 metana, N2O nitrogen dioksida, PFCS perfluorokarbon, HFCS hidrofluorokarbon, dan
SF6 sulfurheksaflourida. Sedangkan gas rumah kaca akibat aktivitas manusia antara lain kegiatan
manusia yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil minyak, gas, batubara seperti pada pembangkit tenaga listrik, transportasi, kegiatan
perindustrian, Air Conditioner, komputer, memasak. Selain itu gas rumah kaca juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian
dan peternakan. Ironisnya, perubahan komposisi gas rumah kaca diatsmofer lebih banyak
disebabkan oleh aktivitas manusia salah satu contohnya pembakaran hutan secara luas sehingga meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca secara global yang
berakibat pada peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi atau pemanasan global.
Perubahan iklim yang terjadi akibat dari pemanasan global akan membawa dampak pada lingkungan dan kehidupan di bumi. Para ilmuwan menggunakan
model komputer dari temperatur, pola presipitasi dan sirkulasi atsmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tesebut, para ilmuwan telah
membuat beberapa perkiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan dan tumbuhan serta
kesehatan manusia. Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah
bagian utara dari belahan Bumi Utara. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah sub tropis,
bagian yang di tutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Ketika atsmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air laut. Tinggi muka laut di
seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm 4-10 inchi selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88 cm 4-35 inchi
Lapisan ozon merupakan tameng yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang merusak. Penipisan lapisan ozon dapat meningkatkan berbagai
penyakit infeksi seperti menurunnya kekebalan tubuh, kanker kulit, katarak mata dan juga kerusakan pada lingkungan hidup. Kerusakan itu, mulai dari putusnya
rantai makanan pada ekosistem akuatik di laut. Menipisnya lapisan ozon di ketahui pada pertengahan 1980-an. Penipisan lapisan ozon disebabkan oleh
penggunaan bahan-bahan kimia sebagai perusak lapisan ozon dan gas karbondioksida yang dapat berasal dari hasil proses pembakaran seperti
kenderaan, pabrik dan kebakaran hutan.
26
Orang mungkin beranggapan bahwa bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian Sealatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
26
Josua P.Sibarani, “Selamatkan Lapisan Ozon Mulai dari Diri Sendiri”, Kompas, 27 Sepetember 2002, hlm.9.
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian afrika mungkin tidak dapat tumbuh.
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global hewan cenderung untuk berimigrasi kearah kutub atau keatas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Dunia yang hangat ini, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak
orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk
dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelunya terlalu dingin bagi mereka. Penyakit-
penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, demam, dengue, demam kuning dan encephalitis.
Dengan demikian, kebakaran hutan yang secara luas menyebabkan pemanasan global dan meningkatnya suhu bumi merupakan ancaman yang sangat
serius bagi keselamatan lingkungan hidup dan kehidupan manusia. Salah satu dampak dari pemanasan global ini adalah penipisan lapisan ozon. Dimana lapisan
ozon ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet yang dipancarkan oleh matahari. Rusaknya lapisan ozon ini
mengakibatkan kerusakan-kerusakan bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan dan peternakan disamping dapat mengganggu kesehatan manusia serta dampak negatif
lainnya yang sangat mengancam segala kehidupan di muka bumi ini.
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
3. Dampak terhadap Perhubungan dan Pariwisata Selain itu asap tebal juga mengganggu transportasi khususnya tranportasi
udara disamping transportasi darat, sungai, danau, dan laut. Pada saat kebakaran hutan yang cukup besar banyak kasus penerbangan terpaksa ditunda atau
dibatalkan. Sering sekali terdengar sebuah pesawat tidak bisa turun di satu tempat karena tebalnya asap yang melingkungi tempat tersebut. Sudah tentu hal ini akan
mengganggu bisnis pariwisata karena keengganan orang untuk berada di temapt yang dipenuhi asap. Sementara pada transportasi darat, sungai, danau dan laut
terjadi beberapa kasus tabrakan atau kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda.
Kerugian karena terganggunya kesehatan masyarakat, penundaan atau pembatalan penerbangan, dan kecelakaan transportasi di darat, dan di air memang
tidak bisa diperhitungkan secara tepat, tetapi dapat dipastikan cukup besar membebani masyarakat dan pelaku bisnis. Dampak kebakaran hutan Indonesia
berupa asap tersebut telah melintasi batas negara terutama Singapura, Brunai Darussalam, Malaysia dan Thailand.
Analisis dampak kebakaran hutan masih dalam tahap pengembangan awal, pengetahuan tentang ekosistem yang rumit belum berkembang dengan baik dan
informasi berupa ambang kritis perubahan ekologis berkaitan dengan kebakaran sangat terbatas, sehingga dampak kebakaran hutan sulit diperhitungkan secara
tepat. Meskipun demikian, berdasarkan perhitungan kasar yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa kebakaran hutan menimbulkan dampak yang
cukup besar bagi masyarakat sekitarnya, bahkan dampak tersebut sampai ke negara tetangga.
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
Skema II: Dampak dari Kebakaran Hutan
Sumber : Bencana Kabut Asap, dalam http:nanangsyah.blogspot.com2007 09
bencana-kabut-asap.html
Hilangnya mata pencaharian Terganggu aktivitas sehari-
hari
Peningkatan jumlah hama Terganggunya kesehatan
Produktivitas menurun
Hilangnya sejumlah spesies Ancaman erosi
Perubahan fungsi peman- faatan dan peruntukan lahan
Penurunan kualitas air Terganggunya ekosistem te-
rumbu karang
Menurunnya devisa negara Sedimentasi di aliran sungai
DAMPAK TERHADAP SOSIAL, BUDAYA DAN
EKONOMI
DAMPAK TERHADAP EKOLOGIS DAN KERU
SAKAN LINGKUNGAN
DAMPAK TERHADAP PERHUBUNGAN DAN
PARIWISATA
DAMPAK DARI
KEBAKARAN HUTAN
Pemanasan global
Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III PENGATURAN TENTANG PENCEMARAN LINTAS BATAS DALAM