Perangkat-perangkat Hukum Lingkungan Internasional yang Mengatur

Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008. USU Repository © 2009

BAB III PENGATURAN TENTANG PENCEMARAN LINTAS BATAS DALAM

HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL

A. Perangkat-perangkat Hukum Lingkungan Internasional yang Mengatur

Tentang Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan Masalah-masalah lingkungan mengandung dimensi internasional dan juga bersifat timbal balik, yaitu dalam arti, bahwa dalam suatu peristiwa sebuah negara menjadi penderita pencemaran lingkungan, tetapi dalam peristiwa lain, kegiatan- kegitan didalam negara itu merupakan sumber pencemar lingkungan lintas batas. 27 Sebelum membahas tentang perangkat-perangkat hukum lingkungan internasional yang mengatur pencemaran lintas batas, terlebih dahulu dijelaskan apa yang di maksud dengan perangkat-perangkat, perangkat-perangkat yang dimaksud dari sudut pandang hukum yang lebih ditujukan kepada wujud-wujud Oleh sebab itu, perlindungan lingkungan dipandang sebagai sebuah kepentingan bersama yang dapat diwujudkan jika terdapat kerjasama antar negara dalam lingkup global maupun regional. Pentingnya kerjasama antar negara dalam perlindungan lingkungan juga tercermin dalam Prinsip 27 Deklarasi Rio, yaitu : “States and people shall cooperate in good faith and in aspirit of partnership in the fulfillment of principles embodied in this Declaration and in the further development of international law in the field of sustainable development”. 27 “Aspek-aspek Hukum Internasional Kebakaran Hutan” Jurnal Hukum Lingkungan Tahun V No. 1 Agustus 1999, hlm. 84 Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008. USU Repository © 2009 hukum seperti terdapat di dalam kategori perangkat-perangkat tersebut adalah konvensi, deklarasi, protokol, dan masih banyak lagi yang dapat dikelompokkan sebagai perangkat-perangkat hukum lingkungan internasional. Perangkat-perangkat hukum internasional yang mengatur tentang pencemaran lintas batas menggunakan pendekatan global, yaitu suatu pendekatan yang mengutamakan kepentingan bersama. 28 Timbulnya kesadaran masyarakat internasional akan perlunya perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, maka pada Konperensi Stockholm ini menghasilkan Deklarasi Stokcholm 1972 Declaration of the United Nation Conferences on the Human Environmental. Deklarasi Stokcholm ini berisi Preamble, 26 Prinsip, dan 109 Rekomendasi untuk mengimplementasikan prinsip- prinsipnya. Deklarasi ini mengatur lingkungan hidup secara umum, prinsip- prinsipnya mengatur tentang perlindungan lingkungan alami natural environment, penggunaan sumber kekayaan alam yang tidak habis terpakai, Penerapan pendekatan global dalam pengaturan kegiatan internasional dapat dilakukan dengan membentuk suatu kesepakatan-kesepakatan global dan menerapkan kesepakatan tersebut melalui kebijakan nasional masing-masing negara berdasarkan prinsip keseimbangan hak dan kewajiban. Dalam hal permasalahan lingkungan sebenarnya tidak mengenal batas wilayah tetapi didalam hal pengelolaan dari lingkungan suatu wilayah negara merupakan tanggung jawab dari negara tersebut. Pengatur hukum lingkungan secara konsepsional yang dikaitkan dengan prinsip ekologi di tingkat internasional dapat dikatakan terbentuk pada saat Konperensi Stockholm 1972. 28 Ida Bagus Wyasa Putra, Hukum Lingkungan Internasional Perspektif Bisnis Internasional, Bandung, Refika Aditama, 2002, hal 71 Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008. USU Repository © 2009 perlindungan flora dan fauna, pembatasan pembuangan zat-zat beracun, masalah pencemaran lingkungan laut, dan lain sebagainya. Deklarasi Stockholm 1972 mengakui hak dasar manusia sebagai hak setiap orang untuk dapat hidup dalam suatu lingkungan yang baik dan sehat. Dengan demikian setiap negara berkewajiban untuk memelihara lingkungan hidup manusia sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang sesuai dengan prinsip 1 Deklarasi Stokcholm. Kewajiban yang dimaksud antara lain kewajiban suatu negara untuk mengambil tindakan guna mencegah terjadinya pencemaran apalagi pencemaran tersebut sampai merugikan negara lain, misalnya mencegah terjadinya pencemaran udara yang disebabkan oleh kebakaran hutan. Prinsip 2 sampai dengan prinsip 5 Deklarasi Stockholm umumnya meletakkan dasar penggunaan dan perlindungan kekayaan alam berdasarkan ekosistem alami, sehingga daya dukung bumi terpelihara, kekayaan alam terkelola, pemborosan dicegah dan pemanfaatannya dapat diperoleh oleh seluruh umat manusia. Dalam hal mengantisipasi pelbagai kepentingan dalam penggunaan lingkungan, baik itu lingkungn laut, udara maupun darat, maka negara-negara harus mengadakan kerjasama yang terpadu dan terkoordinasi dalam merencanakan setiap kegiatannya. Kaitannya dengan kebakaran hutan yang berdampak luas bahkan telah bersifat lintas batas maka selain negara tersebut bertanggung jawab akan tetapi negara-negara lain juga turut membantu menanggulangi permasalahan kebakaran hutan dikarenakan isu masalah ini bersifat global dengan sendirinya untuk menaggulangi masalah ini harus ditangani secara global juga atau dibutuhkan Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008. USU Repository © 2009 kerjasama dari negara lain serta pengembangan hukum internasional tentang pertanggung jawaban perlu dikembangkan bersama. Terjadinya kebakaran hutan sama halnya telah merusak lingkungan hutan atau ekosistem dari hutan itu sendiri padahal dari Deklarasi Stokcholm sudah jelas menyatakan bahwa setiap negara harus menjaga lingkungannya agar tidak terjadinya kerusakan apalagi sampai merugikan negara lain. Apabila dampak kerusakan tersebut merugikan negara lain atau yang telah bersifat lintas batas maka harus diselesaikan secara damai. Untuk menanggulangi permasalahan lingkungan global, dalam hukum lingkungan internasional memiliki beberapa prinsip yang dapat dijadikan dasar hukum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, antara lain : 1. Prinsip kedaulatan negara State Sovereignty. 2. Prinsip warisan bersama umat manusia Common Heritage of Humankind. 3. Prinsip kepedulian bersama umat manusia Principle of Common Concern of Humankind. 4. Prinsip kewajiban untuk tidak menyebabkan bahaya lingkungan Obligation Not to Cause Environmental Harm. 5. Prinsip tanggung jawab negara State Responsibility. 6. Prinsip kesamaan antar generasi Principle of Intergenerational Equity. 7. Prinsip tanggung jawab bersama namun berbeda common But Differentiated Responsibilities 8. Prinsip kehati-hatian The Precautionary Principle. Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008. USU Repository © 2009 9. Prinsip pencegahan The Principle of Prevention. 10. Prinsip kewajiban untuk menilai dampak lingkungan Duty to Access Environmental Impacts. 11. Prinsip tambahan The Principle of Subsidiarity. 12. Prinsip bertetangga yang baik dan kewajiban untuk kerjasama Good Neighborliness and the Duty to Cooperate. 13. Prinsip kewajiban untuk menyediakan pemberitahuan terlebih dahulu dan untuk untuk berkonsultasi dengan iktikad baik Duties to Provide Prior Notification and to Consult in Good Faith. 14. Prinsip kewajiban untuk tidak membeda-bedakan bahaya-bahaya lingkungan Duty Not to Discriminate Regarding Environmental Harms. 15. Prinsip hak yang sama atas akses keadilan Equal Right of Access to Justice. 16. Prinsip pencemar dan penggunaan yang membayar The Polluter and User Pays Principle. Sebagai sebuah perbandingan dapat dilihat dari upaya negara-negara dikawasan Eropa Barat dan Timur, serta Amerika Utara untuk mengatasi masalah pencemaran udara lintas batas dan hujan asam acid rain 29 29 Acid rain atau hujan asam merupakan raksi antara gas SO dengan uap air yang terdapat di udara akan membentuk asam sulfite dan asam sulfat turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan. Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negra industri, hujan asam sudah menjadi peersoalan yang sangat serius karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan lingkungan menjadi semakin parah. Dapat dilihat dalam Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta, 2001, hlm. 49 , yaitu dengan menyepakati dan mengikatkan diri pada The Geneva Convention on the Long- Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008. USU Repository © 2009 Range Transboundary Air Pollution, 1979 yang selanjutnya disebut dengan Konvensi Geneva 1979. Dalam Article 2 Convention on Long-Range Transboundary Air Pollution 1979, disebutkan dengan tegas: ” The Contracting Parties, taking due account of the facts and problems involved, are determined to protect man and his environment against air pollution and shall endeavour to limit and, as far as possible, gradually reduce and prevent air pollution including long-range transboundary pollution” Berarti dalam konvensi Geneva 1979 tersebut mewajibkan negara-negara peserta Konvensi untuk berusaha menekan serendah mungkin, secara bertahap mengurangi dan mencegah pencemaran udara, termasuk pencemaran udara lintas batas. Konvensi Geneva 1979 juga mendorong negara-negara peserta Konvensi untuk mengadakan kerjasama di bidang penelitian dan pengembangan, antara lain di bidang-bidang teknologi pengurangan emisi, instrument atau teknik-teknik pemantauan dan pengukuran tingkat emisi dan konsentrasi ambien zat-zat pencemar udara, sebagai program pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan pengendalian udara. Jika negara-negara di kawasan Eropa Barat dan Amerika Utara dihadapkan pada masalah pencemaran udara lintas batas yang bersumber dari kegiatan industri yang telah mendorong mereka untuk menyepakati Konvensi Geneva 1979, maka negara-negara ASEAN dihadapkan pada masalah pencemaran udara lintas batas yang bersumber dari kebakaran hutan. Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008. USU Repository © 2009 Pada tahun 1985, kebakaran hutan sudah mendapat perhatian dari ASEAN yang terbukti dihasilkannya ASEAN Agreement on the Conservation of Nature and Natural Resources, 1985, 30 Kemudian Menteri-menteri Lingkungan Hidup ASEAN seterusnya disebut dengan singkatan ASEAN ACNN. Walaupun ASEAN ACNN merupakan kerangka hukum kerjasama ASEAN dalam bidang konservasi alam dan sumber daya alam pada umumnya, kesepakatan tersebut juga memuat kewajiban-kewajiban negara ASEAN untuk mencegah kebakaran hutan, sebagaimana tercermin dalam Artikel 6 ayat 1 dan 2. Pada tanggal 17-18 Januari 1992 Pertemuan Menteri Lingkungan Hidup ASEAN menghasilkan Resolusi Singapore 1992 yang menegaskan bahwa negara- negara ASEAN harus memperkuat kerjasama , terutama dalam masalah-masalah pencemaran lintas batas, bencana alam, kebakaran hutan dan menghadapi kampanye anti kayu tropis. Resolusi Singapore 1992 juga secara tegas membahas pelaksanaan program khusus, yaitu antara lain, berkaitan dengan masalah asap yang berasal dari kebakaran hutan. 31 30 Walhi., “Kasus Kebakaran Hutan, Kebutuhan Akan Kebijakan yang Mengatur Tanggung Jawab Perusahaan”, mengadakan pertemuan lagi pada tanggal 26 April 1994 yang menghasilkan Resolusi Bandar Seri Begawan tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Resolusi ini, antara lain memuat Rencana Aksi Strategis ASEAN di Bidang Lingkungan Hidup. Rencana Aksi Strategis Asean merupakan upaya menindaklanjuti Rekomendasi Agenda 21 yang mengharuskan adanya aksi prioritas yang berkaitan dengan perlindungan udara dan perlindungan serta pengelolaan laut. http:www.walhi.or.idkampanyebencanabakarhutan kebkr_hut_riau_mak_ 230403 31 Pada waktu Asean Cooperation Plan on Transboundary Pollution disepakati pada Juni 1995 di kuala lumpur, Vietnam, Myanmar dan Laos belum menjadi anggota ASEAN. Sri Azora Kumala Sari : Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional, 2008. USU Repository © 2009 Mengingat waktu terjadinya pencemaran udara lintas batas semakin lama dan dampak yang ditimbulkan semakin buruk, Menteri-menteri Lingkungan Hidup ASEAN menyepakati formula Asean Cooperation Plan on Transboundary Pollution, 1995 32 1. Pencemaran udara lintas batas; seterusnya disingkat dengan ASEAN CPTP. ASEAN CPTP memuat tiga bidang program, yaitu : 2. Pergerakan bahan berbahaya dan beracun lintas batas; 3. Pencemaran lintas batas bersumber dari kapal.

B. Peranan Organisasi Internasional dalam Mengatasi Pencemaran Lintas