contracts , Tehnical service contracts, Turnkey contracts, International sub-
contracting.
C. Pengaturan Terkait Alih Teknologi
Hukum dipandang sebagai nilai yang mengandung arti bahwa kehadirannya adalah untuk melindungi dan memajukan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat. Hukum sebagai nilai di sini perlu pendekatan sistem. Menurut Lawrence Mere Friedman bawa sistem hukum itu
harus memenuhi: struktur structure, substansi substance, dan Kultur Hukum legal culture.
27
Keberadaan substansi ini menjadi pijakan dalam menegakkan hukum. Hal ini senada dengan teori Roscoe Pound yang menyatakan bahwa “law as a
tool of social engineering”. Berangkat dari pemikiran ini aturan hukum yang
jelas tentang alih teknologi menjadi dasar pijakan bagi pelaksanaannya. Berikut beberapa peraturan yang terkait dengan alih teknologi:
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembanga, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Undang-Undang ini sesuai dalam pertimbangannya disebutkan bahwa penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
27
Yesmil Anwar dan Adang, Hukum Tak Pernah Tidur, Bandung: Asosiasi Ilmu Poitik Indonesia, 2009, h. 166.
merupakan amanat
dari Undang-Undang
Dasar 1945.
Untuk menumbuhkembangkan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi ini diperlukan sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terbentuk melalui keterkaitan antara unsur-unsur kelembagaan, sumber daya, serta jaring ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Undang-Undang ini berusaha untuk meningkatkan kemitraan badan usaha dengan pergururan tinggi dan badan litbang. Sedangkan
peran yang lain dimainkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah melalui instrumen kebijakannya yang berfungsi untuk memotivasi badan usaha
asing untuk melakukan alih teknologi kepada produsen domestik; memacu badan usaha domestik meningkatkan investasi di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi ; mendorong kemitraan antara badan usaha, lembaga litbang, dan perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses
alih teknologi, 3 tiga aktor, yaitu akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah, harus bekerjasama dengan baik sesuai dengan konsep triple
helix yang banyak dipakai sebagai model pengembangan sistem inovasi
nasional di banyak negara.
28
28
Sabartua Tampubolon, Politik Hukum Iptek di Indonesia, Yogyakarta: Kepel Press, 2013, h. 241.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 dan Paket Undang-Undang
HKI Lainnya
Alih teknologi memiliki hubungan yang sangat erat dengan paten. Paten merupakan sutau hak khusus berdasarkan Undang-Undang
diberikan kepada si penemu uitvinder atau menurut hukum pihak yang berhak memperolehnya, atas permintaannya yang diajukan kepada pihak
penguasa, bagi temuan baru di bidang teknologi, perbaikan atas temuan yang sudah ada, cara kerja baru, atau menemukan suatu perbaikan baru
dalam cara kerja, untuk selama jangka waktu tertentu yang dapat diterapkan dalam bidang industri.
29
Perkembangan hukum paten di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu: kepentingan umum vs tekanan internasional 1989-1996,
periode tunduk terhadap standar internasional perjanjian TRIPS 1997- 2000, periode meningkatkan kualitas penegakan hukum 2001-2005.
Pada fase awal pembentukan hukum paten merupakan fase yang sulit bagi Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada masa itu Indonesia
membutuhkan alih
teknologi dari
negara-negara maju
untk mengembangkan pembangunan nasional. Perlindungan HKI termasuk
29
OK. Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, Jakarta: Rajawali Pers, 2007, h. 226.
paten yang sangat ketat akan menghambat alih teknologi yang sedang dijalankan oleh pemerintah.
30
Kriteria pemberian hak paten dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 meliputi: a Penemuan baru, hanya untuk satu penemuan
saja, kriteria sifat barunya suatu penemuan dianggap baru, jikalau pada saat pengajuan permintaan paten penemuan tersebut tidak merupakan
penemuan terdahulu, b mengandung langkah inventif, dalam hal ini penemuan tersebut tidak diduga sebelumya, c dapat diterapkan dalam
bidang industri.
31
Dalam skala internasional paten ini juga diatur dalam PCT Patent Cooperation Treaty
yakni traktat internasional kerja sama paten yang bertujuan untuk melaksanakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
perlindungan hukum terhadap setiap invensi, memberikan proteksi dari invensi yang diinginkan dilindungi oleh suatu negara, dan dalam rangka
mempercepat pembangunan ekonomi dari negara-negara berkembang, Indonesia sejak tahun 1995 telah menjadi angggota PCT dan dengan
Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1997 telah mengesahkan PCT, dengan demikian setiap inventor Indonesia dapat mengajukan permohonan PCT
tersebut.
30
Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual HKI di Era Global, Sebuah Kajian Kontemporer,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 100.
31
Abdul R. Salman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Teori dan Contoh Kasus, Jakarta: Kencana, 2011, h. 148.
Di samping itu juga terdapat beberapa aspek dalam Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights
TRIPS yang isinya telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001.
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal