Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 dan Paket Undang-Undang

contracts , Tehnical service contracts, Turnkey contracts, International sub- contracting.

C. Pengaturan Terkait Alih Teknologi

Hukum dipandang sebagai nilai yang mengandung arti bahwa kehadirannya adalah untuk melindungi dan memajukan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Hukum sebagai nilai di sini perlu pendekatan sistem. Menurut Lawrence Mere Friedman bawa sistem hukum itu harus memenuhi: struktur structure, substansi substance, dan Kultur Hukum legal culture. 27 Keberadaan substansi ini menjadi pijakan dalam menegakkan hukum. Hal ini senada dengan teori Roscoe Pound yang menyatakan bahwa “law as a tool of social engineering”. Berangkat dari pemikiran ini aturan hukum yang jelas tentang alih teknologi menjadi dasar pijakan bagi pelaksanaannya. Berikut beberapa peraturan yang terkait dengan alih teknologi:

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembanga, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Undang-Undang ini sesuai dalam pertimbangannya disebutkan bahwa penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 27 Yesmil Anwar dan Adang, Hukum Tak Pernah Tidur, Bandung: Asosiasi Ilmu Poitik Indonesia, 2009, h. 166. merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945. Untuk menumbuhkembangkan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini diperlukan sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terbentuk melalui keterkaitan antara unsur-unsur kelembagaan, sumber daya, serta jaring ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Undang-Undang ini berusaha untuk meningkatkan kemitraan badan usaha dengan pergururan tinggi dan badan litbang. Sedangkan peran yang lain dimainkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah melalui instrumen kebijakannya yang berfungsi untuk memotivasi badan usaha asing untuk melakukan alih teknologi kepada produsen domestik; memacu badan usaha domestik meningkatkan investasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ; mendorong kemitraan antara badan usaha, lembaga litbang, dan perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses alih teknologi, 3 tiga aktor, yaitu akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah, harus bekerjasama dengan baik sesuai dengan konsep triple helix yang banyak dipakai sebagai model pengembangan sistem inovasi nasional di banyak negara. 28 28 Sabartua Tampubolon, Politik Hukum Iptek di Indonesia, Yogyakarta: Kepel Press, 2013, h. 241.

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 dan Paket Undang-Undang

HKI Lainnya Alih teknologi memiliki hubungan yang sangat erat dengan paten. Paten merupakan sutau hak khusus berdasarkan Undang-Undang diberikan kepada si penemu uitvinder atau menurut hukum pihak yang berhak memperolehnya, atas permintaannya yang diajukan kepada pihak penguasa, bagi temuan baru di bidang teknologi, perbaikan atas temuan yang sudah ada, cara kerja baru, atau menemukan suatu perbaikan baru dalam cara kerja, untuk selama jangka waktu tertentu yang dapat diterapkan dalam bidang industri. 29 Perkembangan hukum paten di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu: kepentingan umum vs tekanan internasional 1989-1996, periode tunduk terhadap standar internasional perjanjian TRIPS 1997- 2000, periode meningkatkan kualitas penegakan hukum 2001-2005. Pada fase awal pembentukan hukum paten merupakan fase yang sulit bagi Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada masa itu Indonesia membutuhkan alih teknologi dari negara-negara maju untk mengembangkan pembangunan nasional. Perlindungan HKI termasuk 29 OK. Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, Jakarta: Rajawali Pers, 2007, h. 226. paten yang sangat ketat akan menghambat alih teknologi yang sedang dijalankan oleh pemerintah. 30 Kriteria pemberian hak paten dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 meliputi: a Penemuan baru, hanya untuk satu penemuan saja, kriteria sifat barunya suatu penemuan dianggap baru, jikalau pada saat pengajuan permintaan paten penemuan tersebut tidak merupakan penemuan terdahulu, b mengandung langkah inventif, dalam hal ini penemuan tersebut tidak diduga sebelumya, c dapat diterapkan dalam bidang industri. 31 Dalam skala internasional paten ini juga diatur dalam PCT Patent Cooperation Treaty yakni traktat internasional kerja sama paten yang bertujuan untuk melaksanakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlindungan hukum terhadap setiap invensi, memberikan proteksi dari invensi yang diinginkan dilindungi oleh suatu negara, dan dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi dari negara-negara berkembang, Indonesia sejak tahun 1995 telah menjadi angggota PCT dan dengan Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1997 telah mengesahkan PCT, dengan demikian setiap inventor Indonesia dapat mengajukan permohonan PCT tersebut. 30 Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual HKI di Era Global, Sebuah Kajian Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 100. 31 Abdul R. Salman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Teori dan Contoh Kasus, Jakarta: Kencana, 2011, h. 148. Di samping itu juga terdapat beberapa aspek dalam Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights TRIPS yang isinya telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001.

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal