Pencemaran Udara di DKI Jakarta Bahan Pencemar Udara dan Sumbernya

24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Udara di DKI Jakarta

Pencemaran udara adalah adanya satu atau lebih kontaminan dalam atmosfer seperti debu, gas, busa, bau, asap dan uap lainnya yang dalam kuantitas, sifat dan lama keberadaannya dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, tumbuhan dan hewan atau gangguan pada kualitas benda, sehingga kenyamanan hidup manusia dan biota terganggu Perkins, 1974 dalam Ryadi 1982. Meningkatnya suhu udara di atas normal akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga akan menurunkan produksi beberapa jenis tanaman. Pengaruh gas nitrogen oksida pada tanaman seperti timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Bila kondisi jaringan daun rusak, maka jaringan daun tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Berdasarkan peraturan pemerintah pp no 41 tahun 1999, ditetapkan baku mutu udara. Yaitu ukuran batas atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara Lampiran 1. Jumlah kendaraan di Jakarta sampai tahun 2003 mencapai 6.506.244 unit. Pertambahan paling cepat terjadi pada jenis kendaraan sepeda motor. Pertumbuhannya mencapai ratusan ribu kendaraan pada tahun-tahun terakhir. Pusat data Tempo, 2006. Berdasarkan hasil penelitian Sirnamala, 2005 bahwa Kota Jakarta khususnya di jalur hijau sudah mengalami penurunan kualitas udara. Kandungan Pb yang banyak terakumulasi yaitu pada daun Mahoni Swietania mahogani, Glodogan Polyaltia 25 longifolia, dan Angsana Pterocarpus indicus. Sedangkan untuk tumbuhan jalur hijau yang paling banyak terakumulasi Pb pada kulit batangnya adalah Angsana Kemudian Mahoni dan Glodogan.

2.2. Bahan Pencemar Udara dan Sumbernya

Bahan pencemar udara berdasarkan asal mula dan kelanjutan perkembangannya di udara dapat di bedakan menjadi: a. Pencemar primer, yaitu semua pencemar yang berada di udara dalam bentuk yang hampir tidak berubah seperti saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari proses tertentu. Contohnya SO 2, CO, NO x , CH 4 , partikel debu dan lain-lain. b. Pencemar sekunder, yaitu semua pencemar di udara yang sudah berubah sebagai hasil reaksi tertentu antara dua atau lebih bahan-bahan pencemar. Umumnya merupakan hasil reaksi fotokimia dan reaksi oksida katalis antara pencemar primer dengan bahan pencemar lain di udara. Contohnya berupa pembentukan ozon, hujan asam dan oksida-oksida gas. Sedangkan Stern, 1986 menyatakan bahwa berdasarkan sifat penyebaran bahan pencemarnya, sumber pencemar udara dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: a. Sumber titik b. Sumber area c. Sumber bergerak Sumber titik dan sumber area dapat dijadikan satu kelompok, sehingga sumber pencemar udara dapat dikelompokkan lagi menjadi: a. Sumber stasioner, berasal dari industri, rumah tangga, pembakaran sampah, dan letusan gunung berapi. b. Sumber bergerak, berasal dari kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara terpenting menghasilkan bahan pencemar 100 juta ton pada tahun 1970, diikuti oleh kegiatan 26 industri 26 juta ton, pembangkit tenaga listrik dan uap 22 juta ton, pemanas ruang 9 juta ton. Di Amerika 60,6 pencemaran udara berasal dari transportasi Kozlowski dan Mudd, 1975. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, maka jumlah zat pencemar berupa gas maupun partikel akan meningkat pula. Emisi kendaraan bermotor merupakan zat pencemar yang dikeluarkan langsung melalui pipa pembuangan knalpot sebagai sisa perubahan bahan bakar dalam bensin.Penggunaan jenis bahan bakar mempengaruhi komposisi bahan buangannya. Kadar CO tertinggi dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar bensin, sedangkan kadar SO 2 , NO x dan asap dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar solar. Pencemar yang paling berbahaya adalah CO, terutama berbahaya bagi pengendara kendaraan bermotor dan pejalan kaki Suharsono, 1985. Partikel adalah setiap benda padatcair yang dari suatu masa mengalami proses dispersal dalam media gasudara dengan hampir tidak memiliki kecepatan jatuh. Partikel atau debu berdasarkan susunan kimianya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu partikel atau debu mineral dan organis Ryadi, 1982. Sumber pencemaran partikel berasal dari aktifitas industri, pembakaran bahan bakar fosil kendaraan bermotor, badai pasir, pembakaran hutan serta gunung berapi alami. Ukuran diameter yang ada di udara berkisar antara 0,0005-500 dm dimana partikel kecil akan hilang karena perpaduan gerak brown dan partikel yang besar akan jatuh akibat pengaruh gravitasi Smith, 1981. Pencemaran oleh partikel akan menimbulkan beberapa permasalahan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan. 2. Mempunyai daya pencemar udara yang luas penyebarannya dan tinggi seperti Be, Pb, Cr, Hg, Ni, dan Mn. 3. Partikel dapat menyerap gas sehingga dapat mempertinggi efek bahaya dari komponen tersebut. 27 Konsentrasi bahan pencemar yang terkandung dalam udara bebas dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya konsentrasi dan volume bahan pencemar yang dihasilkan oleh suatu sumber, sifat khas bahan pencemar, kondisi meteorologi, klimatologi, topografi dan geografi. Oleh karena itu tingkat pencemaran udara sangat bervariasi baik terhadap tempat maupun waktu Sutamihardja, 1986 dalam Yulizal, 1995. Komposisi bahan pencemar di udara pada umumnya terdiri dari 50,7 karbon monoksida, 18,3 sulfur dioksida, 13,4 hidrokarbon 9,2 nitrogen oksida, dan 8,4 partikel Weight, 1956 dalam Kozlowski dan Mudd, 1975.

2.3. Pengaruh Pencemaran Udara terhadap Tumbuhan