Pengaruh Pencemaran Udara terhadap Tumbuhan

27 Konsentrasi bahan pencemar yang terkandung dalam udara bebas dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya konsentrasi dan volume bahan pencemar yang dihasilkan oleh suatu sumber, sifat khas bahan pencemar, kondisi meteorologi, klimatologi, topografi dan geografi. Oleh karena itu tingkat pencemaran udara sangat bervariasi baik terhadap tempat maupun waktu Sutamihardja, 1986 dalam Yulizal, 1995. Komposisi bahan pencemar di udara pada umumnya terdiri dari 50,7 karbon monoksida, 18,3 sulfur dioksida, 13,4 hidrokarbon 9,2 nitrogen oksida, dan 8,4 partikel Weight, 1956 dalam Kozlowski dan Mudd, 1975.

2.3. Pengaruh Pencemaran Udara terhadap Tumbuhan

Bahan pencemar di udara berpengaruh merugikan terhadap fungsi-fungsi pertumbuhan tanaman baik secara fisik, kimia maupun fisiologis. Bahan-bahan pencemar yang berpengaruh terhadap hutan kota adalah SO 2 , NO x, ozon, flourida, klorin, partikel, dan herbisida Grey dan Deneke, 1978. Tipe dan besar pengaruh pencemaran udara terhadap tumbuhan tergantung pada jumlah dan jenis bahan pencemar yang ada dan daya tahan tumbuhan tersebut terhadap lingkungannya Guderian, 1977 dalam Yulizal,1995. Pada umumnya bahan-bahan pencemar udara merusak pohon melalui daun. Gejala umum yang sering terlihat berupa perubahan warna daun discoloration, menggugurkan daun dan sebagian pohon akan mati Suratmo, 1982. Pengaruh pencemaran udara terhadap tumbuhan dibagi menjadi kerusakan injury dan kehancuran demage. Istilah kerusakan meliputi seluruh respon tumbuhan yang terjadi karena pencemaran udara seperti perubahan metabolisme sebagai akibat menurunnya 28 fotosintesis, kematian daun, gugur daun atau menurunnya pertumbuhan tanaman. Kehancuran meliputi seluruh pengaruh yang menurunkan nilai guna tumbuhan Guderian, 1977 dalam Yulizal, 1995. Pengaruh pencemaran udara menurut Mudd, 1975 dikelompokkan secara umum menjadi: akut, kronis atau tersembunyi. Pada kerusakan akut tercatat adanya kerusakan pada bagian tepi daun. Perubahan yang terjadi, pertama-tama daun tampak basah, kemudian mengering dan mencuat sampai berwarna gading. Pada beberapa jenis akan berubah menjadi coklat atau merah kecoklatan. Kerusakan ini disebabkan oleh penyerapan gas yang cukup untuk membunuh jaringan. Kerusakan kronis menyebabkan daun menjadi kuning dan perlahan memutih sampai sebagian besar klorofil dan karoten rusak. Kerusakan kronis disebabkan oleh penyerapan gas yang tidak cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan akut. Atau dapat disebabkan oleh penyerapan sejumlah gas dalam konsentrasi subletal dalam periode waktu yang lama Pada kerusakan ini terjadi pertumbuhan yang tidak normal sehingga dapat memperlambat laju fotosintesis dan selanjutnya mengurangi produksi suatu tanaman tanpa memperlihatkan gejala yang tampak. Hal-hal tersebut di atas diakibatkan oleh perubahan proses fisiologi dan biokimia Kriteria dan kerusakan yang tidak tampak itu adalah sebagai berikut: a. Menyebabkan gangguan pada kehidupan tumbuhan yang akhirnya berakibat pada pertumbuhannya. b. Gangguan tersebut tidak tampak jelas dengan mata telanjang. c. Terjadinya kerusakan dimana tumbuhan mengalami perubahan tanpa adanya tanda yang terlihat. 29 Sedangkan Kozlowski dan mudd, 1975 menyatakan bahwa kerusakan tidak tampak bukanlah istilah yang tepat karena perubahan anatomi dari respon tumbuhan terhadap pencemaran dapat dilihat dengan mikroskop. Disamping itu, kerusakan klorosis atau nekrosis mempengaruhi jaringan fotosintesis dan gejala yang tampak serta menurunnya pertumbuhan adalah karena gangguan aktifitas dan struktur sel. Kerusakan yang tidak tampak atau tersembuyi akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak normal sehingga dapat memperlambat laju fotosintesis dan selanjutnya akan mengurangi produksi suatu tanaman tertentu dengan tanpa memperlihatkan gejala-gejala yang tampak. Perubahan histologis yang paling umum akibat pencemaran udara adalah terjadinya plasmolisis, kerusakan kandungan sel granulasi, sel-sel yang mengalami kolaps, dan pigmentasi atau perubahan warna sel menjadi gelap. Pencemar debu di udara dapat menutupi mulut daun dan hal ini akan membatasi proses transpirasi Fakuara, 1987 dalam Zubayr 1994. Sedangkan bahan kimia yang berupa gas, sebagai contoh SO 2 akan masuk melalui mulut daun kemudian mempengaruhi komposisi cairan sel, dan sel menjadi rusak dan mati.

2.4. Stomata