15
BAB II KURSUS PRA NIKAH, PERKAWINAN, DAN PERCERAIAN
A. Kursus Pra Nikah
BP4 ialah lembaga yang mengatur tentang bagaimana menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. BP4 merupakan badan semi resmi yang diakui
oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Agama No. 30 Tahun 1977, dan berkedudukan di bawah otoritas KUA Kecamatan. Walaupun berada dibawah
naungan KUA, tetapi BP4 berbeda dengan KUA dengan melihat dari tugas-tugas pokok yang ada dalam masing-masing lembaga tersebut.
Fungsi dan Tugas BP4 tetap konsisten melaksanakan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Perundang lainnya tentang
Perkawinan, oleh karenanya fungsi dan peranan BP4 sangat diperlukan masyarakat dalam mewujudkan kualitas perkawinan.
Dijelaskan pula bahwa tugas BP4 berdasarkan hasil Musyawarah Nasional yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2004 yang dipimpin oleh ketua
sidang H. Imam Masykoer Alie dan sekretaris sidang Drs. H. Zamhari Hasan, MM adalah Menyelenggarakan kursus calon pengantin, penataranpelatihan ,diskusi,
seminar dan kegiatan-kegiatan sejenis yang berkaitan dengan perkawinan dan keluarga
Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa salah satu tugas BP4 ialah menyelenggarakan kursus calon pengantin atau yang biasa kita kenal sekarang
dengan istilah Kursus Pra Nikah. Kursus tersebut bukan hanya untuk calon pengantin saja melainkan untuk orang yang sudah masuk usia nikah seperti anak sekolah SMA,
mereka-mereka ini sudah perlu untuk diberikan pemahaman tentang keluarga atau rumah tangga, bagaimana dalam menjalani biduk rumah tangga yang baik sehingga
dapat tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah dikemudian hari. Pengertian Kursus Pra Nikah tercantum dalam Peraturan Direktur Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah pada Bab I Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:
Kursus Pra Nikah adalah Pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah tentang
kehidupan rumah tangga dan keluarga.
1
Jadi Kursus Pra Nikah ialah bimbingan kepada calon pengantin calon suami istri sebagai bekal pengetahuan untuk mengarungi bahtera rumah tangga yang
diberikan oleh petugas BP4 dalam hal pemberian materi sekitar pernikahan, kesehatan keluarga serta munakahat. Dengan narasumber atau konselor yang telah di
latih 3 bulan sekali oleh BP4 yang diadakan oleh Pemerintah Bogor sebagai upaya peningkatan kualitas konselor itu sendiri.
1
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Nomor DJ.II372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kurus Pra Nikah, h. 3
Dan diharapkan dengan pemberian materi tersebut dapat meningkatkan kualitas keluarga atau rumah tangga yang di idam-idamkan oleh para pasangan calon
pengantin, yaitu mencapai keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Pada Bab II Pasal 2 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama
Nomor DJ.II372
Tahun 2011
Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah menjelaskan bahwa tujuan Kursus Pra Nikah adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah
tanggakeluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga.
2
Berdasarkan apa yang telah di paparkan diatas, dapat dilihat bahwa tujuan dari Kursus Pra Nikah adalah memberikan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
penumbuhan kesadaran tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga bagi para calon pengantin guna meminimalisir terjadinya perceraian.
Berdasarkan MUNAS BP4 ke XIV2009 di Jakarta pada 1-3 Juni 2009 yang dipimpin oleh ketua sidang Bapak Drs. H. Moh. Muchtar Ilyas dan sekretaris sidang
Bapak Drs. H. Najib Anwar, MH , seperti yang dijelaskan pada pasal 1 bahwa BP4 adalah Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan. Dan pada pasal 6
salah satu upaya dan usaha BP4 adalah memberikan bimbingan, penasehatan dan
2
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Nomor DJ.II372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kurus Pra Nikah, h. 4
penerangan mengenai nikah, talak, cerai, rujuk kepada masyarakat baik perorangan maupun kelompok.
3
Penasehatan yaitu upaya penasehatan atau bimbingan yang diberikan oleh para penasehat kepada yang dinasehati.
4
Setelah mencapai usia puber, manusia digerakan oleh keinginan seksualnya untuk mencari pasangan hidup, sebagai tumpuan
harapannya. Itu adalah tanggung jawab pertama yang dihadapi manusia, karena sebelum puber seseorang tidak harus mempertanggungjawabkan perbuatan yang
dilakukannya walaupun harus diarahkan agar ia tumbuh dewasa secara terhormat.
5
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa bimbingan itu merupakan bantuan yang diberikan kepada individu, untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya
dengan baik agar individu itu dapat memecahkan masalahnya sendiri dan dapat mengadakan penyesuaian diri dengan baik.
6
Dijelaskan dalam kitab Riyadhu Solikhin dalam bab nasehat:
3
MUNAS BP4 ke XIV2009, Jakarta, 1-3 Juni 2009, h.5
4
Departemen Agama R.I, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Proyek Peningkatan Keluarga Sakinah Tahun 2001 Tentang Pedoman Konselor
Keluarga Sakinah, h.72
5
Mahmud Ash-Shabbagh, Keluarga bahagia Dalam islam “Edisi Indonesia”, Yogyakarta:
CV. Pustaka Mantiq, 1993, cet.5, h. 56
6
Bimo Walgito, Bimbingan Konseling Perkawinan, Yogyakarta: Andi Offset, 2004, cet 2, h. 3
Artinya: Allah berfirman: sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, dan Allah berfirman yang dikabarkan dari Nabi Nuh AS: dan saya bernasehat kepada
beliau Nabi Hud AS, dan saya bagi kalian adalah penasehat terpercaya dan adapun beberapa hadist, maka yang pertama: dari Abi Ruqoyah Tamim bin
Ausindori RA bahwasannya Allah bersabda agama itu adalah nasehat, kami berkata untuk siapa?, dijawab untuk Allah, kitabnya, Rosulnya, umat
muslim dan paman mereka. Diriwayatkan oleh Muslim, yang kedua dari Jarir ibn Abdillah RA berkata: Rosulullah SAW menjelaskan kepadaku
tentang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan bernasehat bagi setiap muslim. Diriwayatkan Muttafaqun Alaih.
7
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penasehatan ialah hal yang paling penting untuk menciptakan kemandirian seseorang, dengan adanya
penasehatan diharapkan orang yang dinasehati atau dibimbing dapat mengetahui hal yang baik dan buruk serta dapat mengatasi sendiri hal yang buruk tersebut.
7
Syehk Al-Islam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya ibn Sarf Nawawiyah, Riyadhu Sholihin Min Kalami Sayyidi Al-Mursalin, Syria-
Indonesia: Maktaba Salim ibn Sa‟ad ibn Sya‟ban Wa‟khihi Ahmad. h. 107
B. Perkawinan