Dalam hal diatas, dapat disimpulkan bahwa BP4 mempunyai peranan yang cukup besar khususnya pada perkawinan umat Islam, berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2009 Tanggal 30 Juli 2009, kini BP4 berubah menjadi badan atau lembaga atau juga organisasi professional yang
bersifat sosial keagamaan sebagai mitra kerja Departemen Agama dalam mewujudkankeluarga sakinah mawaddah warrahmah. Hal itu terlihat dari pasal 3
Anggaran Dasar yang baru, yang ditetapkan oleh Munas XIV2009 di Jakarta.
3
B. Landasan Hukum BP4
Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa, keluarga yang di cita- citakan dalam ikatan perkawinan yang sah adalah keluarga sejahtera dan bahagia
yang selalu mendapat ridha dari Allah SWT.
4
Maka dari itu BP4 hadir ditengah-tengah masyarakat guna mencapai tujuan mempertinggi mutu perkawinan. BP4 merupakan lembaga yang menangani hal-hal
penasehatan, pelestarian, dan pemeliharaan perkawinan, guna mencapai keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Landasan hukum BP4 dicantumkan dalam
mukaddimah anggaran dasar BP4 adalah sebagai berikut:
3
Hasil Musyawarah Nasional BP4 ke XIV Tahun 2009
4
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 1
.
:مورلا. ١٢
Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untuk
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya,
dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa
kasih sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum y
ang berfikir”. Q.S. Ar-Ruum:21. Ayat diatas merupakan sebagai landasan hukum BP4, adapun kesimpulan atau
inti sari yang dapat diambil dari ayat tersebut ialah: Pertama, bahwa manusia dianjurkan membentuk keluarga rumah tangga
dimana Allah SWT menciptakan pria dan wanita. Dalam hubungan kekeluargaan atau perkawinan Allah SWT menumbuhkan ketentraman dan kasih sayang satu dengan
yang lainnya.
5
Dengan demikian ketentraman, rasa kasih sayang adalah tiga serangkai yang harus tumbuh dalam perkawinan. Dan BP4 ingin memelihara hidup suburnya
nilai-nilai tersebut,
6
Kedua, untuk terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Diperlukan bimbingan secara terus menerus tanpa henti. Dalam hal ini untuk para
konsultan penasihat perkawinan di BP4.
5
Sumarta, Keberadaan BP4 Sebagai Lembaga Penasihat : Majalah Penasihat dan Keluarga, Jakarta: BP4 Pusat, 1995, edisi Mei No. 275, h. 12-13.
6
Dzajuli Wangsa Saputra, et. al, Peran BP4 dan Lembaga Konsultasi Perkawinan dan Keluarga : Majalah Penasihat Perkawinan Keluarga, Jakarta: BP4 Pusat, 1998, edisi januari No. 187,
h. 8.
Ketiga, perlu adanya konsultan penasihat perkawina yang berbudi pekerti luhur, berakhlak baik, berhati nurani yang bersih dan santun. Sehingga dalam
pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik, sehingga peran BP4 terutama dalam Kursus Pra Nikah bisa lebih efektif di masyarakat.
Pada prinsipnya perkawinan mempunyai tujuan yang menurut Undang- Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan, adalah membentuk keluarga bahagia
dan kekal, masing-masing suami istri saling membantu dan melengkapi agar masing- masing dapat mengembangkan kepribandiannya membentu dan mencapai
kesejahteraan spiritual dan material.
7
Dari pemaparan diatas merupakan motivasi daripada landasan hukum BP4, oleh karena itu, diharapkan seluruh pelaksana BP4 dalam setiap tugasnya harus
menjiwai dan menghayati ketiga motivasi diatas dan memberi pengarahan dalam suatu susunan organisasi yang dilengkapi dengan sejumlah ketentuan. Sehingga
diharapkan keteraturan dan kesimbangan dalam pelaksanaan tugas BP4 itu bisa berjalan dengan lebih baik kedepannya. Dengan demikian diharapkan efektivitas
pemberian bimbingan dan pengajaran sesuai pada sasaran dalam memberikan arak kedepan bagi cita-cita keluarga yang sakinah mawaddah dan warrahmah.
7
A. Rofik, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000, cet.4, h. 268.
C. Profil BP4 Kecamatan Parung Kabupaten Bogor