Mangan Mn Logam Pengotor

dapat digunakan dalam pelapisan magnet audio dan komputer, dan dalam lingkungan basa mampu menghambat korosi. Senyawa fero teroksidasi menjadi feri cukup lama melalui oksigen atmosfer. Senyawa yang terbentuk adalah Fe 2 O 3 atau dalam bentuk hidratnya. Feri oksida umumnya tidak berubah karena kelarutannya sangat kecil. Pasir kuarsa merupakan salah satu mineral industri yang mempunyai banyak pengotor terutama unsur besinya Sulistiyono, 2005. Butiran di dalam batu pasir tersement bersama dengan silika atau kalsium karbonat atau oksida besi. Warna coklat dan belang pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah kecil dari mineral mineral besi Anonim, 2008. Kandungan besi dalam pasir berbeda-beda. Kandungan mineral besi di daerah kawasan pantai Selatan Lebak desa Cibobos, Banten sebesar 2-6,2 C. W. Hersenanto dkk, 2009.

2.6.2. Mangan Mn

Mangan Mn adalah logam berwarna abu-abu keputihan, memiliki sifat mirip dengan besi Fe, merupakan logam keras, mudah retak, serta mudah teroksidasi. Sebagian Mn memiliki bilangan oksidasi biloks +2, +3, +4, +6, dan +7. Contohnya MnO biloks +2, Mn 2 O 3 biloks +3, MnO 2 biloks +4, Mn 2 O 7 2- biloks +6 dan Mn 2 O 7 biloks +7. Biloks +2 mudah bereaksi dengan asam hidroklorit membentuk MnCl 2, sedangkan biloks +3 manganit bersifat tidak stabil dan mudah berubah menjadi biloks +2. Status biloks +4 banyak sebagai MnO 2 , sedangkan biloks +4 bersifat amfoterik bisa bersifat asam maupun basa yang dapat mendonasikan dan menerima elektron dalam reaksi kimia. Bilangan oksidasi biloks +6 terdapat dalam bentuk manganat MnO 4 - , sedangkan biloks +7 terdapat dalam ion permanganat Mn 4 - yang bersifat stabil. Terdapat pula 37 biloks +1 pengompleks sianida, juga terdapat biloks +5 yang bersifat tidak stabil. Mn +7 merupakan oksidator yang kuat Widowati dkk., 2008 . Mineral mangan tersebar secara luas dalam banyak bentuk; oksida, silikat, karbonat adalah senyawa yang paling umum. Penemuan sejumlah besar senyawa mangan di dasar lautan merupakan sumber mangan dengan kandungan 24, bersamaan dengan unsur lainnya dengan kandungan yang lebih sedikit. Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh. Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan- lahan. Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan, dan kemampuan pengerasan. Dengan aluminum dan bismut, khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat ferromagnetik. Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam murninya terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah satunya, jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan jenis gamma, yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel, mudah dipotong dan ditempa Widowati dkk., 2008 . Mangan bereaksi dengan air dan larut dalam larutan asam menghasilkan garam mangan yang larut dan hydrogen H 2 . Reaksi mangan sebagai berikut: Mn + 2HCl MnCl 2 + H 2 Mangan banyak digunakan pada berbagai alloy. Mangan digunakan sebagai bahan campuran logam karena mangan bisa menghasilkan logam sehingga mudah dibentuk, meningkatkan kualitas kekuatan logam, kekerasan dan ketahanan. Sekitar 90 mangan Mn dunia digunakan dengan tujuan metalurgi, yaitu untuk produksi besi-baja, sedangkan penggunaan Mn untuk tujuan non-metalurgi antara 38 lain digunakan untuk membuat baterai kering, keramik, gelas, serta bahan kimia Widowati dkk., 2008 . Jika air yang mengandung besi atau mangan dibiarkan terkena udara atau oksigen maka reaksi oksidasi besi atau mangan akan timbul dengan lambat membentuk endapan atau gumpalan koloid dari oksida besi atau oksida mangan yang tidak diharapkan. Menurut Widowati dkk 2008, keberadaan mangan Mn dalam suatu batuan itu kandungannya berbeda-beda. Seperti pada batuan kapur mengandung Mn 0,08, batuan karbonat mengandung Mn 0,07, batuan api mengandung Mn 0,08, sedangkan pada batuan pasir mengandung Mn 0,06.

2.7. Spektroskopi Infra Merah Fourier Transform Infra Red FTIR