Pengaruh Variasi Suhu Terhadap Adsorpsi Logam Fe dan Mn Perbandingan Kitosan Sintesis dengan Kitosan Produk BATAN

4.6. Pengaruh Variasi Suhu Terhadap Adsorpsi Logam Fe dan Mn

Pada percobaan ini, dilakukan dengan menggunakan massa 0,2 gram pada kondisi waktu dan pH yang optimum. Dilihat pada gambar 18, suhu yang paling optimum untuk Fe adalah 70 o C menghasilkan adsorpsi 85,39, sedangkan untuk Mn pada suhu 60 o C menghasilkan adsorpsi 65,72 lihat data lampiran 5 no.4. Semakin tinggi suhu yang digunakan, maka reaksi berlangsung lebih cepat karena makin besar energi kinetik molekul zat dan gerak partikel-partikel kitosan makin besar. Akibatnya frekuensi tumbukan yang terjadi akan makin besar, sehingga sampel yang bereaksi dengan kitosan akan lebih banyak dibandingkan dengan adsorpsi sampel pada suhu rendah. Gambar 21. Variasi suhu terhadap adsorpsi ion Fe dan Mn Peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan gerak partikel dalam sistem sehingga semakin banyak tumbukan antar partikel yang dapat terjadi maka akan mempercepat terbentuknya flok Fathul Karamah dan Septiyanto, 2009. Kenaikan suhu sampel akan menaikan kelarutan dari kitosan sehingga akan mempercepat dan memperbanyak proses adsorpsi. Setelah suhu optimum tercapai, tidak terjadi peningkatan adsorpsi, akan tetapi terjadi penurunan adsorpsi. Hal ini diperkirakan suhu yang terlalu tinggi mungkin akan memberikan energi yang berlebih sehingga ion logam yang telah terikat akan terlepas kembali. 70

4.7. Perbandingan Kitosan Sintesis dengan Kitosan Produk BATAN

Pada penelitian ini, selain menggunakan kitosan yang dibuat sendiri untuk adsorpsi, juga digunakan kitosan produk BATAN sebagai pembanding. Dari data yang didapatkan, adsorpsi Fe dengan kitosan sintesis sebesar 85,39, sedangkan dengan kitosan produk BATAN hanya didapatkan 69,33. Begitu pula pada adsorpsi Mn dengan kitosan sintesis didapatkan 65,72 sedangkan dengan kitosan produk BATAN 56,48. Gambar 22. Diagram perbandingan kitosan sintesis dengan kitosan produk BATAN Adsorpsi kitosan hasil sintesis ternyata lebih baik dibandingkan dengan kitosan produk BATAN. Hal ini bisa disebabkan: 1 Karena perbedaan bahan dasar kitosan, dimana kitosan sintesis dibuat dari cangkang rajungan sedangkan kitosan produk BATAN berasal dari cangkang udang. 2 Ukuran partikelnya, kitosan produk BATAN ukuran partikelnya lebih besar daripada kitosan sintesis. Sudah dicoba untuk menyamakan ukuran partikel, akan tetapi kitosan produk BATAN tidak dapat diperkecil lagi ukurannya, diduga hal ini mempengaruhi hasil adsorpsi. Semakin kecil ukuran partikel dari kitosan sehingga luas permukaan semakin besar, maka semakin besar pula daya adsorpsinya. 71

4.8. Isoterm Adsorpsi