Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

46

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang diambil untuk keperluan penelitian ini menggunakan metode adalah purposive sampling, yang berarti pemilihan sampel secara tidak acak yang disesuaikan dengan tujuan dan target tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-fator apa saja yang mempengaruhi underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Sampel penelitian ini diambil dari 144 perusahaan yang melakukan IPO di BEI periode tahun 2005 sampai 2012, namun hanya 117 perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian. Hal ini dikarenakan 27 perusahaan tidak memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian. Adapun kriteria tersebut sebagai berikut: 1. Perusahaan melakukan IPO pada periode 2005 sampai 2012 dan terdaftar di BEI. 2. Perusahaan yang mengalami underpricing pada IPO. 3. Perusahaan yang memiliki informasi ketersediaan data yang digunakan dalam penelitian. 4. Perusahaan dengan nilai ROA positif.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange IDX, jurnal, literatur, dan internet. Data yang digunakan telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan, meliputi: 47 1. Daftar efek yang melakukan IPO di BEI. 2. Laporan keuangan tahunan annual report perusahaan pada tahun perusahaan melakukan IPO pada periode 2005-2012. 3. Prospektus perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2005-2012. 4. Data perkembangan harga saham harian pada saat perusahaan melakukan IPO pada periode 2005-2012. 5. IDX Fact Book pada periode 2005-2012. 6. IDX Statistic Book pada periode 2005-2012.

D. Metode Analisis Data

1. Menghitung Initial Return IR Keuntungan permulaan berlebih initial return, yaitu selisih antara harga saham pada hari pertama penutupan closing price dengan harga penawaran perdana offering price dibagi dengan harga penawaran perdana offering price dikali 100. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut Suyatmin dan Sujadi, 2006: 21-22: IR = [Pt 1 -Pt Pt ] x 100 2. Uji-t Satu Sampel One Sample t-test Uji-t satu sampel one sample t-test digunakan untuk menguji purata mean dari satu sampel tunggal terhadap suatu purata acuan μ dengan asumsi data terdistribusi normal Uyanto, 2006: 77. Dalam penelitian ini objek yang akan diuji menggunakan uji-t satu sampel ini adalah seluruh IPO saham perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 48 2012 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini akan menguji apakah telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana IPO di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2012 dengan α = 0,05. Jika hal ini terjadi, maka nilai initial return perusahaan akan lebih tinggi dari rata-rata μ = 0, karena itu digunakan uji hipotesis satu sisi one sided atau one tailed test untuk sisi atas upper tailed dengan hipotesis: H : μ ≤ 0 H a : μ 0 Keputusan yang didapatkan apakah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana IPO di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2012. Kriteria pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: Jika P- value α, maka H ditolak Jika P- value ≥ α, maka H tidak dapat ditolak 3. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda multiple regression yaitu untuk mengetahui pengaruh perubahan variabel independen terhadap dependen baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Dimana: Y = Initial Return 49 X 1 = Return on Asset X 2 = Reputasi Auditor X 3 = Ukuran Perusahaan α = Konstanta e = Nilai residual atau pengganggu β = Koefisien Regresi Sebelum dilakukan pengujian dengan regresi berganda, variabel- variabel penelitian diuji dengan asumsi klasik atau bisa dikenal dengan uji BLUE Best Linear Unbiased Estimate yaitu data terdistribusi normal uji normalitas, tidak terjadinya heterokedasitas, tidak terjadinya autokorelasi dan todak terjadinya multikolinearitas Suyatmin dan Sujadi, 2006: 22. Uji asumsi klasik terdiri dari pengujian-pengujian sebagai berikut: a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual e di dalam suatu persamaan memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Imam Ghozali, 2012: 160. 50 Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan Imam Ghozali, 2012: 163: 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov- Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis Imam Ghozali, 2012: 164: H : Data residual berdistribusi normal H a : Data residual tidak berdistribusi normal b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas 51 dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Imam Ghozali, 2012: 139. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara variabel dependen dan residualnya dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized. Dasar analisis Imam Ghozali, 2012: 139: 1 Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi Imam Ghozali, 2012: 110. Autokorelasi biasanya terjadi pada deret waktu time series data data yang hanya mempunyai satu observasi untuk setiap variabel pada setiap satuan waktu Salvatore, 2001: 170. 52 Artinya autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi juga dapat didefinisikan adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi yang telah diurutkan menurut waktu seperti dalam runtun waktutime series atau ruang seperti data cross section. Untuk mengambil keputusan ada tidaknya autokorelasi bisa menggunakan tabel autokorelasi sebagai berikut: Tabel 3.1 Tabel Autokorelasi No Hiportesis Nol Keputusan Jika 1 Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl 2 Tidak ada autokorelasi positif Tanpa keputusan dl ≤ d ≤ du 3 Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 –dl d 4 4 Tidak ada autokorelasi negatif Tanpa keputusan 4- du ≤ d ≤ 4-dl 5 Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif Tidak ditolak du d 4-du Sumber: Imam Ghozali 2012: 111 d. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Imam Ghozali, 2012: 105. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor VIF. Nilai cut off yang umum dipakai 53 untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance 0,10 atau VIF 10 Imam Ghozali, 2012: 106. Menurut Imam Ghozali cara untuk mengobati bila terjadi multikolinearitas: 1 Menggabungkan data cross section dan time series pooling data. 2 Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi lebih dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi. 3 Transformasi variabel merupakan salah stu cara mengurangi hubungan linear diantara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural. 4 Gunakan model dengan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi jangan mencoba untuk mneginterpretasikan koefisien regresinya. 5 Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayessian Regression. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial atau Uji t Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Apabila nilai T hitung lebih besar dari T tabel atau tingkat signifikan T α = 5 maka ini menunjukkan bahwa H ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti 54 bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial. b. Uji Simultan atau Uji F Uji F dilakukan untuk melihat makna dari hasil model regresi. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau tingkat signifikan lebih kecil dari 5 maka ini menunjukkan bahwa H ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. c. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adjusted R square pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai adjusted R square berkisar antara 0 sampai dengan 1, bila adjusted R square kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk meprediksi variasi variabel terikat. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang cross section relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Banyak peneliti menganjrkan untuk menggunakan nilai adjusted R square pada saat mengevaluasi nama model regresi terbaik. 55

E. Operasional Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS), Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 118

REPUTASI UNDERWRITER DAN REPUTASI AUDITOR DALAM MENENTUKAN UNDERPRICING KETIKA INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Go Public Tahun 2010-2012)

1 49 80

ANOMALI INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dan Daftar Efek Syariah periode 2010 – 2014)

0 24 250

Pengaruh Reputasi Auditor Dan Reputasi Penjamin Emisi Terhadap Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO) (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Tahun 2007 - 2008 Di BEI).

0 1 6

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP INITIAL RETURN SAAT MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012.

0 3 98

KAKPM-03. PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI TERHADAP INITIAL RETURN: STUDI PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK JAKARTA

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INITIAL RETURN PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) PERIODE 2008 – 2015

0 0 3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INITIAL RETURN PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) PERIODE 2008 – 2015

0 0 3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INITIAL RETURN PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) PERIODE 2008 – 2015

0 0 40

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

0 0 17