11
Public Offering di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012 ”. Penelitian
ini merupakan pengembangan dari penelitian Yolana dan Martani 2005 serta Apriliani Triani dan Nikmah 2006 yang tidak menggunakan variabel-
variabel keuangan. Perbedaan penelitian ini adalah menambahakan variabel inependen dengan menggunakan rasio profitabilitas yaitu ROA.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat underpricing pada IPO di BEI? 2.
Bagaimana pengaruh ROA terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO?
3. Bagaimana pengaruh reputasi auditor terhadap initial return pada
perusahaan yang melakukan IPO? 4.
Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini menganalisis underpricing pada IPO di BEI.
b. Penelitian ini menguji pengaruh ROA terhadap initial return.
c. Penelitian ini menguji pengaruh reputasi auditor terhadap initial
return.
12
d. Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial
return. 2.
Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi saran untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricinginitial return saham IPO, serta dapat
mengaplikasikan teori yang didapatkan selama kuliah. b.
Bagi investorcalon investor di pasar modal, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengambilan keputusan
investasi pada saat IPO. c.
Bagi perusahaan, dapat dijadikan referensi dalam menentukan harga yang tepat pada saat IPO.
d. Bagi bidang akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber referensi dan dasar untuk melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai saham IPO dan pengetahuan dalam
bidang pasar modal.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil
1. Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham stock dan obligasi bond dengan tujuan dari
hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat pasar modal perusahaan Irham Fahmi,
2012: 55. Pasar modal merupakan alternatif mengenai pembiayaan pembangunan, modal yang didapat berasal dari dalam negeri dan luar
negeri. Di pasar modal yang diperjualbelikan adalah kepemilikan
perusahaan dan surat pernyataan utang suatu perusahaan. Kepemilikan ini berupa surat efek atau surat berharga yaitu surat pengakuan hutang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, setiap
derivatif dari efek seperti warrant dan opsi, efek beragun aset, dan sertifikat penitipan efek Indonesia. Perusahaan yang memerlukan dana
memandang pasar modal sebagai alat untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor
perbankan.
13
14
Penjualan saham termasuk jenis sekuritas lain kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan
sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis
–jenis pasar modal tersebut ada dua macam, yaitu:
a. Pasar Perdana Primary Market
Pasar perdana merupakan penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham kepada pemodal selama waktu yang
ditetapkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Pasar perdana adalah jenis pasar pada pasar modal dimana
saham dan sekuritas lainnya dijual pertama kali pada masyarakat sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa Kristiantari, 2012: 13.
Kegiatan ini disebut penawaran umum perdana atau Initial Public Offering IPO Kristiantari, 2012:13. Pada pasar perdana, hasil
penjualan saham keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan. Dalam pasar primer, proses penjualan saham atau obligasi
dikoordinasi oleh underwriter. Underwriter yang memegang peran dalam proses penawaran umum mulai dari proses pernyataan
pendaftaran, penyusunan dan penyebaran prospektus, penetapan harga, sampai dengan pencatatan di bursa listing. Seringkali
keberhasilan emisi saham atau obligasi dipengaruhi oleh reputasi dan pengalaman penjamin emisi. Keberhasilan suatu emisi ditandai
dengan terjadinya kelebihan permintaan oversubscribed pada saat
15
penawaran umum. Untuk kasus tertentu, terkadang pasar perdana surat-surat berharga dari suatu perusahaan sering tidak banyak
diketahui oleh publik karena penjualannya kepada investor atau pembeli utama dilakukan secara tertutup Dahlan Siamat, 2005: 24.
Bila diklasifikasikan, lembaga penunjang pasar perdana terdiri dari underwriter, akuntan publik, notaris, agen penjual dan perusahaan
penilai Dahlan siamat, 2005: 490-491. b.
Pasar Sekunder Secondary Market Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham
setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Oleh karena itu pasar sekunder merupakan tempat di mana saham dan sekuritas
lain diperjual-belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Pasar sekunder adalah pasar perdagangan efek antar
investor dilakukan melalui anggota bursa setelah pasar perdana sehingga tercipta likuiditas efek tersebut Suhartono dan Qudsi,
2009: 139. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan
penawaran antara pembeli dan penjual. Perdagangan pasar sekunder, bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana mempunyai
volume perdagangan yang jauh lebih besar. Hasil penjualan saham pada pasar sekunder biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan,
melainkan masuk ke dalam kas para pemegang saham yang bersangkutan.
16
Pasar sekunder memiliki dua fungsi yang pertama untuk mempermudah penjualan instrumen keuangan untuk mendapatkan
dana sehingga dapat menyebabkan instrumen keuangan untuk mendapatkan dana sehingga dapat menyebabkan instrumen
keuangan menjadi lebih likuid. Semakin likuid surat-surat berharga semakin diminati investor. Kedua, pasar sekunder menentukan harga
surat-surat berharga yang dijual oleh perusahaan penerbit di pasar perdana. Pembentukan harga di pasar sekunder dipengaruhi oleh
oleh mekanisme pasar. Investor hanya akan membeli surat-surat berharga yang ditawarkan di pasar perdana dengan harga yang
mungkin dapat memberi keuntungan di pasar sekunder Dahlan siamat, 2005: 25. Lembaga yang menjadi penunjang di pasar
sekunder terdiri dari pedagang efek, perantara pedagang efek broker, perusahaan efek biro dan biro administrasi efek Dahlan
siamat, 2005: 492. 2.
Struktur Pasar Modal di Indonesia Pasar modal sangat erat hubungannya dengan perkembangan
perekonomian suatu negara dan perekonomian sangat dipengaruhi oleh stabilnya politik. Struktur pasar modal Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No.81995 tentang Pasar Modal Indonesia UUPM. Berdasarkan ketentuan dalam UUPM, Badan Pengawas Pasar Modal
BAPEPAM melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari pasar modal Ahmad Rodoni, 2005: 119.
17
Sumber: Ahmad Rodoni 2005: 120
Sumber: Ahmad Rodoni 2005: 120
3. Initial Public Offering IPO Salah satu keinginan perusahaan pada saat ingin berekspansi adalah
mendapatkan tambahan dana serta bisa memperkenalkan perusahaan yang dimiliki ke publik secara jauh lebih transparan dan
bertanggungjawab. Sarana untuk mewujudkan semua itu salah satunya dapat dilakukan melalui keputusan go public. Go public adalah
Perusahaan Efek -
Penjamin Emisi
- Pedagang
Perantara Efek -
Manajer Investasi
Provesi Penunjang -
Akuntan -
Konsultasi Hukum
- Penilai
- Notaris
Emiten -
Perusahaan Publik
- Reksa Dana
Bursa Efek Lembaga Kriling dan
Penjamin LKP Lembaga Penyimpanan dan
Penyeleseaian LPP Menteri Keuangan
Bapepam
-LK
Lembaga Penunjang -
Biro Administrasi Efek
- Bank Kustodian
- Wali Amanat
- Penasihat Investasi
- Pemeringkat Efek
Gambar. 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia
18
perusahaan telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka Jogiyanto, 2007: 16.
Go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara
yang diatur undang-undang dan peraturan pelaksanaannya Tandelilin, 2001: 35. Saat pertama kali perusahaan go public sering disebut dengan
Initial Public Offering IPO. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat melakukan penerbitan
surat berharga seperti saham stock, obligasi bond, dan sekuritas lainnya untuk meningkatkan modal perusahaan. Sekuritas tersebut yang
dijual ke publik melalui bankir investasi underwriter dalam pasar yang disebut pasar perdana primary market. Terdapat dua jenis saham biasa
common stock yang diterbitkan melalui melalui pasar perdana Bodie et al., 2008: 86. Pertama, penawaran perdana IPO adalah saham
perusahaan yang awalnya berbentuk perseroan terbatas Bodie et al., 2008: 86. Kedua, saham baru musiman seasoned new issues
ditawarkan oleh perusahaan yang sudah pernah menerbitkan saham Bodie et al., 2008: 86. IPO merupakan kegiatan yang dilakukan
perusahaan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana. Setelah saham dijual di pasar perdana kemudian saham tersebut di
daftarkan di pasar sekunder listing. Dengan mendaftarkan saham tersebut di bursa, saham tersebut mulai dapat diperdagangkan di bursa
efek bersama dengan efek yang lain.
19
Menurut Ang 1997 dalam Kristiantari 2012: 15-17, dalam proses IPO calon emiten harus melewati empat tahapan yaitu:
a. Tahap Persiapan
Kegiatan yang
dilakukan pada
tahapan ini
adalah mempersiapkan
segala sesuatu
yang dibutuhkan
sebelum mengajukan pernyataan pendaftaran ke Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK. Dalam tahapan ini, Rapat Umum Pemegang Saham RUPS merupakan langkah
awal untuk mendapat persetujuan pemegang saham mengenai rencana go public. Anggaran dasar perseroan juga harus diubah
sesuai dengan anggaran dasar perusahaan publik. Kegiatan lain dalam tahapan ini antara lain menunjuk underwriter serta lembaga
dan profesi pasar modal yang dibutuhkan seperti akuntan publik, konsultan hukum, penilai, notaris, dan lainnya. Kegiatan terakhir
dalam tahap ini adalah perusahaan mengadakan perjanjian pendahuluan dengan bursa efek untuk mencatatkan saham perseroan
guna diperdagangkan di pasar sekunder dan perjanjian pendahuluan dengan underwriter.
b. Tahap Pemasaran
Langkah penting yang dilakukan pada tahapan ini antara lain: 1
Due dilligence meeting yaitu pertemuan dengar pendapat antara calon emiten dan underwriter dimana dilakukan pertukaran
informaasi yang dimiliki kedua belah pihak sehingga emiten
20
mampu menjawab pertanyaan yang nantinya diajukan oleh investor.
2 Public expose merupakan tindakan pemasaran kepada
masyarakat pemodal dengan mengadakan pertemuan untuk mempresentasikan dan menyebarkan informasi penawaran
saham kepada investor. Rangkaian public expose yang dilakukan secara berkesinambungan dari satu lokasi ke lokasi
lainnya disebut istilah roadshow, dimana calon emiten dapat menyebarkan info memo dan prospektus awal.
3 Book building merupakan proses pengumpulan jumlah saham
yang diminati investor atau investor yang sudah menyatakan kesediaan untuk membeli sejumlah saham pada harga tertentu.
4 Penentuan harga perdana yang dilakukan antara underwriter dan
calon emiten. c.
Tahap Penawaran Umum Pada tahap ini, calon emiten menerbitkan prospektus ringkas di
dua media cetak yang berbahasa Indonesia, dilanjutkan dengan penyebaran prospektus perusahaan lengkap final, penyebaran FPPS
Formulir Pemesanan Pembeli Saham, menerima pembayaran, melakukan penjatahan, membayar kembali refund dan akhirnya
penyerahan Surat Kolektif Saham SKS bagi pihak yang memperoleh penjatahan saham.
21
d. Tahap Perdagangan di Pasar Sekunder
Tahap ini meliputi tahapan melakukan pendaftaran ke bursa efek untuk mencatatkan sahamnya sesuai dengan ketentuan. First
issue adalah pencatatan saham yang ditawarkan kepada publik pada saat IPO yang biasanya berjumlah sekitar 10 sampai dengan 40
sedangkan sisa saham belum dapat diperdagangkan sampai perusahaan melakukan pencatatan saham tersebut. Terdapat dua cara
pencatatan sisa saham tersebut agar dapat diperdagangkan di pasar sekunder yaitu, partial listing, dimana perusahaan melakukan
pencatatan sahamnya secara secara partial sebagian dan company listing, dimana perusahaan mencatatkan seluruh sisa saham yang
dimilkinya sehingga seluruh saham dapat diperdagangkan di pasar saham.
Proses IPO Perusahaan yang pertama kali menawarkan sahamnya ke publik disebut melakukan penawaran perdana IPO.
Sebelum perusahaan go public, awalnya saham –saham perusahaan
tersebut dimiliki oleh manajer-manajernya, sebagian lagi oleh pegawai
–pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki oleh investor
. Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan publik
go public merupakan suatu keputusan yang tidak tanpa perhitungan yang matang karena dengan go public perusahaan dihadapkan pada
beberapa konsekuensi langsung baik yang bersifat menguntungkan benefits maupun yang merugikan. Manfaat dari melakukan go
22
public menurut Jogiyanto 2007 dalam Kristiantari 2012: 17 adalah:
1 Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang.
2 Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham.
3 Nilai pasar perusahaan diketahui.
Disamping manfaat yang diperoleh perusahaan melalui go public, terdapat beberapa kerugian go public, diantaranya adalah:
1 Biaya laporan yang meningkat.
2 Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan
tahunnya harus menyerahkan laporan –laporan kepada regulator.
Laporan –laporan ini sangat mahal terutama untuk perusahaan
yang ukurannya kecil. 3
Pengungkapan disclosure informasi kepada publik maupun pesaing.
4 Beberapa pihak di dalam perusahaan umumnya keberatan
dengan ide pengungkapan. Manajer tidak mau mengungkapkan semua informasi yang dimiliki karena dapat digunakan oleh
pesaing. Sedangkan pemilik tidak mau mengungkapkan informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan
mengetahui besarnya kekayaan yang dipunyai. 5
Ketakutan untuk diambil alih. 6
Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan khawatir jika perusahaan going public. Manajer perusahaan
23
publik dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan manajer baru jika perusahaan diambil alih.
4. Underpricing
Underpricing adalah suatu kondisi dimana secara rata –rata harga
pasar perusahaan yang baru go public, biasanya dalam hitungan hari atau minggu, lebih tinggi dibandingkan dengan harga penawarannya Yolana
dan Martani, 2005: 38. Kebalikan dari underpricing adalah overpricing, yaitu suatu kondisi dimana harga pasar saham yang baru ditawarkan
secara rata –rata cenderung lebih rendah dibandingkan dengan harga
penawarannya Yasa, 2008: 15. Fenomena terjadinya underpricing dijumpai di hampir semua pasar modal yang ada di dunia.
Underpricing merupakan biaya tidak langsung indirect cost bagi perusahaan yang melakukan IPO Brealey et al., 2008: 416. Artinya, bila
harga saham dapat diterima di pasar dengan harga yang lebih tinggi, kenapa tidak dijual pada harga tersebut, yaitu harga pada saat penutupan
hari pertama di pasar sekunder Brealey et al., 2008: 416. Underpricing disebabkan oleh penetuan harga saham saat IPO yang secara signifikan
lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder pada waktu jangka pendek. Underpricing akan menyebabkan transfer
kemakmuran dari pemilik kepada investor Beatty, 1989: 18. Apabila terjadi underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari go public tidak
maksimum dan memberikan keuntungan bagi investor. Underpricing terjadi karena adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder
24
dengan harga saham pada saat IPO Suyatmin dan Sujaadi, 2008: 12. Apabila underpricing terjadi, maka investor berkesempatan memperoleh
abnormal return berupa initial return positif. Menurut Husnan 2003: 274 abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan
sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Pihak investor lebih mengharapkan tingginya underpricing karena
dengan demikian para investor dapat menerima initial return. Initial return adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena
perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana IPO dengan harga jual saham bersangkutan di hari pertama di pasar sekunder Ismiyanti dan
Armansyah, 2010: 11. Setiap investor menginginkan return yang maksimal dari
investasinya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Melalui pasar sekunder para investor berusaha untuk mendapatkan
tingkat keuntungan yang lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan faktor risiko yang
mungkin muncul atas alternatif investasi yang dipilih Ismiyanti dan Armansyah, 2010: 11.
Risiko yaitu peluang bahwa hasil aktual yang diperoleh dari suatu investasi berbeda dari hasil yang diharapkan, khususnya jika hasil aktual
lebih kecil dari hasil yang diharapkan .
Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan
trade off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan
25
yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Naik turun pada harga saham juga
dapat ditemui pada return. Ada banyak faktor yang mempengaruhi return ini. Investor menggunakan informasi akuntansi dan non akuntansi untuk
dapat menganalisis initial return. 5.
Return on Assets ROA Rasio profitabilitas mengindikasikan seberapa efektis keseluruhan
perusahaan dikelola Pearce dan Robinson, 2007: 241. Rasio profitabilitas menggambarkan seberapa efektif perusahaan beroperasi
sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Menurut Brigham dan Houston 2009: 107 rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek
dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil-hasil operasi. Rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya serta menunjukkan kemampuan perusahaan untuk going concern. Return on Asset ROA merupakan rasio
profitabilitas untuk
mengukur kemampuan
manajemen dalam
menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset Kasmir, 2010: 115. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aset perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba dengan rata-rata aset yang dimiliki
oleh perusahaan. Adapun rumus ROA yaitu:
26
Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan
semakin besar Brigham dan Houston, 2009: 107. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Peningkatan
daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena dapat memberikan keuntungan return yang besar bagi
investor. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap return saham yang akan diterima oleh investor.
6. Reputasi Auditor
Pemeriksaan akuntansi atau audit adalah pemeriksaan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang
laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum Boynton et al., 2006: 6.
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham
dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap Sumber: Kasmir 2010: 115
27
laporan keuangan. Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi
keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi atau salah saji material. Para pengguna laporan keuangan terutama para
pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor mengenai laporan keuangan suatu
perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan.
Auditor yang memiliki reputasi yang baik maka akan memberikan hasil audit yang semakin baik Almilia dan Devi, 2007: 9. Reputasi
auditor yang baik adalah auditor yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big
Four Worldwide Accounting Firm Ikhsan dkk., 2012: 5. Dalam dunia profesi akuntan publik dikenal KAP kelompok besar
atau sering disebut dengan big four, dan non big four. Maka KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan big four juga disebut KAP big four,
dan yang lain disebut kelompok KAP sedang dan kelompok KAP kecil. Sebenarnya pengelompokan ini bersifat informal dan lebih banyak diukur
bukan dari jumlah penghasilannya tetapi dari jumlah auditornya Adityasih, 2010. Berdasarkan data dari Departemen Keuangan per
tahun 2008, jumlah KAP di Indonesia adalah 389 KAP, yang bila diukur berdasarkan jumlah auditornya adalah sebagai berikut:
a. 4 KAP dengan jumlah professional staff diatas 400 orang.
28
b. 13 KAP dengan jumlah professional staff antara 100-400 orang.
c. 372 KAP dengan jumlah professional staff dibawah 100 orang.
KAP di Indonesia bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Asing atau Organisasi Akuntan Asing. Mereka membentuk jejaring
network yang di koordinasikan oleh suatu non-profit entity. Kerja sama ini meliputi brand image, quality control, knowledge management
training, global staff mobility dan lain-lainnya. Bentuk kerja sama lainnya adalah dalam bentuk asosiasi, yang disebut Association of
Independent Accounting Firm AIF, dimana masing-masing KAP yang menjadi anggota dapat memilih sendiri manfaat apa yang diinginkan.
Kerja sama internasional ini bagi KAP Indonesia dapat berpengaruh langsung kepada kualitas audit karena adanya transfer of knowledge atau
hanya merupakan brand strategy Adityasih, 2010. Ukuran KAP, jenis klien dan jenis hubungan internasionalnya akan
membentuk karakteristik lingkungan kerja untuk masing-masing kelompok KAP, yang akan berperan dan berpengaruh pada kualitas audit.
Menurut Arens et.al., 2010: 11 terdapat 4 empat kategori ukuran Kantor Akuntan Publik di Amerika Serikat, antara lain: 1 Kantor
Akuntan Publik Internasional, 2 Kantor Akuntan Publik Nasional, 3 Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional, dan 4 Kantor Akuntan
Publik Kecil. Di Indonesia KAP dikategorikan menjadi dua berdasarkan reputasinya, yaitu:
a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four:
29
b. KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four.
KAP yang berafiliasi dengan The Big Four dari tahun 2005-2012 Tahun 2005
a Price Water House Coopers PWC, dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan. b
Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan.
c Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG
International, dengan partnernya di Indonesia Siddharta dan Widjaja.
d Ernst and Young EY, dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. Tahun 2006
a Price Water House Coopers PWC, dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan. b
Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan.
c Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG
International, dengan partnernya di Indonesia Siddharta dan Widjaja.
d Ernst and Young EY, dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. Tahun 2007
a Price Water House Coopers PWC, dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
30
b Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di Indonesia
Siddharta dan Widjaja. d
Ernst and Young EY, dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.
Tahun 2008 a
Price Water House Coopers PWC, dengan partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
b Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di Indonesia
Siddharta dan Widjaja. Ernst and Young EY, dengan
partnernya di
Indonesia Purwantono,
Sarwoko dan Sandjaja. Tahun 2009
a Price Water House Coopers PWC, dengan
partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan.
b Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di Indonesia yaitu
31
Siddharta, dan Widjaja. d
Ernst and Young EY, dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.
Tahun 2010 a
Price Water House Coopers PWC, dengan partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan
Rekan. b
Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.
c Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu Siddharta dan Widjaja.
d Ernst and Young EY, dengan partnernya di
Indonesia Purwantono, Suherman Surja. Tahun 2011
a Price Water House Coopers PWC, dengan
partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan.
b Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di Indonesia yaitu
Siddharta dan Widjaja. d
Ernst and Young EY, dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Suherman Surja.
32
Tahun 2012 a
Price Water House Coopers PWC, dengan partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan.
b Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di
Indonesia Osman Bing Satrio dan Eny. c
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di Indonesia yaitu
Siddharta dan Widjaja. d
Ernst and Young EY, dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Suherman dan Surja.
Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas yang tinggi terhadap hasil
auditannya Kristiantari, 2012: 23. Jika kualitas pengauditannya tinggi, maka auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh klien
emiten. Penggunaan auditor yang profesional dijadikan sebagai tanda terhadap kualitas perusahaan emiten. Dengan memakai auditor
profesional akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar saham.
Perusahaan akan memakai auditor yang berkualitas atau mempunyai reputasi tinggi agar investor tertarik untuk membeli sahamnya karena
sudah terjamin atau merasa aman untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut. Dengan kata lain, reputasi auditor yang baik mengurangi
terjadinya underpricing saham.
33
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan
merupakan pengukur
besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi penting ketika perusahaan melakukan go public. Ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai proksi
ketidakpastian terhadap keadaan perusahaan dimasa yang akan datang. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat menjadi gambaran prospek
perusahaan ke depan Ismiyanti dan Armansyah, 2010: 30. Perusahaan besar lebih banyak disorot oleh investor dibandingkan perusahaan kecil.
Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung menjaga citra perusahaan dengan cara memilih kantor akuntan publik besar untuk mengaudit
laporan keuangannya Widiawan, 2011: 16. Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti,
pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Dari sisi tenaga kerja,
dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan
tenaga kerja akan semakin besar. Hal ini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam
laporan tahunan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset,
penjualan, dan ekuitas Almilia dan Devi, 2007:4. Semakin besar total aset, ekuitas, dan penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Semakin besar aset maka semakin banyak ekuitas yang ditanam,
34
semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan
dikenal dalam masyarakat Wijayani, 2011: 23. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.
B. Penelitian Sebelumnya