BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Hari mulai berkecambah spora FMA Perlakuan interaksi fungisida dan mikoriza berpengaruh sangat nyata
terhadap hari mulai berkecambah spora FMA. Data dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 1a-1c. Uji beda rataan antar perlakuan dapat dilihat
pada Tabel 1. Tabel 1. Hari mulai berkecambah spora FMA hari
Bahan aktif fungisida dan konsentrasi Kontrol
Asam fosfit Metalaksil
0,0000 0,0400
0,1200 0,2000
0,0525 0,0875
0,1225 Perlakuan
F0 F1
F2 F3
F4 F5
F6 Rataan
G. margarita M1
5,13 b 5,20 b 6,22 d 10,00 f
5,78 c 6,20 d 6,53 e
6,44 A. tuberculata
M2 0,00 a 0,00 a
0,00 a 0,00 a
0,00 a 0,00 a 0,00 a
0,00 Rataan
2,57 2,60
3,11 5,00
2,89 3,10
3,27 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata.
Pemberian fungisida bahan aktif asam fosfit pada konsentrasi tertinggi F3M1 lebih menghambat perkecambahan spora FMA dibandingkan pemberian
fungisida bahan aktif metalaksil konsentrasi tertinggi F6M1. Tetapi pemberian fungisida bahan aktif asam fosfit konsentrasi terendah F1M1 tidak lebih
menghambat perkecambahan spora FMA dibandingkan pemberian fungisida bahan aktif metalaksil konsentrasi terendah F4M1. Kemudian pemberian
fungisida bahan aktif asam fosfit konsentrasi menengah F2M1 tidak berbeda nyata dengan pemberian fungisida bahan aktif metalaksil konsentrasi menengah F5M1.
Dari data tersebut terlihat bahwa jenis bahan aktif fungisida yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
memberikan pengaruh berbeda, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan pengujian pengaruh jenis fungisida terhadap perkecambahan spora FMA.
Penggunaan fungisida dengan semakin dinaikkan konsentrasi bahan aktifnya F00,0000, F10,0400, F40,0525, F50,0875, F20,1200,
F60,1225, F30,2000 tidak tergantung apakah yang dinaikkan konsentrasinya adalah bahan aktif asam fosfit ataukah bahan aktif metalaksil,
terlihat berpengaruh terhadap hari mulai berkecambah spora Gigaspora margarita yaitu menjadi lebih lambat beraturan 5,13; 5,20; 5,78; 6,20; 6,22; 6,53; 10,00 hari.
Semakin tinggi konsentrasi bahan aktif fungisida yang digunakan menjadikan semakin sedikit jumlah air yang dapat pindah masuk secara osmosis
ke dalam sel-sel spora, yang kemudian akan berpengaruh menghambat perkecambahan. Cukupnya jumlah air mutlak bagi spora untuk berkecambah yaitu
diperlukan sebagai media reaksi kimia di dalam sel, mengaktifkan enzim, mengedarkan nutrisi ke seluruh bagian sel-sel spora yang sedang aktif melakukan
pembelahan sel untuk berkecambah Priadi, 2009 . 2. Persentase perkecambahan spora FMA
Perlakuan mikoriza berpengaruh sangat nyata terhadap persentase perkecambahan spora FMA. Sementara perlakuan fungisida berpengaruh tidak
nyata terhadap persentase perkecambahan spora FMA. Data dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 2a-2c. Uji beda rataan antar perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Persentase perkecambahan spora FMA
Bahan aktif fungisida dan konsentrasi Kontrol
Asam fosfit Metalaksil
0,0000 0,0400
0,1200 0,2000
0,0525 0,0875
0,1225 Perlakuan
F0 F1
F2 F3
F4 F5
F6 Rataan
G. margarita M1
100,00 100,00 93,33
86,67 100,00 93,33
86,67 94,29 b A. tuberculata
M2 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 a
Rataan 50,00
50,00 46,67
43,34 50,00
46,67 43,34
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata.
Dari Tabel 1 diketahui bahwa konsentrasi fungisida berpengaruh menghambat hari mulai berkecambah spora FMA. Sementara dari Tabel 2
diketahui bahwa konsentrasi fungisida tidak berpengaruh menurunkan persentase perkecambahan spora FMA. Dari Tabel 1 dan 2 berarti konsentrasi fungisida
hanya bersifat menunda tetapi tidak mencegah perkecambahan spora FMA. 3. Laju perkecambahan spora FMA
Perlakuan interaksi fungisida dengan mikoriza berpengaruh sangat nyata terhadap laju perkecambahan spora FMA. Data dan analisis sidik ragam terdapat
pada Lampiran 3a-3c. Uji beda rataan antar perlakuan terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Laju perkecambahan spora FMA hari
Bahan aktif fungisida dan konsentrasi Kontrol
Asam fosfit Metalaksil
0,0000 0,0400
0,1200 0,2000
0,0525 0,0875
0,1225 Perlakuan
F0 F1
F2 F3
F4 F5
F6 Rataan
G. margarita M1
19,53 g 19,25 f 16,13 d 10,00 b 17,31 e 16,18 d 15,31 c 16,24 A. tuberculata
M2 0,00 a
0,00 a 0,00 a 0,00 a 0,00 a 0,00 a
0,00 a 0,00
Rataan 9,77
9,63 8,07
5,00 8,66 8,09
7,66 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3 diketahui bahwa konsentrasi fungisida berpengaruh menghambat laju perkecambahan spora FMA. Sementara dari Tabel 2 diketahui
bahwa konsentrasi fungisida tidak berpengaruh menurunkan persentase perkecambahan spora FMA. Tabel 2 dan 3 terlihat bahwa konsentrasi fungisida
hanya menunda tetapi tidak mencegah perkecambahan spora FMA.
4. Persentase kolonisasi FMA pada akar tanaman inang Perlakuan fungisida dan mikoriza berpengaruh sangat nyata terhadap
persentase perkecambahan spora FMA. Data dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 4a-4b. Uji beda rataan antar perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 4. Tabel 4. Persentase kolonisasi FMA pada akar tanaman inang
Bahan aktif fungisida dan konsentrasi Kontrol
Asam fosfit Metalaksil
0,0000 0,0400
0,1200 0,2000
0,0525 0,0875
0,1225 Perlakuan
F0 F1
F2 F3
F4 F5
F6 Rataan
G. margarita M1
67,67 67,00
58,67 52,33
63,00 62,33
56,00 61,00 b
A. tuberculata M2
21,00 20,00 16,00
12,00 18,00
17,33 13,67
16,86 a Rataan
4 44,34 g 43,50 f 37,34 c 32,17 a 40,50 e 39,83 d 34,84 b Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan lajur yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata.
Dari Tabel 2 diketahui bahwa spora Acaulospora tuberculata sama sekali tidak berkecambah. Sementara Tabel 4 terlihat bahwa spora Acaulospora
tuberculata berkecambah. Acaulospora tuberculata berkecambah pada Tabel 4 ditunjukkan dengan terjadinya kolonisasi FMA pada akar tanaman inang.
Penyebab spora Acaulospora tuberculata pada Tabel 2 tidak berkecambah dan pada Tabel 4 berkecambah adalah jelas karena faktor ada tidaknya tanaman inang.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pembahasan