5.3. Data Dimensi Fasilitas Kerja Aktual
Fasilitas kerja yang digunakan di PT. Kharisma Abadi Jaya adalah mesin
bor. Gambar fasilitas kerja aktual dapat dilihat pada Gambar 5.9 dan Gambar 5.10.
Gambar 5.9. Mesin Bor Aktual Tampak 3 Dimensi
Gambar 5.10. Mesin Bor Aktual Tampak Samping
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.45. Data Dimensi Fasilitas Kerja Aktual
No Dimensi
Ukuran cm
1 Jarak mata bor ke lantai
28 2
Diameter mata bor 2
3 Tinggi mesin
60 4
Wadah penahan batang besi 20
5 Tinggi gagang mesin bor ke
lantai 50
6 Tinggi wadah mesin
15
Sumber : Hasil Pengukuran
Perbaikan dimensi fasilitas kerja dilakukan pengukuran dimensi tubuh operator. Data antropometri hasil pengukuran diolah untuk dijadikan sebagai
acuan untuk menentukan dimensi fasilitas kerja yang baru. Data tersebut akan melewati beberapa uji agar layak untuk membuat dimensi atau ukuran dalam
perancangan yang terdiri dari uji kenormalan data, keseragaman data dan kecukupan data.
5.4. Data Antropometri
Data dimensi tubuh yang diperlukan berdasarkan hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.46.
Tabel 5.46. Data Antropometri Operator dalam cm No.
TBD LP
Tpo JT
PT
1 56.3
36.1 44.5
74.5 18.5
2 63
30 45
67 19
3 55.5
35.3 43.9
74 16.4
4 57.6
33.4 43.5
70 18
5 57.8
32.8 44
72 16.9
6 58.3
30.5 44.9
76 18.5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.46. Data Antropometri Operator Lanjutan No.
TBD LP
Tpo JT
PT
7 57
34 40.6
60 15.2
8 58
27 40.5
62 15
9 61.7
34.5 47.6
82 19.8
10 60.5
30.7 46.4
74 18.5
11 61
36.7 48.5
69 17
12 60
32 45
70 16
13 64.5
31.6 48.2
83 18
14 61
30.2 42.5
83 19.2
15 56.6
30.6 46.8
73 18
16 58.3
36 40
67 16
17 63
36 46.5
71 19
18 64.5
33.7 48.2
77 20
19 61
32.3 41.6
67 19
20 56.6
31.6 43.7
64 17.5
21 60.6
29.2 42
69.2 16.5
22 55.6
26.9 43.6
77.9 17.1
23 65.2
33.4 44.5
79.2 19
24 59.7
34.2 46.4
82 18.7
25 56.2
31.3 44.2
77 17.2
26 59.3
35 40.9
68 18.3
27 61
34.4 39.9
68.5 15.2
28 61
29.8 43.8
73 18.3
29 56.5
33.2 39.9
67.5 16.2
30 64.5
30.8 44
69 19.5
31 59.2
31.4 48.8
70 19
32 60.5
33.2 49
76 18
33 55.7
27 39
64 15.5
34 56.5
28 40.9
67 17
35 55.1
31.5 45.3
70 17.5
Sumber : Hasil Pengukuran
Keterangan : TBD = Tinggi bahu duduk
LP = Lebar pinggul pada posisi duduk Tpo = Tinggi popliteal
JT = Jangkauan tangan PT = Pangkal ke Tangan
Universitas Sumatera Utara
5.4.1. Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square
Salah satu syarat penggunaan data antropometri yang akan diaplikasikan pada perancangan fasilitas untuk populasi tertentu adalah data harus berdistribusi
normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini pengujian kenormalan data dilakukan dengan metode Chi-Square menggunakan software
SPSS 15.0 for windows. Metode Chi-Square digunakan karena data antropometri yang digunakan adalah data parametrik yang dapat diketahui nilai
parameterstatistik data rata-rata, standar deviasi, dan sebagainya, merupakan data kontiniu hasil pengukuran, dan ukuran sampel memenuhi 35 sampel
sehingga metode Chi-Square dapat digunakan untuk melakukan uji kenormalan data. Hasil seluruh pengujian dinyatakan normal karena chi kuadrat X
2
hitung chi kuadrat X
2
tabel. Pengujian kenormalan data dapat dilihat pada lampiran dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.47.
Tabel 5.47. Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square No
Dimensi Chi kuadrat
X
2
hitung Chi kuadrat
X
2
tabel Keterangan
1 TBD
12.857 36.42
Normal 2
LP 2.486
44.99 Normal
3 Tpo
4.200 40.11
Normal 4
JT 10.886
32.67 Normal
5 PT
14.8 31.41
Normal
Sumber : Hasil pengolahan data
Universitas Sumatera Utara
5.4.2. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data dimensi tubuh yang diambil seragam atau berada pada batas kendali atas BKA dan batas
kendali bawah BKB. Apabila dalam suatu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung ditolak atau dilakukan
revisi dengan cara membuang data out of control tersebut dan melakukan perhitungan kembali. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tingkat
kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5 karena tujuan penelitian yaitu merancang fasilitas kerja yang ergonomis tidak berpengaruh langsung atau tidak
memberikan dampak secara langsung terhadap tujuan pendirian usaha tersebut yaitu memperoleh profit dari hasil penjualan untuk menambah kesejahteraan
karyawan, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5 peneliti yakin data yang disajikan layak untuk membuat rancangan fasilitas kerja
tersebut. Persamaan yang digunakan untuk menguji keseragaman data adalah :
σ
2 +
= X BKA
σ
2 −
= X BKB
Jika X
min
BKB dan X
max
BKA maka data seragam. Jika X
min
BKB dan X
max
BKA maka data tidak seragam. Contoh perhitungan untuk tinggi bahu duduk :
n X
n X
X X
n n
∑
= +
+ +
= Χ
....
2 1
Dimana: n = Banyaknya pengamatan
= Jumlah pengamatan ke n dari i = 1 hingga j = 35
n
X Σ
Universitas Sumatera Utara
= Nilai rata-rata
cm 394
. 59
35 8
. 2078
35 5
, 56
... 5
, 55
63 3
, 56
= =
+ +
+ +
= Χ
1
1 2
− −
= =
∑
=
n X
X SD
n i
i
σ
Nilai standar deviasi untuk data tinggi bahu duduk adalah : 921
. 2
1 35
02 .
72 5
. 56
... 02
. 72
63 02
. 72
3 ,
56
2 2
2
= −
− +
− +
− =
= σ
SD BKA = 59.394 + 2 x 2.921
= 65.237cm BKB = 59.394– 2 x 2.921
= 53.552 cm Hasil dari uji keseragaman data pada dimensi tinggi bahu duduk dapat dilihat pada
gambar 5.11.
Gambar 5.11. Peta Kendali Dimensi Tinggi Bahu Duduk
Dari pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa data tinggi bahu duduk berada dalam batas kendali, hal ini berarti data tersebut seragam. Peta kendali
X
40 45
50 55
60 65
70
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 B
a n
y a
k D
a ta
Grafik Dimensi Tinggi Bahu Duduk
TBD Rata-rata
BKA BKB
Universitas Sumatera Utara
dimensi tubuh yang lain dengan pengolahan data yang sama untuk dimensi tubuh yang lain dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji keseragaman data dapat dilihat
pada Tabel 5.48.
Tabel 5.48. Uji Keseragaman Data Antropometri No Dimensi
σ BKA
BKB Keterangan
1 TBD
59.394 2.921 65.2
55.1 65.237 53.552 Seragam
2 LP
32.123 2.669 36.7
26.9 37.461 26.785 Seragam
3 Tpo
44.117 2.854 49
39 49,825 38.409 Seragam
4 JT
71.823 5.914 83
60 83.651 59.995 Seragam
5 PT
17.672 1.390 19.8
15 20.452 14.892 Seragam
Sumber : Hasil pengolahan data
5.4.3. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data digunakan untuk membuktikan bahwa data yang diambil sudah mewakili populasi yang ingin diteliti.
Pengujian kecukupan data sangat dipengaruhi oleh
besarnya:
1. Tingkat ketelitian dalam persen, yaitu penyimpangan maksimum dari hasil
pengukuran terhadap nilai yang sebenarnya. 2.
Tingkat kepercayaan dalam persen, yaitu besarnya keyakinan atau probabilitas bahwa data terletak pada tingkat ketelitian yang telah ditentukan.
Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95 digunakan persamaan :
2
1 2
1 1
2
40
−
=
∑ ∑
∑
= =
= n
i i
n i
i n
i i
X X
X
N N
X
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
N
= Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan dari hasil perhitungan N = Pengamatan pendahuluan
Jika N
I
N, maka data pengamatan cukup Jika N
I
N, maka data pengamatan kurang dan perlu tambahan data.
Contoh perhitungan untuk dimensi tinggi bahu duduk : cm
Xi 8
, 2078
1 .
55 ...
5 ,
55 63
3 ,
56 =
+ +
+ +
= ∑
2 2
2 2
2 2
cm 123759
1 ,
55 ...
5 ,
55 63
3 ,
56 =
+ +
+ +
= ∑ Xi
2 2
2
cm 4321409.44
8 ,
2078 =
= ∑ X
76 ,
3 8
, 2078
44 .
4321409 123759
35 40
2
=
−
= N
Hasil pengolahan data yang dilakukan didapat N 0,13 34, maka dapat disimpulkan data yang diperoleh sudah cukup. Uji kecukupan data pada
dimensi antropometri lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.49.
Tabel 5.49. Uji Kecukupan Data Antropometri No Dimensi
N Keterangan
1 TBD
35 2078.80 123759.00 4321409.44 3.76
Cukup 2
LP 35 1124.30
36357.95 1264050.49 10.73
Cukup 3
Tpo 35 1544.10
68398.19 2384244.81
6.50 Cukup
4 JT
35 2513.80 181737.44 6319190.44 10.54 Cukup
5 PT
35 618.51 10995.82
382554.62 9.62
Cukup
Sumber : Hasil pengolahan data
N
Xi ∑
2
Xi ∑
2
Xi ∑
N
Universitas Sumatera Utara
5.5. Dimensi Produk yang Akan Dirancang
Data antropometri digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Tiga prinsip antropometri yang digunakan dalam perancangan suatu produk
adalah : 1.
Prinsip penggunaan data antropometri yang ekstrem 2.
Prinsip penggunaan data antropometri rata-rata 3.
Prinsip penggunaan data antropometri yang dapat disesuaikan. Pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan mesin perajang ini
menggunakan prinsip penggunaan data antropometri yang ekstrim dengan tujuan hasil rancangan dapat digunakan dengan nyaman oleh seluruh populasi yang ada
di PT. Kharisma Abadi Jaya. Dimensi mesin tersebut adalah: 1. Lebar Kursi LK
a. Dimensi
: Lebar Pinggul b.
Ukuran data : Terbesar c.
Kelonggaran : Tidak ada d.
LK : 37.5 cm 2. Tinggi Kursi TK
a. Dimensi
: Tinggi popliteal b.
Ukuran data : Terkecil c.
Kelonggaran : tidak ada d.
TK : 38 cm
3. Jarak kuas pada operator ke Mesin a.
Dimensi : Jangkauan Tangan
Universitas Sumatera Utara
b. Ukuran data : Terkecil
c. Kelonggaran : tidak ada
d. Jarak kuas
: 60 cm 3.
Tinggi Mata bor TMB a.
Dimensi : tinggi bahu duduk + tinggi popliteal
b. Ukuran data : Terkecil
c. Kelonggaran : tidak ada
d. TMB
: 65 cm + 38 cm = 103 cm 4.
Pegangan Mesin Bor PMB a.
Dimensi : Pangkal ke tangan
b. Ukuran data : Terkecil
c. Kelonggaran : tidak ada
d. PT
: 14.8 cm Hasil perhitungan akan digunakan untuk ukuran dalam usulan rancangan
fasilitas kerja di stasiun pengeboran.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Tingkat Keluhan Muskuloskeletal
Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan Standart Nordic Questionnaire SNQ terdapat persamaan dan perbedaan tingkat dan kategori rasa
sakit pada bagian tubuh operator. Keluhan ini terjadi karena faktor postur kerja yang statis dimana operator bekerja dengan keadaan diam. Gerakan yang
dilakukan pada saat bekerja hanya berada pada posisi jongkok. Faktor yang berpengaruh sangat besar yaitu terhadap fasilitas yang digunakan. Tidak adanya
kesesuaian antara operator yang satu dengan yang lain. Tingkat kategori rasa sakit yang berbeda pada bagian tubuh yang
disebabkan berbedanya antropometri operator pada setiap bagian tubuhnya. Perbedaan ini juga disebabkan oleh tata letak komponen pada masing-masing
tempat kerja yang belum teratur dan kecenderungan bekerja dengan fasilitas seadanya dan mengandalkan kebiasaan selama bekerja. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu dilakukan penyesuain rancangan fasilitas kerja dengan antropometri operator, melakukan pengaturan tata letak komponen sehingga tata letak lebih
teratur dan benda kerja berada jangkauan operator dengan postur kerja yang sesuai.
Universitas Sumatera Utara