yang berbeda menunjukkan bahwa terjadi penurunan prevalensi neural tube defect dari 25 menjadi 50 Eichholzer dkk, 2006.
Suplementasi asam folat tidak hanya penting pada saat awal kehamilan, akan tetapi pada sepanjang kehamilan. Kebutuhan asam folat
meningkat pada saat kehamilan dan juga zat besi yang bisa mencegah terjadinya anemia pada kehamilan Botto dkk, 2004.
Banyak ibu hamil diberikan nasihat untuk mengkonsumsi suplemen prenatal yang mengandung asam folat selama masa kehamilan. Pada
penelitian di Toronto, Kanada, prevalensi asam folat yang tidak adekuat atau proporsi individu yang mengkonsumsi asam folat yang tidak sesuai dengan
angka kecukupan gizi sekitar 36 angka kecukupan sehari asam folat yang dibutuhkan adalah 520 µg Sherwood et al, 2006. Di Indonesia angka
kecukupan sehari asam folat yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah 4 00μg
Almatsier, 2001. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat kita ketahui
bahwa peningkatan prevalensi terjadinya neural tube defect dapat dicegah dengan cara memberikan suplementasi asam folat pada saat kehamilan, maka
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan. Dikarenakan Poliklinik
Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi merupakan tempat rujukan ibu hamil yang datang untuk berkonsultasi, maka penulis berniat untuk
melakukan penelitian disana.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan bagaimana gambaran perilaku ibu hamil
terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui gambaran karakteristik usia, pendidikan, pekerjaan, dan gravida ibu hamil yang menjadi responden penelitian
2. Mengetahui pengetahuan ibu hamil terhadap pentingnya asupan
asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan 3.
Mengetahui sikap yang dilakukan ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi
Medan 4.
Mengetahui tindakan yang dilakukan ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi
Medan
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.
Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh sewaktu perkuliahan
2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi
mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis
3. Bagi masyarakat luas khususnya ibu – ibu hamil agar sadar akan
pentingnya asupan asam folat pada saat kehamilan
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Domain perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam
memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya
sama bagi beberapa orang, namun respons tiap – tiap orang berbeda. Faktor- faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni: 1 Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2 Determinan atau faktor
eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang
dominan yang mewarnai perilaku seseorang Notoatmodjo, 2003. Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah
merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom
1908 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 tiga domain, ranah, atau kawasan, yakni: kognitif cognitive,
afektif affective, dan psikomotor psychomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan,
yakni: Notoatmodjo, 2003
Universitas Sumatera Utara