Konsep dan Teori PENDAHULUAN

1. Studi kepustakaan library research yaitu penelitian atas buku-buku bacaan, diktat-diktat, jurnal, majalah, artikel, surat kabar, dan bahan-bahan informasi lainnya yang berkaitan dengan masalah yang di bahas. Perpustakaan yang dikunjungi penulis adalah perpustakaan Ushuluddin dan Filsafat, perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Nasional dan perpustakaan umum daerah Semarang Jawa Tengah. 2. Metode lapangan field research yaitu penulis mendatangi dan mengumpulkan data di lapangan. Dilakukan dengan cara : 1. Observasi, dengan teknik ini penulis mengamati kenyataan yang sebenarnya dilakukan oleh peranakan Cina umat Tridharma dan umat Islam Jawa yang mengunjungi klenteng Sam Po Kong. 2. Wawancara, terbagi atas dua bagian, pertama wawancara mendalam dengan mengunakan informasi kunci orang-orang yang terkait di dalam Klenteng Sam Po Kong. Kedua wawancara bebas yang menyangkut hal- hal yang belum diungkap informasi kunci. Penulis melakukan wawancara dengan bapak Kuantong Hai, bapak Wen selaku pemandu di klenteng Sam Po Kong dan dengan juru kuci klenteng Sam Po Kong. Dan wawancara dengan pengunjung yang melakukan pemujaan dan sembahyang di klenteng Sam Po Kong.

D. Konsep dan Teori

Sarjana yang mengembangkan teori tentang pemujaan terhadap nenek moyang atau pemujaan terhadap para leluhur adalah Jevons dalam bukunya Introduction to the History of Religion. Tentang studi asal mula agama dalam hal pemujaan terhadap nenek moyang atau pemujaan terhadap para leluhur dilakukan oleh Euhomerus, dan kemudian dilanjutkan oleh H. Spencer. Euhomerus seorang penulis Yunani yang mengemukakan bahwa roh-roh atau jiwa yang berpribadi yang dalam perkembangannya disebut dewa dahulunya adalah raja-raja besar di bumi ini. Kemudian dalam sejarah agama-agama, Euhomerus merupakan suatu konsep yang digunakan untuk menunjukkan dan menekankan bahwa dewa-dewa itu dahulunya adalah tokoh-tokoh pahlawan manusia sendiri. Di Persi atau Iran, Fravashi yang dilukiskan dalam Yasna 13 sebagai Fravashi Suci yang ada di bawah tanah sejak kematian mereka, dimuliakan dan dihormati sebagai makhluk yang berkuasa dan menentukan terhadap manusia. 7 Pemujaan dan Penghormatan terhadap para leluhur adalah manifestasi dari macam-macam sikap terhadap orang yang telah meninggal di kalangan suku primitif. Sikap terhadap orang yang sudah meninggal ditentukan oleh kelestarian hubungan antara orang-orang yang masih hidup dengan orang-orang yang sudah mati. Dalam sikap pemujaan dan penghormatan kepada para leluhur menurut Zakiah Daradjat dalam buku Perbandingan Agama I terdapat beberapa macam bentuk kultus pemujaan: 1. Tingkat pemujaan menurut kelas-kelas. Tidak semua leluhur mempunyai tingkatan yang sama sebab di antara mereka terdapat yang paling berkuasa. Dan sering terjadi anggota kelompok atau anggota suku dalam tingkatan biasa hanya dipuja untuk sementara waktu saja. Bentuk sesembahan yang sangat merata di antara suku-suku primitif adalah terhadap roh para pribadi agung yang merupakan pusat kultus sesembahan terhadap leluhur. Di Yunani, India, Mesir, Amerika, Afrika, Asia dan Australia, pemujaan dan penyembahan terhadap para 7 Zakiah Daradjat, dkk., Perbandingan Agama I Jakarta: Bumi Aksara, 1996, h. 40-41. pahlawan dan pribadi yang menonjol dalam masyarakat merebut hati masyarakat. 2. Kultus sesembahan yang merupakan tumpuan harapan. Roh-roh para leluhur dapat dipanggil untuk membantu kesulitan masyarakat. Terutama untuk menjamin kelestarian garis jalur keturunan kerena biasanya ada keyakinan bahwa roh para leluhur mendambakan kelestarian garis yang memuja dia. Selain itu juga roh para leluhur diharapkan untuk menghindarkan penyakit atau wabah, membantu memberikan hasil panen yang melimpah-limpah. 3. Roh leluhur sebagai dewa. Ada leluhur yang diyakini kedudukannya sama dengan dewa. 4. Bentuk Kultus sesembahan yang bersifat individual. pemujaan terhadap roh leluhur yang dilakukan secara individu. 5. Bentuk kultus sesembahan yang bersifat komunal. Leluhur yang disembah oleh suatu kelompok keluarga, clan, suku ataupun bangsa karena para roh ini merupakan anggota keluarga, clan, suku pada waktu hidupnya. Bagi orang Cina disamping percaya bahwa kesehatan, keselamatan, kebahagiaan dan rezeki itu datangnya dari kemurahan Tuhan, namun mereka pun percaya akan roh- roh leluhur dan dewa-dewa karena mereka dapat memberikan perlindungan dan mengawasi. Salah satu yang sangat di hormati di klenteng Sam Po Kong adalah Cheng Ho. Cheng Ho bukan saja sebagai tokoh bahariwan tetapi juga tokoh yang didewakan dan dipuja.

E. Sistematika Penulisan