Riwayat Hidup Laksamana Cheng Ho

mendatangkan tenaga dari daratan Cina untuk dijadikan sebagai tenaga trampil, kuli, tukang, pedagang dan wirausahawan untuk memajukan koloni dan perdagangannya. 16 Kedatangan orang Cina ke Nusantara dapat dibagi dalam tiga tahap : masa kerajaan, kedatangan bangsa Eropa, dan penjajahan Belanda. Tahap pertama, dimana masyarakat Nusantara masih dikuasai oleh kerajaan-kerajaan setempat, datangnya orang Cina semata-mata didorong oleh hubungan perdagangan. Tahap kedua terjadi setelah bangsa Eropa muncul di wilayah Asia Tenggara. Walaupun masih didorong oleh perdagangan, jumlah pendatang orang Cina semakin meningkat untuk menghadapi persaingan dengan orang Eropa, sehingga memungkinkan mereka tinggal di wilayah Nusantara dalam waktu yang lama. Situasi ini disusul oleh tahap ketiga pada saat kekuasaan Nusantara berada di bawah pemerintahan Belanda. Orang-orang Cina secara sengaja didatangkan ke Nusanatara untuk membantu Belanda dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja, baik untuk tukang, pedagang, wirausahawan dan proyek pertambangan dan perkebunan. 17

B. Riwayat Hidup Laksamana Cheng Ho

Laksamana Cheng Ho atau Sam Po Kong dilahirkan kampung He Dai, Kabupaten Kun Yung sekarang Puning, Propinsi Yunnan Tengah Cina pada tahun 1371 M dengan nama kecil Ma Ho. Anak ketiga dari enam bersaudara dengan ayah bernama Ma Ha-tche alias Haji Ma, seorang pelaut yang berasal dari suku bangsa Hui komunitas Muslim Cina campuran Mongol-Turki, dalam usia 38 tahun Haji Ma 16 Gondonomo, Kebudayaan Peranakan Tionghoa Dalam Khasanah Kebudayaan di Indonesia, Makalah, dalam seminar Orang Indonesia-Tionghoa: Manusia dan Kebudayaan, Jakarta: Yayasan Mitra Museum Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2000, h. 10. 17 Tarmizi Taher, Masyarakat Cina, Ketahanan Nasional dan Integrasi Bangsa di Indonesia, h. 33-34. meninggal dunia dan dimakamkan di kampung He Dai, Kunyang, Yunnan. Sedangkan ibunya dari marga Oen atau Wen. Moyangnya mula-mula yang berasal dari bangsa Se Mu tinggal di Xi Yu Xinjiang Singkiang yang kemudian pindah ke Cina barat daya dan menetap di Propnsi Yunnan. 18 Keluarga Cheng Ho adalah penganut agama Islam yang taat. Kakek dan ayahnya telah menunaikan ibadah haji rukun Islam kelima. Pada masa itu perjalanan haji ayahnya dengan melewati laut, dilaksanakan ketika Cheng Ho masih kecil. Sejak saat itulah Cheng Ho bercita-cita menjadi pelaut untuk bisa mengunjungi negara-negara yang jauh seperti ayahnya. Sejak kecil ia sudah belajar sastra dan menulis, ilmu hitung, sejarah, dan alquran. Dan sudah lancar dalam mengunakan pit untuk menulis indah huruf Cina dan Arab. 19 Kaisar I dinasti Ming Chu Yuanchang atau Zhu Yuanzhang, pendiri dinasti Ming. Pada tahun 1381 Ia memerintahkan Jendral Fu Youde untuk menyerbu Yunnan untuk menghukum pengeran Mongol sisa-sisa Dinasti Yuan yang sudah runtuh. Pada saat itu sejumlah anak muda ditawan termasuk Cheng Ho untuk dipekerjakan di istana sebagai pegawai istana. Cheng Ho pada waktu itu baru berusia 10 tahun. 20 Sebagai seorang yang tengah bekerja di istana, ia kemudian ditunjuk untuk menjadi pengiring Yung Le Zhu DiChu Ti, salah seorang putra keempat kaisar Chu Yuanchang atau Zhu Yuanzhang, dan ketika Cheng Ho telah berusia 20 tahun ia ikut menyertai Yung Le Zhu DiChu Ti dalam serangkaian serangan militer. Cheng Ho memulai karir militernya setelah ikut serta dalam serangan-serangan militer melawan 18 Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, h. xvii. 19 Tartila Tartusi, Merpati Terbang ke Selatan Kisah Perjalanan Muhibah Laksamana Haji Mohammad Cheng Ho, Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1992, cet. I, h. 10. 20 Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, h. 26. orang-orang Mongol di daerah luar tembok besar Cina yang berlangsung antara tahun 1393 sampai tahun 1397. 21 Karena jasa-jasanya yang luar biasa dalam membatu pangeran Yung Le Zhu DiChu Ti dalam perang mengalahkan Kaisar Chu Yunwen, Cheng Ho selalu mendampingi pangeran Yung Le yang bukan hanya menjadi junjungan tetapi lebih dari itu telah menjadi sahabat karibnya dalam serangkaian aksi militer. Setelah Pangeran Yung Le Zhu DiChu Ti menjadi Kaisar III dinasti Ming, Pada usia 34 tahun, Ma Ho mendapat anugrah gelar nama keluarga marga Cheng 22 dan diberi jabatan penting sebagai Tai Jian atau Sida Agung di Rumah Tangga Istana. 23 sejak itu nama Ma Ho menjadi Cheng Ho atau Sam Po Tay Jian. Ma Ho di Indonesia di kenal dengan sebutan dan di tulis seperti The Ho, Sam Poo Toa Lang, Sam Poo Thay Jien, Sam Po Kong dan Cheng Ho. 24 Pada masa kaisar Yung Lo Zhu DiChu Ti, ia memberi tugas Cheng Ho untuk pelayaran ekpedisi ke negeri-negeri sebrang laut sebagai duta negeri Cina untuk berhubungan dengan negara-negara lain. Semasa hidupnya Cheng Ho mengadakan misi pelayaran dalam 28 tahun sebayak enam kali pada Kaisar III Yung Lo Zhu DiChu Ti dan satu kali pada Kaisar V Ming Yen Tsung. 25 Dalam pelayaran ekspedisi ketujuh atau terakhir, kesehatan Cheng Ho mulai terganggu dan sakit-sakitan yang akhirnya ia meninggal dunia. Tidak diketahui dengan pasti dimana ia meninggal dunia dan pada tahun berapa. Dalam pelayaran kembali dari Mekkah setelah seluruh armadanya disatukan kembali di Calicut, India, dalam 21 Amen Budiman, Semarang Riwayatmu Dulu, h. 11. 22 Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, h. 27. 23 Sumanto Qutuby, Arus Cina-Islam-Jawa: Bongkar Sejarah atas Peranan Tionghoa dalam Penyebaran Agama Islam di Nusantara abad XV san XVI, Jogjakarta: Inspeal Press, 2005, h. 84. 24 Kong Hwa Swie, Laksamana HM Zheng He. Media Konfusiani Informasi Edukasi dan Komunikasi Tahun Ke I, No. 1 Juli 1995, h. 22. 25 Leo Agung S, Sejarah Cina 1 Dari Zaman Kuno Sampai dengan Perang Dunia I, Sala Tiga: Widya Sari Press, 2002, h. 37-38. pelayaran ekpedisi ketujuh, karena sakit terpaksa menunggu di Calicut dan tidak turut ke Mekkah, pada tahun 1433 ia meninggal dunia pada usia 62 tahun. 26 Namun Menurut H. J. de Graaf dkk, dalam bukunya Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI Antara Historitas dan Mitos Cheng Ho meninggal di Nanking Nanjing pada tahun 1435 dalam usia 65. Sesuai dengan tradisi umat Islam, jenasahnya dimandikan dan dibungkus kain kafan putih, kemudian jenasahnya diarahkan sesuai kiblat ke arah Mekkah dan dengan diiringi doa-doa lalu di buang ke laut Hindia. Sepatu dan sejumput rambutnya, sesuai dengan permintaannya dibawa kembali ke Nanjing dan dikuburkan di Bukit Niushou, dekat goa Budha di luar kota. 27

C. Pelayaran Ekspedisi Laksamana Cheng Ho