Bagian-bagian dari Klenteng KLENTENG SAM PO KONG

patung Cheng Ho yang kemudian diletakkan di Tay Kay Sie Klenteng Keinsafan Besar yang dibangun pada tahun 1771, di Gang Lombok sebuah perkampungan masyarakat Cina Semarang. Gara-gara ulah Johannes tersebut, kegiatan penyembahan Cheng Ho dipindahkan ke Tay Kak Sie. Namun pada tahun 1879 seluruh perbukitan Simongan akhirnya dapat dibeli oleh Oei Tjie Sien, ayah dari Oei Tiong Ham, saudagar kaya yang terkenal dengan julukan Raja Gula di Indonesia. Setelah menjadi miliknya, klenteng Sam Po Kong dipugar kembali. Sejak saat itu siapapun yang datang untuk bersembahyang atau berziarah tidak dipungut bayaran. 47 Baru pada tahun 1937 klenteng Sam Po Kong dipugar kembali, atas usaha Lie Hoo Soen, klenteng Sam Po Kong diperbaiki dan diperbaharui dengan mendirikan gapura, taman suci dan dibuat Pat Sian-loh jalan Pat-sian yang menghubungkan klenteng dengan tempat pemakaman Kiyai Jurumudi. 48 Untuk setengah abad lamanya klenteng Sam Po Kong tidak terjadi pemugaran apa-apa yang penting, baru pada tahun 2002 klenteng Sam Po Kong diperbaharui secara menyuruh. Dengan dibangun penginapan umum lantai tiga bagi para pengunjung dari luar kota yang direncanakan akan selesai pada tahun 2007. 49 Sekarang klenteng Sam Po Kong bukan hanya menjadi tempat kegiatan keagamaan tetapi juga menjadi salah satu obyek pariwisata di Semarang Jawa Tengah.

B. Bagian-bagian dari Klenteng

Bangunan klenteng ini terletak lebih kurang 5 km dari pusat kota Semarang ke arah barat daya yang berada di jalan Simongan no. 129 Gedung Batu Semarang Barat 47 Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, h. 63-65. 48 Riwayat Singkat Sam Poo Tay Djien, Kutipan dari: Buku Peringatan Yayasan Klenteng Sam Poo Kong Tahun 1937, h. 13. 49 Wawancara Pribadi dengan Bapak Wen, Semarang, Tanggal 24 Januari 2006. yang masih dilindungi oleh pohon-pohon besar yang masih terpelihara hingga sekarang. Klenteng ini luasnya kurang lebih 3 hektar yang mempunyai tiga pintu gerbang: utara utama, selatan, timur. Untuk sekarang memasuki klenteng melalui gerbang utara utama, karena untuk selatan dan timur masih tahap pembangunan. Di atas pintu gerbang utara, tertulis dengan tulisan Klenteng Sam Po Kong. bila kita lihat ke atas terdapat dua patung ular naga 50 dan di depan gerbang terdapat dua patung Killin. 51 20 m masuk kedalam terdapat bangunan pos keamanan, peristirahatan dan sekaligus berfungsi sebagai tempat informasi. Di depan bangunan tersebut terdapat dua patung Duara Pala. 52 Klenteng Sam Po Kong terdiri dari Hio Swa tempat penjualan peralatan sembahyang, Kantor yayasan Sam Po Kong, Klenteng utama Sam Po Kong, dan klenteng-klenteng kecil disekitar klenteng utama seperti: Dewa Bumi, makam kyai Juru Mudi, makam Kyai Djangkar, makam Ho Ping, makam Kyai dan Nyai Tumpeng, makam Cundrik, dan Nabi Konghucu. 1. Klenteng Utama Sam Po Kong Klenteng ini berada di sebelah kanan dari makam Juru Mudi. Di halaman klenteng ini terdapat patung Laksamana Cheng Ho, tempat lilin-lilin dengan ukuran besar 2 m dan 1,5 m yang bertulisan nama-nama orang dan perusahaan yang menyumbang dan didepannya terdapat dua buah patung Killin yang berfungsi sebagai pelindung dan untuk mengusir roh jahat. Di bagian depan terdapat gua yang dulu 50 Ular Naga adalah melambangkan kekaisaran atau untuk menentang kekuasaan bangsa lain, atau lambang kesuburan. 51 Killin adalah binatang yang berkepala naga, bertanduk satu, berbadan singam berkaki srigala, bersisik kelopak bunga teratai dan memiliki ekor yang bercabang lima. Dan berfungsi sebagai pelindung dan mengusir roh jahat. 52 Duara pala merupakan reca penthung arca gada yang berfungsi sebagai penjaga dan pelindung. merupakan tampat tinggal Laksamana Cheng Ho dan beserta anakbuahnya. 53 Di atas gua terdapat senjata imitasi yang digunakan oleh para anakbuah Cheng Ho. Dan dibagian depan terdapat hio lo 54 untuk Thian. Disamping itu terdapat altar utama diatasnya terdapat hio lo, pelita lampu minyak, sesajian. Dan di depan gua terdapat altar Dewa Pintu yang diatasnya terdapat pelita lampu minyak, sesajian dan didepannya terdapat hio lo. Di klenteng ini terdapat lilin dengan ukuran kecil dan sedang dari para pengunjung yang sembahyang, dan juga beberapa hiasan yang ada disekitarnya termasuk sebuah beduk dan lonceng besar dan lampion lampu kertas tergantung di langit-langit pendopo. Dibagian belakang terdapat gua untuk sembahyang kepada Cheng Ho. Di kanan kiri gua terdapat prasasti perjalanan Laksamana Cheng Ho dengan tiga bahasa Indinesia, Cina, dan Inggris. Di dalam gua terdapat sebuah sumur yang berfungsi airnya sebagai keselamatan dan dapat menyembuhkan penyakit. Disamping itu terdapat sebuah altar laksamana Cheng Ho yang diatasnya terdapat patung laksamana Cheng Ho, pelita lampu minyak, bunga dan lampu hias. Di samping kanan terdapat meja untuk tempat peralatan Ciam Si. 55 Di dinding terdapat lukisan kapal laksamana Cheng Ho. Di pojok kanan bangunan klenteng utama terdapat sebuah Kimlo. 56 2. Klenteng Dewa Bumi Klenteng ini berada di depan kantor yayasan Sam Po Kong. Di muka bangunan ini terdapat dua buah patung Killin yang fungsinya untuk mengusir roh-roh jahat. 53 Karena sering terjadi banjir dan mengenangi goa tersebut, goa tersebut sekarang berfungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda peninggalan zaman dulu. Dan dibangunlah sebuah gua di belakang klenteng utama yang sekarang berfungsi sebagai tempat pemujaan Sam Po Kong 54 Hio lo merupakan tempat untuk menencapkan hio atau dupa yang sudah dibakar atau setelah melakukan sembahyang. Hio lo dibuat dari tanah liat, besi atau bisa dari timah, berkaki empat berkuping dikiri kanannya. Pada bagian depannya terukir sebuah huruf Tionghoa huruf hi lafal Hokkian yang berartikan bahagia. Arti hio lo adalah perapian dupa. Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Selayang Pandang, h. 91. 55 Ciam Sie merupakan alat sembahyang meramal nasib. 56 Kimlo adalah dapur untuk membakar uang kertas. Diatasnya terdapat dua patung naga. Diruangan depan terdapat hio lo dan dikanan kirinya terdapat lilin-lilin besar dengan ukuran 1,5 m yang bertulisan nama-nama orang dan nama perusahaan yang menyumbang. Diatasnya terdapat lampion lampu kertas yang tergantung di langit-langit klenteng. Di tengah-tengah ruangan terdapat altar yang diatasnya terdapat hio lo serta disamping kanan kirinya terdapat pelita lampu minyak yang selalu menyala. Memasuki ruangan dewa bumi di atas dindingnya terdapat lukisan Pat Shen 8 dewa 57 yang bertugas untuk kesejahteraan dan kebaikan umat. Di dalam ruangan Dewa Bumi terdapat sebuah altar yang berbentuk meja persegi panjang yang terdapat patung dewa bumi dan didepannya terdapat hio lo, lilin kecil, pelita lampu minyak, lampu hias dan sesajian berupa buah-buahan dan makanan serta alat-alat untuk Ciam Sie. Di bawah altar ini terdapat Hauw Ciang Kun yang bertugas untuk mengusir roh-roh jahat, dengan sesajian, hio lo, dan pelita lampu minyak yang selalu menyala. Disamping kanan pojok bangunan terdapat kimlo. 3. Makam Juru Mudi Makam ini berada disebelah kanan bangunan yayasan klenteng Sam Po Kong. Di makam ini terdapat hio lo menghadap ke muka dan altar yang berisi hio lo, pelita lampu minyak, sesajian, dikanan kiri altar derdapat patung duara pala yang berfungsi sebagai penjaga dan pelindung. Dibagian belakang altar terdapat makam Juru Mudi dan didepannya terdapat hio soa. 58 Disamping makam terdapat kimlo. 4. Kyai Djangkar Bangunan ini berada disebelah kanan dari klenteng utama Sam Po Kong. Di bangunan ini terdapat hio lo yang menghadap ke muka dan terdapat tiga buah altar: pertama altar Kyai Djangkar yang merupakan jangkar peninggalan laksamana Cheng 57 Pat Sen atau 8 dewa bertugas untuk kesejahteraan dan kebaikan umat. 58 Hio soa adalah dupa untuk sembahyang. Ho. Dibagian altar terdapat hio lo, pelita lampu minyak, lilin-lilin dengan ukuran kecil, sesajian dan didepannya terdapat hio soa. Kedua altar Nabi Konghucu yang terdapat hio lo, pelita lampu minyak, lilin-lilin dengan ukuran kecil, dan sesajian. Ketiga altar Ho Ping yang merupakan altar arwah para anak buah laksamana Cheng Ho. Di altar ini terdapat hio lo, pelita lampu minyak, lilin-lilin dengan ukuran kecil, dan terdapat hio lo dengan ukuran kecil. 5.Kyai dan Nyai Tumpeng Makam ini berada di sebelah kanan dari makam Kyai Djangkar. Makam ini terdapat hio lo dan tempat lilin-lilin kecil dikanan kirinya menghadap kemuka dan terdapat tiga makam: pertama Kyai Tumpeng, Nyai Tumpeng, dan Kyai Djudrik. Didepan makam ketiganya terdapat altar yang terdapat hio lo, pelita lampu minyak, sesajian dan lilin dengan ukuran kecil. Makna Simbol-simbol 1. Dupa atau Hio Dupa atau hio adalah bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap yang berbau harum. Dupa atau hio menandai semangat dari kesucian dan persembahan diri sendiri. Membakar dupa mengandung makna jalan suci yang berasal dari kesatuan hatiku, hatiku dibawa melalui keharuman dupa dan bila dibakar maka asapnya akan melambung ke atas, ini melambangkan bahwa doa yang dipanjatkan akan samapai pada Tuhan Thian. Selain itu dupa juga untuk menentramkan pikiran, memudahkan konsentrasi, meditasi, juga bisa mengusir hawa atau hal-hal yang bersifat jahat. Kalau zaman dahulu sebelum ada lonceng atau jam dupa ini dipakai sebagai pengukur waktu. 59 Ukuran dupa bermacam- macam, digunakan hendaknya sesuai dengan ukuran tempat dupa. Jumlah dupa yang dugunakan bermacam-macam dengan fungsi masing-masing. Tempat dupa hio lo bisa diletakkan di sisi lain, seperti di kanan, bawah kiri bawah, tengah atas, kanan atas, kiri atas. 2. Lilin Lilin ini hanya merupakan lambang apabila dinyalakan dapat memberikan penerangan bermakna supaya kita diberikan penerangan, menerangi jalan kehidupan dan penghidupan di waktu sekarang. Letak lilin dekat dengan tempat dupa dimaksudkan agar setelah memasang lilin disesuaikan dengan ukuran altar. 60 Lilin dinyalakan terlebih dahulu sebelum dupa dinyalakan. Menurut kepercayaan bahwa lilin-lilin yang dibiarkan menyala menyimbolkan rezeki yang tak kunjung padam. 3. Buah-buahan Buah-buahan dijadikan sebagai salah satu sajian untuk dewa, sebagai lambang tanda bakti seorang umat kepada dewanya. 4. Bunga Bunga merupakan sesuatu yang harum, melambangkan keindahan. Bunga juga melambangkan ketidakkekalan, karena semua yang berkondisi adalah tidak kekal dan tidak abadi. Bunga mekar yang harum dan indah akan dinikmati, setelah layu dibuang. Demikian juga dengan jasmani kita adalah tidak kekal, 59 Matakin, Tata agama dan tata laksana upacara agama Konghucu, Bogor: Matakin, 1995, h. 30. 60 Ukuran lilin biasanya dengan ukuran kecil dan besar, untuk ukuran kecil selalu ada pada upacara besar maupun kecil. Sedangkan ukuran besar dinyalakan pada upacara besar dapat tua, sakit, kemudian mati yang tidak memandang apakah kita mau atau tidak. Kegiatan dalam Klenteng Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam klenteng Sam Po Kong, 61 adalah sebagai berikut: 1. Sembahyang Sang Ang Pek Kong Naik yang dilakukan pada tanggal 24 Tjap Djie Gwee Desember Imlek yang merupakan sembahyang urutan sembahyang tahun baru untuk menghormati dewa dapur Zao Jun Tjauw Koen Kong. 2. Sembahyang Nie Bwee penghabisan tahun yang dilakukan pada tanggal 30 Tjap Djie Gwee Desember Imlek 3. Sembahyang Sien Tjia tahun baru imlek yang dilakukan pada tanggal 1 bulan 1 Imlek 4. Sembahyang Thuw Ge pembukaan tahun dan bulan 5. Sembahyang Tjek Ang Pek Kong turun yang dilakukan pada tanggal 4 bulan 1 Imlek 6. Sembahyang King Thie Kong sembahyang Tuhan pada tanggal 8 menjelang tanggal 9 Djie Gwee bulan pertama 7. Sembahyang Kin Thie Kong dilengkapi dengan sajian untuk dewata tertinggi Giok Hong Siang Tee 8. sembahyang Goan Siauw sembahyang Tjap Go Me, sembahyang yang dilakukan pada tanggal 15 Tjia Gwee malam Januari Imlek 61 Wawancara Pribadi dengan Bapak Wen, Semarang, Tanggal 24 Maret 2006. 9. Sembahyang Tho tee kong sing djiet yang dilakukan pada tanggal 2 Djie Gwee untuk merayakan hari lahir Pek Kong Tanah 10. Sembahyang Go Gwee Tjik Pek Tjoen yang dilakukan pada tanggal 5 Go Gwee Mei Imlek 11. Sembahyang Poa Nie Tjik pertengahan tahun yang dilakukan pada tanggal 15 Lak Gwee Juni Imlek 12. Sembahyang Sam Po Gia Hio kedatangan Sam Po Kong di Gedong Batu Semarang yang dilakukan pada tanggal 2930 bulan 6 tahun Imlek atau Lak Gwee 29 Imlek. 13. Sembahyang King Hong Ping besar untuk memperingati awak kapal armada Cheng Ho. 14. Sembahyang Tiong Tjhioe Tjik pada hari itu orang makan Tiong Tjhioe Pia pada tanggal 15 Agustus Imlek. 15. Sembahyang Sam Po Tay Djien Sing Djiet sebagai perayaan hari lahir Sam Po Kong tanggal 29 bulan 11 tahun Imlek atau Cap It Gwee 29 Imlek. 16. Sembahyang Tang Tjik Winter Solstice tanggal 21, 22 atau 23 Desember Imlek. 17. Sembahyang Bwee Gwee tutup tahun 18. Sembahyang Kong Hu Tju Konfusius Disamping Sembahyang-sembahyang tersebut, pada setiap malam Jumat Kliwon terdapat kegiatan ritual sembahyang pemujaan Cheng Ho, Kyai Jurumudi atau Ong King Hong, Kyai Jangkar, Kyai Cundrik, dan Nyai Tumpeng, yang dilakukan oleh non peranakan Cina, khususnya orang Jawa Islam di sekitar Semarang dan daerah lainnya. Pada setiap hari pun ada yang melakukan sembahyang pemujaan di klenteng Sam Po Kong tetapi jumlahnya sedikit tidak seperti pada hari malam Jumat Kliwon. Lampiran I Peta Lokasi Tabel Pemeluk Agama Di Kota Semarang Agama Th 2000 Th 2001 Th 2002 Th 2003 Th 2004 Islam 1105616 1114837 1135418 1154109 1162988 Katolik 90763 92357 95674 98858 99910 Protestan 87202 88750 93765 96596 97683 Budha 16583 16445 18748 18330 18411 Hindu 9503 9932 6400 6786 6858 Jumlah 1309667 1322321 1350005 1374679 1385850 Sumber : BPS Kota Semarang Lampiran III Grafik Pemeluk Agama Struktur Pengurus Yayasan Sam Po Kong KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS BENDAHARA ANGGOTA Gambar denah Klenteng 3 1 16 4 6 5 7 8 9 14 15 18 19 20 10 2 11 13 12 17 10 U Keterangan denah Klenteng berdasarkan observasi lapangan pada tanggal 24 Maret 2006. 1. Pintu utara yang merupakan pintu pertama dan utama dari seluruh kompleks karena bersebelahan dengan area parkir 2. Tempat Istirahat 3. Toilet Umum 4. Hio Swa tempat penjualan perlengkapan sembahyang 5. Kantor Yayasan Sam Po Kong 6. Klenteng Dewa Bumi 7. Makam Kyai Jurumudi 8. Klenteng Utama Sam Po Kong 9. Goa Laksaman Cheng Ho 10. Prasasti Laksamana Cheng Ho 11. Altar Ho Ping 12. Altar Nabi Konghucu 13. Altar Kyai Djangkar 14. Makam Kyai Tumpeng, Nyai Tumpeng dan Kyai Djudrik 15. Asrama penginapan umum 16. Tempat parkir utama 17. Pos Keamanan 18. Pelataran terbuka atau sebagai pusat ruang terbuka 19. Pintu timur yang merupakan pintu masuk ke dua yang utama dari seluruh kompleks 20. Pintu selatan yang merupakan pintu masuk ketiga yang utama dari seluruh kompleks

BAB IV PANDANGAN DAN KEYAKINAN TERHADAP