Sejarah Singkat Laksamana Cheng Ho ke Semarang

C. Sejarah Singkat Laksamana Cheng Ho ke Semarang

Sejak dulu, Jawa selalu mempesona. Kekayaan sumber daya kultural, sejarah dinasti yang begitu panjang dan letaknya yang cukup strategis karena berada dipersimpangan crossroads juga merupakan daya pikat tersendiri sekaligus merangsang para emigran, petualang, pelancong, pedagang atau bahkan pelarian politik dari berbagai negara, baik utuk sekedar transit pemukiman maupun menjalankan bisnis dan transaksi politik. 36 Ratusan tahun yang lalu, ketika pelabuhan Semarang belum bertempat sebagaimana adanya sekarang, kapal-kapal yang berlabuh di Semarang harus berhenti di Simongan. Dengan begitu Simongan di zaman dulu merupakan sebagai pelabuhan serta letaknya ditepi laut. 37 Kota Semarang merupakan ibu kota Jawa Tengah, sekarang ini berbeda dengan Semarang pada abad ke XV, baik dari segi geografis, penduduk, ekonomi, sosial maupun budayanya. Menurut catatan arsip milik orang Cina, leluhur mereka untuk pertama kali mendarat di Batam Banten, Jawa Barat, kemudian baru berpencar menyusuri daerah-daerah lain di Indonesia, seperti Jepara, Lasem, Rembang, Demak, Tanjung, Buyaran, dan akhirnya Semarang, Jawa Tengah. 38 Mengenai tahun kedatangan Cheng Ho ke Semarang terdapat beberapa pendapat yang berbeda, menurut catatan melayu teks Ir. M. O. Perlindungan dalam bukunya H. J. De Graff bahwa Cheng Ho mendarat di Semarang pada tahun 1413 dan singgah selama 36 Sumanto Qutuby, Arus Cina-Islam-Jawa: Bongkar Sejarah atas Peranan Tionghoa dalam Penyebaran Agama Islam di Nusantara abad XV san XVI, Jogjakarta: Inspeal Press, 2005, h. 57. 37 Riwayat Singkat Sam Poo Tay Djien, kutipan dari Buku Peringatan Berdirinya Yayasan Klenteng Sam Po Kong tahun 1937. Lihat pula pada Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid XIV, Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1994, Cet II, h. 359. 38 Liem Thian Joe, Riwayat Semarang, Jakarta: Hasta Wahana, 2004, Cet. II, h. 1-2. satu bulan untuk perbaikan kapal-kapalnya. Sedangkan menurut Liem Thian Joe dalam bukunya Riwayat Semarang bahwa kira-kira pada tahun 1416 sudah ada orang Cina yang menginjakkan kakinya di daerah Semarang, orang Cina pertama yang sampai di Semarang ialah Sam Poo Tay Djin. Dia mempunyai peninggalan yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang, seperti Gedong Batu. Demikian pula pendapat Liem Djing Tjie dalam inskripsi yang berada di Klenteng Sam Po Kong, bahwa Cheng Ho mengunjungi tanah Jawa dua kali pada tahun 1406 dan 1416. Di tahun 1416 beliau mendarat di Simongan yang pada waktu itu masih terletak di pantai laut. 39 Terlepas dari pendapat-pendapat yang berbeda mengenai tahun kedatangan Cheng Ho di Semarang, namun riwayat Semarang selalu dikaitkan dengan cerita kedatangan Cheng Ho di kota Semarang. Manurut cerita dikalangan keturunan Cina di Indonesia, khususnya di Semarang, tersiar kabar mengenai kedatangan armada Cheng Ho di Semarang, Jawa Tengah. Pada pertengahan pertama abad ke XV, kaisar Yung Le di Dinasti Ming mengutus suatu armada untuk mengadakan kunjungan muhibah ke laut selatan. Armada tersebut dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho di bantu oleh Wang Jinghong Ong King Hong sebagai orang kedua. Ketika armada berlayar di pantai utara Jawa, Wang Jinghong mendadak sakit keras. Menurut perintah Cheng Ho, armada itu singgah di pelabuhan Simongan kemudian bernama Mangkang, Semarang. Setelah mendarat, Cheng Ho dan awak kapalnya menemukan sebuah gua. Gua itulah dijadikan suatu tangsi untuk sementara. Dan dibuatlah sebuah pondok kecil di luar gua sebagai tempat peristirahatan dan mengobati bagi Wang Jinghong. Wong Jinghoang mulai membaik sakitnya. Sepuluh hari kemudian Cheng Ho melanjutkan pelayarannya ke barat dengan meninggalkan 10 39 Amin Budiman, Semarang Riwayatmu Dulu, h. 17. awak kapal untuk menjaga kesehatan Wang Jinghong di samping sebuah kapal dan perbekalan-perbekalan. Akan tatapi sesudah sembuh Wang Jinghong menjadi betah tinggal di Semarang. Dipimpinnya 10 awak kapal itu untuk membuka lahan dan membangun rumah. Dimanfaatkannya pula kapal yang disediakan Cheng Ho untuk mereka bila hendak menyusul armadanya. 40 Kapal tersebut digunakan Wang Jinghong untuk usaha perdagangan di sepanjang pantai. Kemudian awak kapalnya beturut-turut menikah dengan wanita setempat. Berkat jerih payah Wang Jinghong dan anak buahnya, kawasan sekitar gua tersebut berangsur-angsur menjadi ramai dan makmur, bersama dengan orang-orangnya ia kemudian mulai mengelola tanah untuk kehidupannya dan berdagang di sepanjang pantai Jawa. Ia kemudian melakukan dakwah, mengajar dan menyebarkan agama Islam kepada penduduk setempat yang kemudian menghoramatinya dan menyebut imam dan jurumudi Sam Po. 41 sehingga semakin banyak orang Cina yang datang dan bertempat tinggal serta bercocok tanam di sana. 40 Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, h. 61. 41 Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, h. 33.

BAB III KLENTENG SAM PO KONG