Sistem Operasional Asuransi Syariah Pembebanan biaya operasional

h. Larangan Maisir judi Yaitu adanya salah satu pihak yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian. i. Larangan Gharar Ketidakpastian Gharar dalam pengertian bahasa adalah al – khida’ penipuan yaitu suatu tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan.

3. Sistem Operasional Asuransi Syariah

Sistem operasional asuransi syariah dilandasi oleh tiga prinsip, yaitu : a. Rasa saling bertanggungjawab b. Kerja sama dan saling membantu c. Serta saling melindungi antara para peserta dan perusahaan. Perusahaan asuransi syariah bertindak sebagai mudharib, yaitu pihak yang diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta sebagai shahibul maal untuk mengelola uang premi dan mengembangkan dengan jalan yang halal sesuai dengan syariah serta memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai dengan akad. Premi pada asuransi kerugian syariah dan term insurance life, preminya hanya mengandung unsur tabarru yang besarnya merujuk pada rate standard yang diterapkan Dewan Asuransi Indonesia DAI. Pembagian keuntungan didasarkan atas akad awal yang telah disepakati antara perusahaan dan peserta dalam bentuk persentase atau sistem pembagian tertentu, seperti 60 : 40 dari pendapatan bersih setelah dikurangi berbagai macam biaya atau beban asuransi, seperti reasuransi dan klaim. Surplus tersebut kemudain dibagi hasil antara peserta dan perusahaan. Bagian perusahaan ini diambil sebagai biaya operasional sebelum menjadi profit perusahaan.

4. Pembebanan biaya operasional

Untuk menghindari unsur ketidakadilan bagi peserta yang tidak mengetahui penggunaan dananya oleh perusahaan, perusahaan asuransi syariah tidak diperbolehkan membayar uang komisi agen atau biaya lainnya dengan uang premi, kecuali untuk penggunaan dana tabarru yang besarnya 5- 10 atas izin dan keikhlasan peserta. Ini karena dana tersebut akan dimanfaatkan untuk dana kebajikan dalam bentuk bantuan kepada peserta yang terkena musibah. Dengan tidak adanya pemotongan biaya, peserta pada tahun pertama telah memiliki nilai tunai yang dapat diambil jika peserta mengundurkan diri pada tahun pertama atau bulan pertama. Dana akan dikembalikan penuh kecuali dana tabarru. Namun melihat situasi dan kondisi sosial ekonomi serta pasar saat ini, dan tidak semua perusahaan memiliki modal besar, Dewan Pengawas Syariah membolehkan beberapa perusahaan asuransi menggunakan biaya loading, misalnya dalam bentuk biaya komisi dan biaya penagihan sebesar 20-30 dari premi tahun pertama. Agar tidak menyalahi akad mudharabah dan tabarru, perusahaan asuransi syariah tidak diperbolehkan mengenakan biaya tersebut kepada peserta. 39

5. Mekanisme Pengelolaan Dana Premi