Investasi yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang telah diberikan oleh Dewan Syariah Nasional yang telah tercantum dalam Fatwa DSN-MUI.
Untuk sementara waktu, masih dikelola oleh bagian konvensional, karena cabang syariah belum mampu mengelola sendiri. Cabang syariah masih
membutuhkan banyak dana untuk memperluas jaringan, pengembangan produk dan untuk mengurangi biaya – biaya operasional perusahaan. Itulah yang
menjadi alasan mengapa dana masih dikelola oleh konvensional.harapan kedepan mudah- mudahan cabang syariah dapat mengelola sendiri keuangannya. Namun,
harus digaris bawahi bahwa, hanya pengelolaannya dibagian konvensional tetapi pelaksanaannya syariah.
45
Bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah mengelola dana yang
berasal dari dana premi dan modal perusahaan.
1. Dana Premi
Premi kontribusi yang berasal dari peserta dikelola setelah dikurangi Ujroh kemudian dana tersebut dikumpulkan menjadi dana tabarru dan
diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi oleh bagian investasi. Setelah mendapatkan hasil dari investasi, dikembalikan ke pool tabarru dan dikurangi
beban asuransi seperti; klaim dan reasuransi. Sisanya menjadi surplus tabarru. Jika terjadi Surplus tabarru, akan dibagihasilkan kepada peserta dan
perusahaan sesuai dengan nisbah yang telah disepakai di awal perjanjian. Lihat gambar 4.1
Klaim asuransi dibayarkan pada peserta dari dana peserta dan alokasi untuk cadangan klaim ditetapkan di BUMIDA Bumiputera Syariah sebesar
45
Wawancara Pribadi dengan Syaiful Hadi, Kabag Teknik dan keuangan, Jakarta, 26 Februari 2008.
40 dari dana tabarru. Jumlah premi yang diinvestasikan pada tahun 2007 sebesar Rp. 10.788.712.336,-.
2. Modal Perusahaan
Modal perusahaan di investasikan untuk menopang laju perkembangan perusahaan. modal ini digunakan sebagai cadangan atau
talangan qardul hasan jika terjadi defisit pada dana tabarru dan akan dikembalikan apabila ditahun berikutnya terjadi surplus tabarru. Modal
perusahaan yang diinvestasikan pada tahun 2007 sebesar Rp. 10.000 000 000,- yang diinvestasikan ke berbagai instrumen jangka panjang ataupun
jangka pendek. BUMIDA Bumiputera Syariah menggunakan akad antara peserta dan
perusahaan dengan akad wakalah bil ujroh. Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak
kedua dalam hal – hal yang diwakilkan. Ujroh adalah upah atau imbalan, berasal dari kata ijarah yang berarti upahan. Ujroh dalam pembahasan ini adalah sebagai
biaya loading upah perusahaan, yaitu biaya – biaya yang dikeluarkan peserta untuk perusahaan pengelola dana sebagai biaya untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan, seperti biaya operasional perusahaan, meliputi biaya marketing, gaji karyawan, dsb.
Gambar 4.1 Skema Pengelolaan dana premi BUMIDA Bumiputera Syariah
Sumber : BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH
B. Menentukan instrumen investasi