Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

6 Pengadilan Agama Tangerang dan beberapa Pengadilan Agama lainnya sebagai suatu perbandingan dan pertimbangan penulis yakni untuk melengkapi penulis dalam mencari data serta mengobservasi data perihal sebuah kasus yang penulis ingin tulis dan pertimbangan hukum dari beberapa hakim tentang putusan dispensasi nikah di bawah umur oleh Pengadilan Agama Tangerang tahun 2009- 2010.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang muncul terkait dengan pernikahan di bawah umur yang diperbolehkan oleh pihak Pengadilan Agama Tangerang dengan pernyataan dispensasi pernikahan di bawah umur, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana batasan usia minimal nikah menurut hukuk positif? 2. Apakah nikah di bawah umur bisa terjadi di luar Pengadilan Agama? 3. Bagaimana pertimbangan para ahli hukum di Pengadilan Agama Tangerang tentang permohonan dispensasi nikah di bawah umur?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan yang telah disebutkan di atas maka tujuan sebuah penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui batasan minimal usia nikah menurut hukum positif. 2. Untuk mengetahui fakta hukum tentang nikah di bawah umur yang terjadi di luar Pengadilan Agama. 7 3. Untuk mengetahui pertimbangan para ahli hukum di Pengadilan Agama Tangerang tentang permohonan dispensasi nikah di bawah umur.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi pemikiran bagi masyarakat Islam dalam menyingkapi permasalahan hiduh bagi para keluarga di dalam bermasyarakat. Dalam hal inipun pengakuan hukum atas peresmian seseorang yang ingin melangsungkan sebuah pernikahan yang disahkan oleh Agama serta Negara, menjadi acuan yang sangat penting karena untuk hal kedepannya agar lebih baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, ataupun lingkungan di dalam masyarakat. 1. Untuk terciptanya sebuah pernikahan yang memang sudah semestinya ada dengan proses yang cepat dan mudah, namun karena beda hal dengan seseorang yang ingin menikah secara normal di kantor urusan agama KUA, karena tidak mempunyai banyak faktor yang menghalangi, dengan cepat dan mudah seseorang untuk mengesahkan pernikahannya menurut Agama dan Negara. 2. Untuk mengetahui proses mendapatkan sebuah penetapan hukum dari Pengadilan Agama perihal sepasang calon mempelai yang ingin menikah karena usia di bawah umur yang disebut dengan dispensasi, yang dalam hukum positif batasan umur bagi para calon yang ingin menikah sudah sangat jelas, maka pernikahan yang tidak sesuai dengan aturan hukum atau syarat 8 nikah yang sudah ditetapkan, maka proses untuk menikah atau kawin harus meminta penetapan nikah dari pihak Pengadilan Agama setempat bukan dari kantor urusan agama KUA. Dan prosedur atau proses di Pengadilan Agama tidaklah lama sesuai dengan jalannya persidangan yang baik oleh para pihak yang terkait. Namun jika proses persidangan mengalami hambatan atau persidangan tidak berjalan lancar, maka persidangan bisa mengalami hambatan dan akan berlangsung lama dengan proses yang begitu panjang. 3. Terakhir penelitian ini diharapkan dapat merumuskan cara yang tepat dalam hal penerapan hukum yang memperbolehkan adanya dispensasi nikah di bawah umur yang diperbolehkan oleh Pengadilan Agama Tangerang serta pengakuan hukum yang sah baik Agama serta Negara.

F. Metode Penelitian