Dasar Hukum Pernikahan Pengertian dan Dasar Hukum Pernikahan

21

2. Dasar Hukum Pernikahan

Pada dasarnya arti “Nikah’ adalah Akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki- laki dengan seorang perempuan dalam pertalian suami-isteri. 9 Islam menganjurkan dengan beberapa cara, dimana salah satunya adalah mengikuti sunah Rasulullah SAW, dan firman Allah SWT Surat Ar- Ra’ad 13 ayat : 38, yang berbunyi:                        Artinya : “Dan sesungguhnya kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunannya. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul ayat mu’jizat melainkan dengan izin Allah SWT. Bagi tiap- tiap masa ada kitab yang tertentu”. QS. Ar- Râd [13] ayat : 38. Dan salah satu tanda kekuasaan Allah SWT terhadap orang yang ragu untuk melakukan akad atau “Nikah”, maka Allah SWT menjanjikan suatu hal untuk memberikan kepadanya penghidupan yang berkecukupan, dan menghilangkan kesulitan-kesulitan dan memberikan kekuatan yang mampu mengatasi kemiskinan, dan apabila keraguan menghilang dan timbul sifat positif dan keberanian, maka Allah SWT akan kabulkan yang mempunyai nilai yang baik dan pantas menurut Allah SWT. 9 Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshary AZ, Loc. Cit., hal. 57-63 22 Seperti dalam firman Allah SWT Surat An-Nissa 4 ayat : 3, yang berbunyi:                               .  Artinya : “Dan jika kamu takut akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim bilamana kamu mengawininya, maka kawinilah wanita- wanita lain yang kamu senangi: dua. tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak- budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah yang lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”. QS. Ar- Râd [13] ayat : 38. Sehingga dasar hukum perkawinan yakni mengacu kepada Firman Allah SWT yakni Al-Quran nur karim dan Sunnah Rasulullah SAW. Karena inilah dasar hukum yang utama, sehingga hukum-hukum yang ada sekarang mengacu kepada sumber utama yang di atas.

B. Rukun Dan Syarat Pernikahan