Presiden dan Wakil Presiden

B. Presiden dan Wakil Presiden

Dalam sistem presidential, biasanya ditentukan adanya satu jabatan Presiden dan jabatan Wakil Presiden. Secara politik, pada hakikatnya Presiden dan Wakil Presiden adalah satu institusi yang tidak terpisahkan. Karena itu, lazimnya, mereka berdua dipilih dalam satu paket pemilihan. Karena itu, keduanya tidak dapat dijatuhkan atau diberhentikan karena alasan politik. Sebab, jika karena alasan politik, maka kedua-duanya haruslah berhenti secara bersama-sama. Akan tetapi, jika ada alasan yang bersifat hukum pidana maka sesuai dengan prinsip yang berlaku dalam hukum, pertanggungjawaban pidana pada pokoknya bersifat individual Individual responsibility, diberhentikan sesuai prosedur yang ditentukan konstitusi 8 . Karena itu, peran penting seorang Wakil Presiden dalam hubungannya dengan Presiden, Pertama-tama adalah sebagai pengganti reserved power. Sebagai pengganti Presiden, Wakil Presiden dapat bertindak untuk jangka waktu sementara atau dapat pula bertindak seterusnya sampai masa jabata Presiden habis. Peran kedua Wakil Presiden adalah sebagai ‘wakil’ yang mewakili Presiden melaksanakan tugas- tugas kepresidenan dalam hal-hal yang kepadanya didelegasikan oleh Presiden. Dalam hal demikian, Wakil Presiden bertindak sebagai petugas negara yang menjalankan tugas kepresidenan. Artinya, kualitas tindakan Wakil Presiden itu sama 8 Jimly Asshiddiqie, Format kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, h. 63 dengan kualitas tindakan Presiden sendiri. Peran ketiga, Wakil Presiden juga dapat bertindak membantu Presiden melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban Presiden. Syarat untuk dicalonkan dan pilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden adalah sama, karena pada satu saat Wakil Presiden dapat menjadi Presiden. Salah satu syarat yang sebenarnya berlaku umum adalah syarat sehat fisik dan mental. Syarat- syarat lainnya antara lain adalah syarat usia, misalnya sekurang-kurangnya 40 tahun. Tidak pernah dihukum pidana, kecuali tindak pidana politik, tidak pernah menjadi warga negara asing. Karena itu, salah satu syarat penting seorang Presiden adalah yang masyarakatnya sangat majemuk ini adalah bahwa yang bersangkutan harus mendapatkan dukungan diatas 50 persen rakyat yang memiliki hak pilih 9 . C. Kewenangan Presiden Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif executive power, juga memegang kekuasaan legislatif legislatif power dan kekuasaan yudikatif judicative power. Wewenang dan kekuasaan Presiden Republik Indonesia dibagi dua jenis yaitu selaku kepala negara dan selaku kepala pemerintahan. Cara membedakan antara tugas Presiden sebagai kepala negara dengan Presiden sebagai kepala pemerintahan adalah sebagai berikut 10 : Tugas dan tanggung jawab sebagai kepala negara meliputi hal-hal yang ceremonial dan protokoler kenegaraan, jadi mirip dengan kewenangan para kaisar dan 9 Jimly Asshiddiqie, Format kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, h. 65-67 10 Inu Kencana Syafi’ie, Al-Qur’an dan Ilmu Politik, h. 208 ratu pada berbagai negara lain, tetapi tidak berkenaan dengan kewenangan penyelenggaraan pemerintahan. Kekuasaan dan kewenangan kepala negara tersebut meliputi sebagai berikut: a. Melangsungkan perjanjian dengan negara lain b. Mengadakan perdamaian dengan negara lain c. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya d. Mengumumkan Perang dengan negara lain e. Mengangkat, melantik dan memberhentikan Duta dan Konsul untuk negara lain f. Memberikan gelar , tanda jasa, tanda kehormatan tingkat nasional g. Menerima surat kepercayaan dari negara lain melalui Duta dan Konsul negara lain h. Menguasai angkatan darat, laut, dan udara serta kepolisian 11 . Kekuasaan dan kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan adalah karena fungsinya sebagai penyelenggara tugas eksekutif, meliputi sebagai berikut: a. Memimpin kabinet b. Mengangkat dan melantik menteri-menteri c. Memberhentikan menteri-menteri d. Mengawasi operasional pembangunan e. Menerima mandat dari MPR RI. 11 Inu Kencana Syafi’ie, Al-Qur’an dan Ilmu Politik, h. 209 Di samping itu, karena Indonesia berlaku pembagian kekuasaan distribution of power sehingga masing-masing kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif hanya dibagi-bagi, dalam arti masih ada hubungan satu sama lain. Karenanya Presiden RI juga mempunyai kekuasaan sebagai berikut 12 : Di bidang legislatif: a. Membentuk Undang-undang dengan persetujuan DPR b. Menetapkan Peraturan Pemerintahan sebagai pengganti Undang-undang c. Menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai tata cara untuk menjalankan Undang-undang. Di bidang yudikatif a. Memberikan grasi Yaitu hak untuk memberikan pengurangan hukuman atau pengampunan dan pembebasan hukuman sama sekali. Contoh, mereka yang pernah dihukum dengan hukuman mati, dikurangi menjadi hukuman seumur hidup. b. Memberikan abolisi Yaitu hak untuk memberikan pernyataan bahwa hukuman tuntutan pidana harus digugurkan atau suatu tuntutan pidana yang telah di mulai harus dihentikan. Contoh, yaitu mereka yang pernah tersangka melakukan perbuatan pemeberontakan dibatalkan sebelum diadili. c. Memberikan amnesti 12 Inu Kencana Syafi’ie, Al-Qur’an dan Ilmu Politik, h. 210 Yaitu hak untuk memberikan pernyataan bahwa hukuman tuntutan pidana yang telah dijatuhkan, harus dibatalkan. Contoh, yaitu mereka yang pernah dituduh melakukan perbuatan yang ditindak pidana dibatalkan sesudah diadili. d. Memberikan rehabilitasi Yaitu hak untuk memberikan pernyataan pengembalian nama baik seseorang. Contoh, mereka yang pernah dihukum dan namanya tercemar, dapat dikembalikan nama baiknya melalui sebuah pernyataan. Jadi dapat dilihat begitu besarnya kekuasaan Presiden RI, hak tersebut disebabkan karena pengaturan dalam UUD 1945. diharapkan mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang besar demi tetap terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga MPR RI dirasa perlu untuk menjabarkan ke dalam berbagai ketetapan, misalnya batas penetuan berapa kali seseorang memangku jabatan Presiden. Membatasi waktu seseorang dengan menentukan berapa kali terhadap yang bersangkutan dinyatakan boleh dipilih kembali, sama sekali bukan merupakan pengkebirian terhadap hak seseorang Indonesia asli untuk jadi Presiden, dan juga bukan pengkebirian terhadap UUD 1945 itu sendiri, tetapi bahkan merupakan usaha dan menjabarkannya lebih lanjut. Pasal 7 UUD 1945 menyatakan sebagai berikut: “Presiden dan Wakil Presiden memgang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali”. Pada pasal tersebut di atas menyatakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden hanya dipilih dua kali atau sepuluh tahun masa jabatan, karena apabila lebih dari waktu tersebut di atas, maka bunyinya akan sebagai berikut: “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih berkali-kali” 13 . 13 Inu Kencana Syafi’ie, Al-Qur’an dan Ilmu Politik, h..211 BAB IV ANALISIS KEWENANGAN PRESIDEN MENURUT UUD 1945 HASIL AMANDEMEN DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN ISLAM

A. Kewenangan Presiden dalam UUD 1945 sebelum Amandemen