Kewenangan Presiden atau Kepala Negara Menurut Perspektif Ketatanegaraan Islam

8. Pengangkatan pejabat-pejabat publik, seperti anggota BPK Pasal 23F, Hakim Agung Pasal 24A ayat 3, anggota Komisi Yudisial Pasal 24B ayat 3 harus dengan persetujuan DPR. 9. Presiden berwenang membentuk DPA yang dihapuskan. 10. Dalam pembentukkan, pengubahan, dan pembubaran kementrian harus diatur dengan UU Pasal 17 ayat 4, tidak bebas seperti sebelumnya 16 .

C. Kewenangan Presiden atau Kepala Negara Menurut Perspektif Ketatanegaraan Islam

Lembaga Kepresidenan atau Kepala negara dan Pemerintahan diadakan sebagai pengganti fungsi kenabian dalam menjaga agama dan mengatur dunia. Lembaga Kepresidenan menurut perspektif ketatanegaraan Islam adalah tugasnya melaksanakan undang-undang al-Sulthah al-tanfidziyah. Dalam hal ini negara melakukan kebijaksanaan baik yang berhubungan dengan dalam negeri, maupun yang menyangkut dengan hubungan sesama negara hubungan internasional 17 . Pengangkatan kepala Negara untuk memimpin umat adalah wajib menurut ijma. Jika kepemimpinan negara ini kewajiban, maka kewajiban itu gugur atas orang lain, jika tidak ada seorang pun yang menjabatnya maka kewajiban ini dibebankan kepada dua kelompok manusia. Pertama adalah orang-orang yang mempunyai wewenang 16 Jimly Asshidiqie, Hukum Konstitusi Mahkamah Konstitusi, h. 55 17 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah, h.137 memilih Kepala Negara bagi umat Islam, kedua adalah orang-orang yang mempunyai kompetensi untuk memimpin negara sehingga mereka menunjuk salah seorang dari mereka yang memangku jabatan itu 18 . Kewajiban-kewajiban yang harus diemban Kepala Negara itu meliputi semua kewajiban umum baik yang berkenaan dengan tugas-tugas keagamaan maupun kemasyarakatan, yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah seperti mempertahankan agama, menegakkan keadilan atau menyelesaikan perselisihan pihak yang bersengketa melalui penerapan hukum, mencegah kerusuhan dan melindungi hak-hak rakyat, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan jihad, mengatur perekonomian negara dan mmbagi rampasan perang, dan sebagainya. Kewajiban utama dari seorang imam adalah mempraktikkan totalitas syari’ah didalam umat dan menegakkan institusi-institusi yang menyerukan kebajikan dan mencegah kejahatan. 19 Di samping itu, wewenang Imam atau Kepala Negara adalah:

1. Menegakkan hukum dan bertindak juga sebagai juru bicara bagi

masyarakatnya dalam hubungan-hubungan dengan masyarakat di luar wilayahnya. 18 Imam al-Mawardi, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan dalam takaran Islam, h. 16-17 19 Ridwan HR, Fiqih Politik gagasan, harapan dan kenyataan, h. 272

2. Imam menegakkan hukum yang mengatur hubungan antara umat baik

pada masa perang maupun masa perdamaian. 3. Mengeluarkan perintah perang. 4. Memberlakukan hukum di wilayah-wilayah yang baru diduduki 5. Menghukum umat Islam dan non Islam dalam wilayahnya apabila mereka terbukti melanggar hukum.

6. Memutuskan kapan jihad dilakukan atau kapan jihad harus dihentikan.

7. Menyarankan kapan umat Islam menerima dan menyetujui perdamaian dengan pihak musuh. Semua kewenangan ini bukan tanpa ada pembatasannya. Imam harus menjalankannya dalam batas-batas hukum tertentu, dengan memenuhi sasaran dan tujuan hukum 20

D. Analisis Persamaan dan Perbedaan