p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.
3. Kewirausahaan a.
Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolahmadrasah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolahmadrasah
sebagai organisasi pembelajar yang efektif. c.
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolahmadrasah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolahmadrasah. e.
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksijasa sekolahmadrasah sebagai sumber belajar peserta
didik.
4. Supervisi a.
Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka pe- ningkatan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan meng-
gunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. c.
Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
5. Sosial a.
Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolahmadrasah
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
5
3. Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah
Untuk menajadi kepala sekolah profesional yang dituntut mampu menjawab tantangan zaman, kepemimpinan kepala sekolah tidak hanya
dibatasi oleh kegitan formal dan rutinitas. Tetapi, kepala sekolah dituntut untuk bisa menjadi:
A. Kepala Sekolah sebagai Educator pendidik
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0296U1996, merupakan landasan penilain kinerja kepala sekolah.
Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki kemampuan untuk
5
httpgoogle;sisdiknasnas.
membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan yang non guru,
membimbing pesrta
didik, mengembangakan
tenga kependidikan, mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh
mengajar.
6
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusip memberikan nasehat kepada warga sekolah, memeberikan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan
mengadakan program eklerasi bagi peserta didik yang cerdas di ats normal.
Pendidik adalah orang yang memberikan motivasi, kooperasi dan kompetensi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, serta
individualities. Kepala sekolah disebut sebagai pendidik karena kepala sekolah dituntut untuk mampu menggunakan prinsip yang dimiliki oleh
prinsip seorang pengajar. Yaitu: 1.
Motivasi, motivasi ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara
yang khas.
7
2. Kooperasi dan kompetensi, banyaknya stimulus belajar yang menuntut
adanya kerjasama antarpelajar dalam pemcehannya.
8
Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu membangkit motivasi beajar peserta didik, antara lain dengan
memperhatikan prinsip-prinsip: peserta didik akan bekerja keras kalau dia punya minta dan perhatian terhadap pekerjaanya,
memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, memberikan penghargaan terhadp hasil kerja dan prestasi peserta didik,
menggunkan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna.
9
6
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007,h. 101
7
M. Suparta, Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Amissco Jakarta, 2002, h. 72
8
Ibid h. 74
9
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasi Kompetensi Konsep karakteristik dan Implementasi, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 186
Sumidjo 1999:122 mengemukakan bahwa memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi
pendidik, melainkan melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana stratgei pendidikan
itu dilaksanakan.
10
Acuan pokok konsep pendidikan adalah konsep tentang manusia hakikat dan tujuan hidup dan alam, yang kemudian lahir
daripadanya konsep hakikat dan tujuan hidup, tujuan pendidikan, kurikulum, metodologi, proses belajar mengajara dan evaluasi.
11
Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikinya empat macam
nilai, yaitu: 1.
Pembinaan mental, yaitu pembinaan para tenaga kependidikan tentang hala-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak.
2. Pebinaan moral, Yaitu memebina para tenaga kependidikan
tentang hal-hal
yang berkaitan
dengan ajaran
baik burukmengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai
dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan. 3.
Pembinaan fisik, yaitu pembinaan para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau
badan, kesehatan atau penampilan mereka secara lahiriyah. 4.
Pembinaan artistik, yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni
dan keindahan.
12
Begitu komplek yang dihadapi oleh kepala sekolah. Benar, apa yang disebutkan oleh Bush dan Middlewood bahwa kepemimpinan memegang
peranan yang sangat penting dalam pengembangan sekolah secara keseluruhan.
13
Peranan yang disebut dengan multi fungsi harus digenggam oleh kepala sekolah, karena apapun arah dan tujuan sekolah akan
10
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007,h. 99
11
H. Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h.11
12
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007,h 99-100
13
Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif¸ Yogyakarta:PT. LKiS Printing Cemerlang, 2010, h. 3
ditentukan oleh kebijakan dan insting kepala sekolah. Kemana arah kemudi kapal akan berlayar tergantung bagaimana nahkoda mengarahkan.
Kepala sekolah sebagai pendidik educator harus mampu dan menanamkan kan paling tidak empat macam nilai. Yaitu:
a. Mental, hal-hal yang baerkaitan dengan sikap batin dan watak
manusia; b.
Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang
diartikan sebagi akhlak, budi pekerti dan kesusilaan; c.
Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatn dan penampilan manusia secara lahiriyah;
d. Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia
terhadap seni dan keindahan.
14
B. Kepala Sekolah sebagai Manajer